Monday 25 October 2010

Mengajar anak SD

Baru aja saya ngucap salam beberapa anak udah mulai betingkah di kursi belakang, ada yang nyolek kawannya lah, ada yang mulai tukaran tempat duduk.
" pak..pak..kami gak mau disuntik..."
ha ha ha..ternyata ini yang membuat mereka kasak kusuk sedari tadi...
"gak..kita gak ada suntik menyuntik, kita mau belajar cara mencuci tangan yang baik..."
sambil ngasih materi kesehatan tentang cuci tangan, saya ajak mereka buat memperagakannya sambil bermain. ya yang namanya anak-anak klu di ajak maen pasti seneng.
inilah pengalaman pertamaku ngajar anak SD, luar biasa. butuh kesabaran tingkat tinggi. asyik juga sebenarnya berinteraksi dengan mereka, keingintahuan yang luar biasa. tapi, ngontrol kelas yang muridnya hampir 40 orang itu luar biasa juga menguras tenaga....suaraku mulai hilang mengimbagi murid yang paling ribut di belakang....

" pak, kalau main wak lai pak"...seorang anak yang dibarisan depan mengingatkan klu waktu istirahat sudah masuk....

seperti inilah ternyata mengajar anak SD, salut saya buat Guru2 SD yang mendedikasikan diri mendidik anak-anak Negeri ini. terimaksih Guruku....

PKS dan Harapan yang Tersisa untuk Indonesia


PKS dan Harapan yang Tersisa untuk Indonesia
Oleh: Anugrah Roby Syahputra

Jika mendengar nama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut, kita akan langsung terbayang pada sosok anak-anak muda berjenggot rapi dan kaum perempuan berbusana rapi dengan jilbab besar yang rajin berdemonstrasi. Ya, partai yang cikal bakalnya disebut Ali Said Damanik (Fenomena Partai Keadilan, 2002) berakar dari Gerakan Tarbiyah yang marak di kampus-kampus pada dekade 80-an itu kini melaksanakan Musyawarah Wilayah ke-2 untuk wilayah Sumatera Utara yang berlangsung di Medan pada tanggal 7-10 Oktober 2010. Ini merupakan momentum yang tepat untuk merumuskan perbaikan bagi tanah bertuah yang berbudi luhur ini.

Banyak hal yang telah ditorehkan oleh partai berlambang dua bulan sabit kembar mengapit padi ini. Sejak awal mula pendiriannya saja, partai yang dulunya bernama Partai Keadilan (PK) ini telah mencengangkan publik Indonesia. Deklarasi pendiriannya di halaman Masjid Al-Azhar, Jakarta dihadiri lima puluh ribu kader. Ini mengagetkan banyak pihak bagaimana mungkin sebuah partai baru bisa menghadirkan massa sebanyak itu. Terlebih lagi setelah mengetahui hasil Pemilu 1999 di mana PK berhasil merebut 7 kursi DPR RI, 26 kursi DPRD Propinisi, 163 kursi DPRD Kabupaten/Kota dan 1,4 juta suara pemilih atau 1,6 % dukungan rakyat. Ini sebuah debut perdana yang mengagumkan. Cuma PK satu-satunya partai baru yang bisa mendapat raihan suara sebanyak itu.

Lalu keajaiban kembali terjadi di 2004. Electoral treshold yang saat itu menjegal banyak kekuatan politik reformasi, tidak menjadi penghalang bagi partai dakwah ini untuk terus bekerja. Mereka memilih baju baru PKS untuk mewarisi dan melanjutkan cita-cita perjuangan PK. Dan hasilnya PKS (bersama Partai Demokrat) menjadi rising star dalam percaturan politik nasional. Capaian suaranya melejit tajam hingga 7,34% (8.325.020) dari jumlah total pemilih dan mendapatkan 45 kursi dari total 550 kursi di DPR. Sementara di Pemilu 2009 sebenarnya PKS mengalami “kekalahan” di beberapa kota besar yang menjadi basis mereka seperti Jakarta, Bandung dan Medan setelah disapu oleh tsunami iklan SBY dan Demokrat, meskipun syukurnya PKS bisa melakukan ekstensifikasi konstituen yang kini semakin melebar tidak hanya di wilayah urban.

Namun, hal yang amat patut diapresiasi adalah semangat PKS yang tak pernah pupus untuk berbuat kebaikan bagi bangsa. Program-program sosial mereka tetap dijalankan, meski tidak diekspos besar-besaran oleh media massa. Dalam penanggulangan bencana, PKS tetap menurukan relawan dan bantuan dana yang tidak pernah sedikit. Termasuk ketika membantu korban musibah gempa Sumatera Barat, Situ Gintung, dan banjir di beberapa daerah. Aksi-aksi solidaritas tetap mereka jalankan meskipun sering difitnah menjadikan kepedihan saudara sendiri di Palestina sebagai komoditas politik. Tulus atau tidak, sedikitnya sudah lebih dari 22 milyar rupiah yang berhasil dihimpun dan disalurkan PKS untuk perjuangan kemerdekaan dan misi kemanusiaan di bumi Al-Quds sana. Begitu pula para anggota legislatifnya yang sampai saat ini Insya Allah masih amanah dan tetap menolak budaya suap walaupun tak jarang dicemooh sebagai orang munafik. Seperti yang dilansir berbagai media, PKS masih tetap menjadi partai terdepan dalam perlawanan terhadap kultur koruptif di pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan data KPK yang menunjukkan bahwa PKS adalah partai yang paling tinggi angka pengembalian gratifikasinya dan tingkat kepatuhan dalam melaporkan kekayaan.

Di samping itu, sejauh ini partai yang kini dipimpin Luthfi Hassan Ishak itu mau tak mau harus diakui telah berhasil melakukan strategi political marketing yang jitu. Terbukti slogan Bersih, Peduli dan Profesional yang didengung-dengungkan telah melekat di benak masyarakat. Hal ini bukanlah semata karena faktor keunggulan konsultan politik sebagaimana yang dilakoni parpol lain, melainkan lebih disebabkan oleh kesantunan sikap berpolitiknya yang tetap mengedepankan prilaku jujur dan bersih, kepekaan pengurus dan kadernya terhadap masalah sosial dan isu-isu kerakyatan serta keberhasilan kader-kadernya yang didaulat menjadi pejabat publik. Kementerian Pertanian yang telah dua kabinet dipegang oleh kader PKS misalnya telah mencatatkan prestasi memperoleh swasembada pangan. Selain itu, kader PKS yang menjad kepala daerah pun juga tak kalah prestasinya. Misalnya, Nurmahmudi Ismail yang mendapat amanah sebagai walikota Depok mendapatkan penghargaan dari KPK sebagai kota yang paling bersih dan tranparan proses pengadaan barang dan jasanya.
Membaca Jalan Moderat PKS

Sejak Mukernasnya pada 2008 di Denpasar, wacana perubahan PKS menjadi partai terbuka menggema di mana-mana. Partai yang selama ini dicap ekslusif ini menyatakan kesiapannya untuk membersamai seluruh komponen bangsa tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama dan ras. Apalagi setelah Munas ke-2 PKS di Hotel Ritz Carlton, Jakarta yang semakin meneguhkan komitmen mereka menghargai pluralitas dan kebhinekaan Indonesia dengan mengundang tokoh-tokoh Amerika dan negara Eropa untuk duduk bersama membincangkan masa depan bangsa. Hal tersebut, ungkap J. Kristiadi, menunjukkan bahwa PKS adalah partai yang percaya diri dan bukan harus inferior terhadap negara adidaya. Ditambah lagi iklan-iklan yang menampilkan sosok-sosok beragam mulai dari kyai sampai anak punk, mulai dari Natsir sampai Soekarno dengan merahnya yang menyala. Barangkali pencitraan keberagaman yang ditampilkan tersebut adalah dalam kerangka mewujudkan visi dan misi PKS sebagai “Partai Dakwah Penegak Keadilan dan Kesejahteraan dalam Bingkai Persatuan Ummat dan Bangsa” sebagaimana tercantum dalam AD/ART partai. Partai ini kemudian ingin bisa dikategorikan sebagai kelompok “moderat” (Collins, 2004; ICG, 2005), dalam pengertian menerima demokrasi dan bekerja dalam kerangka konstitusional dan non-kekerasan demi memperoleh simpati masyarakat. Sebab, beberapa waktu sebelumnya, santer tuduhan bahwa PKS membawa hidden agenda untuk menegakkan negara Islam yang dikhawatirkan sebagian kalangan akan merugikan kelompok minoritas. Kekhawatiran itu setidaknya terungkap dalam buku Ilusi Negara Islam yang diterbitkan oleh Ma’arif Institute dan LibforAll Foundation. PKS mendapat fitnahan keji sebagai agen kelompok transnasional garis keras yang akan merongrong kedaulatan NKRI. Begitupun, rakyat jualah yang akan menilai siapa yang santun dan siapa yang bersikap kasar layaknya teroris.

PKS dan Harapan yang Tersisa

Jujur saja, mungkin polah politik otoriter orde baru yang koruptif telah membuat sebagian besar masyarakat republik ini mengimani kepercayaan Machiavelli bahwa politik itu kotor. Wajar saja kalau kepercayaan rakyat terhadap parpol rendah. Hal itu tercermin dari semakin rendahnya tingkat partisipasi pemilih di berbagai Pemilu dan Pilkada. Hingga kemudian datang PKS yang menggabungkan dua unsur kebaikan: semangat anak muda (hamasatusy-syabab) dan kebijaksanaan para ulama (hikmatusy-syuyukh). Inilah jawaban akan penantian masyarakat akan perbaikan negeri ini. Satu-satunya harapan yang masih tersisa setelah berbagai perilaku amoral dipertontonkan oleh pejabat pemerintahan dan kader partai lain. Maka, sisa harap itu tertumpu di pundak PKS yang menasbihkan diri sebagai agent of change.

Oleh karenanya, PKS tak boleh membuat rakyat kecewa. PKS harus terus berikhtiar untuk kebaikan Indonesia. Dan, tentunya partai ini bukanlah kumpulan malaikat tanpa noda dan dosa. Ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam tubuh partai ini. Pertama, menjaga orisinalitas (ashalah) gerakan. Menjadi partai terbuka memanglah tuntutan konstitusi dan agama. Sebab ini adalah sarana untuk menyebarkan kebaikan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Namun yang harus digarisbawahi adalah jangan sampai karena kepentingan taktis seperti ini PKS kehilangan ruhnya sebagai sebuah gerakan dakwah. Core aktivitasnya sebagai pemikul amanah dakwah tak boleh terlupakan. Para pemimpinnya juga harus mengingat bahwa PKS bukanlah partai yang besar karena popularitas atau kharisma pemimpinnya, namun ia besar karena loyalitas dan militansi kadernya yang terbangun dari proses kaderisasi yang matang. Itulah mengapa aspek pembinaan internal dengan mensolidkan struktur dan terus-menerus meng-up-grade kader menjadi prioritas penting.

Kedua, memelihara keteladanan tokoh dan kader. Kasus yang menimpa Misbakhun sudah semestinya menjadi pelajaran bagi pengurus PKS. Meski aleg PKS tersebut belum terbukti bersalah, namun tak pelak kejadian itu telah mencoreng nama baik PKS yang telah lama dibangun. Ibarat kata pepatah, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Profil kader PKS yang kokoh dan mandiri, dinamiis dan kreatif, spesialis dan berwawasan global dan lainnya itu haruslah terejawantahkan dalam laku sehari-hari kadernya sehingga kalau bisa akan terbit lagi seri-seri berikutnya dari buku Bukan di Negeri Dongeng (Kisah Para Pejuang Keadilan). Karena rakyat kita merindukan sosok yang sederhana dan bersahaja layaknya KH Rahmat Abdullah atau DR. Hidayat Nur Wahid yang bisa mereka teladani, yang sama antara tutur dan lakunya.

Ketiga, mengeluarkan kebijakan dan sikap politik yang populis. Sejarah adalah guru yang paling jujur. Maka PKS wajib bercermin pada gonjang-ganjing akibat iklan Soeharto dan tokoh-tokoh ormas Islam yang dicatut. PKS juga harus mengevaluasi statement kontroversial yang sering disampaikan oleh kadernya seperti Fahri Hamzah dan Anis Matta. Tak ada salahnya memang melakukan manuver politik. Apalagi untuk sebuah strategi agar dapat menjadi headline media massa. Namun ijtihad itu perlu dikaji ulang jika kemudian justru menimbulkan keresahan di masyarakat atau bahkan tubuh internal partai sendiri. Ada baiknya PKS berhati-hati dalam menyampaikan sikap politik ini khususnya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak semisal harga BMM dan tarif dasar listrik.

Termasuk bagaimana PKS harus mencari posisi aman atas dua tuntutan kelompok yang berseberangan: pendukung formalisasi syariat Islam yang kaffah dan pembela kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia yang berideologi liberal bahkan cenderung fobia terhadap Islam. Untuk hal ini, PKS dapat belajar dari merosotnya suara PAS di Malaysia setelah mereka mengeluarkan buku yang berjudul Negara Islam, sebuah buku yang secara tegas memuat platform dan visi PAS untuk menerapkan Islam dalam hukum positif di negara jiran itu. Sebaliknya, partai AKP di Turki bisa menggapai kemenangan besar di sana dan menguasai 100% kabinet pemerintahan dengan “perngorbanan” merelakan sebagian nilai-nilai sekuler tetap bersemi dan saling berebut posisi dengan nilai Islam di tengah masyarakatnya.

Keempat, menyiapkan SDM yang mumpuni untuk mengelola negara. Sudah bukan rahasia lagi kalau PKS dihuni oleh kader-kader muda yang berpendidikan dan punya latar belakang sebagai aktivis mahasiswa di kampusnya. Ini membuat idealisme dan cita-cita mereka menemukan muara yang tepat. Hal seperti inilah yang perlu terus dimatangkan oleh PKS agar ketika kelak masyarakat memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada PKS, tidak ada lagi keterkejutan. Mengelola negara bukanlah pekerjaan sepele yang semudah membalikkan telapak tangan. Sebab untuk menyusun kembali puing reruntuhan yang terserak ini tak cuma dibutuhkan orang shalih dan jujur, namun juga harus cakap dan kapabel.

Akhirnya, kita harus terus berikhtiar, berdo’a dan memupuk harapan itu agar mindset masyarakat tak lagi berbunyi, “Ah, buat apa nyontreng, siapapun yang terpilih, tetap juganya awak hidup susah.” Alangkah indahnya kalau kemudian yang terdengar dari mereka adalah optimisme menyongsong kebangkitan kembali kejayaan zamrud khatulistiwa ini bersama PKS. Semoga.

Tulisan ini memenangkan Juara Pertama dalam Lomba Penulisan Opini Muswil ke-2 PKS Sumut 2010

Sunday 24 October 2010

Suara-suara Minoritas

sore itu,selepas ku tunaikan kewajibanku shalat Ashar. saya langsung mencari teman2 dan menunggu Ustad H. Yos Sariadi untuk melihat seorang pasien kurang mampu di kabupaten 50 Kota. lelahku sehabis dinas di rumah sakit bukanlah penghalang untuk memberi sedikit apa yang ku bisa . apakah saya ikhlas? terlalu mudah kalau hanya sekedar bibirku yang berucap, biarlah masalah ikhlas atau tidak hanya saya dan Tuhan yang tahu, kamu tak perlu tahu akan hal yang menjadi sebuah privasi bagiku dan Rabbku.

kami susuri jalan2 kecil menuju sebuah desa di Mungka, kalau orang Minang lebih mengenalnya dengan sebutan Jorong, perjalanan yang cukup jauh hampir 45 menit dengan mobil reot Ustad H. Yos yang nota benenya adalah seorang anggota DPRD kab 50 kota. seringkali jalanan berlobang memperlambat laju mobil tua yang kami tumpangi. setelah perjalanan dengan mobil kemudian kami lanjutkan dengan berjalan kaki menapaki lereng bukit menuju rumah pasien. benar-benar melelahkan....

seorang ibu dengan kepala terikat menderita sakit kepala hebat sudah hampir 3 bulan ini, tak bisa ke rumah sakit dengan alasan biaya yang tidak ada. gurat2 wajahnya yang menahan sakit sungguh jelas terlihat meski senyumnya menyambut kedatangan kami. setelah dilakukan pemeriksaan, dengan gejala yang ada kemungkinan besar ada peningkatan tekanan intrakranial, namun untuk memastikan diagnosisnya harus di bawa ke rumah sakit. lagi-lagi pasien tak bisa mengiyakan anjuran ntuk ke rumah sakit... biar saya yang ngantar nanti dan menanggung biayanya jawab Ustad. alhamdulillah, ternyata masih ada orang yang peduli.

saya akui memang buruknya citra anggota dewan di mata kita sudah tak bisa dipungkiri. jalan2 keluar negeri dengan alasan yang tidak tepat di saat rakyat banyak menderita kemiskinan, belajar etika seakan dinegeri ini tak ada yang bisa mengajarkan etika. menghabiskan uang rakyat untuk kepentingan pribadi. sehingga keprcayaan kita terhadap mereka perlahan mulai habis. tapi, tidak tepat juga kalau kita menghakimi mereka semua sama. semua busuk, semua menghabiskan uang rakyat. di saat yang lain melancong ke luar negeri ternyata masih ada satu dua orang yang melancong dari rumah ke rumah penduduk miskin menanyakan keadaannya, memeriksa kesehatannya. yakinlah suara-suara minoritas itu dengan lantang menyuarakan kepentingan rakyat di gedung DPR sana, suara2 minoritas yang seringkali diacuhkan, suara-suara minoritas yang seringkali dicemooh dengan kata-kata sok suci, sok bersih.
saya tetap yakin harapan itu masih ada untuk negeriku tercinta

Friday 22 October 2010

Amanahku di Kota Himsh


“ ya Amirul Mukminin, Gubernur kami selalu datang di tempat tugas setelah matahari tinggi”.
Aku hanya terdiam, kubiarkan masyarakat menyampaikan apa yang mereka rasakan kepada khalifah Umar. Mungkin banyak ketidakpuasan mereka atas kepemimpinanku. Khalifah Umar menatapku, beliau seperti menginginkan jawabanku. Tak ingin rasanya aku menjawabnya, tapi ini harus dijelaskan agar tidak ada fitnah.
“wahai Sa’id, apakah benar apa yang disampaikan rakyatmu?”
Ku tegakkan kepalaku, ku pandangi Khalifah Umar, wajahnya yang begitu teduh tapi penuh wibawa, gurat-gurat di wajahnya sudah mulai menunjukkan usianya yang kian senja, Umar yang sangat ditakuti kaum Quraisy dulu saat Hijrah ke Madinah sudah tidak semuda saat itu lagi, tak ada satu pun makhluk yang berani menghalanginya….Amanah yang beliau pikul memanglah lebih besar dari amanahku yang hanya seorang Gubernur Himsh.
“ benar ya Amirul Mukmin, saya memang selalu datang saat matahari sudah tinggi. Di rumah saya tak memiliki seorang pembantupun untuk membantu istriku memasak. Saya harus menyiapkan roti buat keluarga saya, saya membuatnya sendiri kemudian saya menunggu dan memasaknya, setelah selesai saya mengambil wudhu saya melaksanakan shalat Dhuha”.
“Apalagi yang mau kalian laporkan?”. Lanjut Khalifah Umar
“sewaktu-waktu Gubernur sering menutup diri dan tak mau berbicara dengan kami, saat ada majlis beliau terkadang pergi begitu saja.”
Makin banyak rakyat mengadu dengan Khalifah, aku hanya menanggapi seperlunya karena memang ada alasanku untuk semua pertanyaan mereka.
Kembali Khalifah meminta jawabanku untuk pertanyaan itu. Ruangan kembali hening menunggu jawabanku, sikap kritis rakyatku kuterima dengan lapang dada. Tak terasa air mataku mulai terjatuh. Langsung teringat wajah Khubaib yang merintih kesakitan dipaku di kayu salib saat aku belum masuk Islam dulu.
“ seringkali aku merasa bersalah ya Amirul Mukminin, aku sering terbayang dengan Khubaib yang dibunuh oleh orang-orang Quraisy sedangkan aku tak bisa berbuat apapun kecuali menonton penyiksaan itu”.
Saat itu aku masih remaja, dengan semangat yang begitu membara saya berlari ke Tan’im sebuah tempat di luar Kota Makkah yang dijadikan tempat penyiksaan para pengikut Muhammad. Terik padang pasir tak bisa menyurutkan keinginanku menuju kesana saat kudengar ada seseorang yang akan disalib dan disiksa oleh petinggi Quraisy. Muhammad saat itu sudah pergi ke Madinah beserta beberapa pengikutnya, akan tetapi selalu saja satu dua orang masih ada pengikutnya yang kian bertambah di Kota Mekkah, aku tak habis pikir apa yang menyebabkan mereka kian bertambah dari hari ke hari, bahkan dengan berbagai penyiksaan mereka tanggung untuk seorang Muhammad. Dan cara-cara mempertontonkan penyiksaan seperti ini Quraisy beranggapan akan membuat jera penduduk Mekkah yang lain. Tubuhku yang kecil saat itu mencoba menerobos kerumunan orang, teriakan dimana-mana, aku harus melihat siapa kali ini yang berada di tiang salib itu.
“ bunuh…bunuh …bunuh…” seakan panasnya padang pasir semakin membuat garang petinggi2 Quraisy…
Ku saksikan di sana ada Abu sofyan bin Harb, Safwan bin Ummayyah dan petinggi lainnya. Cambukan beberapa kali sudah menghujani tubuh Khubaib…
“ izin kan saya shalat dua rakaat sebelum kalian bunuh….” Kata-kata itu mengalir begitu saja dari lidah Khubaib tanpa rasa takut sedikitpun.
Kemudian khubaib pun melaksanakan shalatnya sampai selesai…
“ sudikah engkau jikalau Muhammad menggantikanmu, dan kamu kami bebaskan”. Tawaran beberapa petinggi Quraisy.
“ saya tak ingin bersenang-senang dengan istri dan anak2 saya, sedangkan Muhammad tertusuk duri…” jawabnya dengan lantang.
Merinding saat aku mendengar jawaban itu, keyakinan yang luar biasa besar. Garangnya gurun pasir tak sedikitpun menggoyahkan keyakiannnya, puluhan paku yang satu persatu mulai tertancap tak menyurutkan imannya, puluhan tombak tertancap hingga khubaib menghembuskan nafasnya di kayu salib…..
Lama aku tak bisa melupakan kejadian penyiksaan itu, wajah khubaib yang dipaku di kayu salib seakan membayang-bayangiku. sEringkali bahkan aku bermimpi bertemu dengan Khubaib dan melihatnya melakukan shalat 2 rakaat persis seperti saat beliau mau dibunuh….setelah kejadian itu akupun memutuskan untuk berangkat ke Madinah menemui Rasulullah dan akupun masuk Islam. Tapi bayang2 Khubaib selalu tak bisa aku hilangkan, sesalku yang tak bisa berbuat apa2 saat itu sangat besar.
“ Terimakasih Sa’id, engkau tidaklah mengecewakanku”kata Umar mengakhiri penjelasanku
Amiril Mukminin kembali ke Madinah, tak ada lagi rasa curiga dari rakyatku, mereka semua sudah tau alasan yang menjadi pertanyaan selama ini.
Tidak berapa lama setelah kunjungannya ke Himsh, Umar mengirimiku beberapa Dinar. Ku mintai pendapat istriku.
“ bersyukurlah Sa’id, kita akan membeli makanan dan pembantu untuk meringankan kerja kita.” Jawab istriku. Ku pandangi pundi2 dinar yang masih di tanganku.
“ wahai Istriku adakah usulan yang lebih baik dari itu”.
Wajah istriku bingung dengan pertanyaanku. “ bagaimana menurutmu sendiri wahai Sa’id?”. Istriku balik bertanya.
“ bagaimana kalau kepingan-kepingan dinar ini kita bagikan saja kepada fakir miskin di Kota ini, kita tidak lebih butuh dibanding mereka. Kita menabung untuk akhirat.” Jawabku
“kalau itu memang lebih baik, laksanakan wahai Sa’id”. Ku pandangi istriku, tak ada sesal di wajahnya dengan keputusanku. Dia selalu mendukungku di jalan ini.
Senja mulai menghilang di langit kota Himsh, malam pun mulai datang menyelimuti Kota ini. Saatnya aku bercengkrama dengan Rabbku, menghabiskan malam-malam yang panjang bersamaNYA, mengadukan segala permasalahan rakyatku. Semoga besok saat matalu terbuka kedamaian selalu menyelimuti kota ini.

Tuesday 19 October 2010

Siapa Bilang Jadi dokter harus Mahal???




Maret 2004
“ ayah,…saya mau kuliah di kedokteran “. Tiba-tiba suasana meja makan malam itu menjadi sunyi, masing-masing melanjutkan makannya setelah beberapa saat berhenti dengan pertanyaanku, saya pandangi ibuku untuk meminta sedikit dukungannya….ah apalah yang bisa beliau bantu, ia hanya seorang istri yang sangat penurut apapun kata ayah. Ibu hanya mendukung keinginanku apabila dibelakang ayah.
“ kuliah di kedokteran? Darimana nak, ayah bisa dapat uang sebanyak itu…100 juta? Dikumpulin dari harta kakek ampe buyutmu aja gak bakal terkumpul sampe segitu….tak usah berpikir yang macam-macam.”
Kembali saya telan penolakan ayah dengan makanan yang serasa tersekat di kerongkonganku…
“ siapa bilang 100 juta yah?...”
“itu anak tetangga kita contohnya, bapaknya yang sekaya itu aja kewalahan bayar uang kuliahnya…”
“ Diakan kuliahnya di swasta yah….” saya masih terus meyakinkan orang tua.
“ sama aja gak jauh beda di Negeri sama swasta….kamu ambil Hukum saja”
Halah…mulai ayahku terobsesi lagi dengan anaknya seorang ahli hukum, pengen sekali beliau klu saya mengikuti jejak kakek semargaku Adnan Buyung Nasution mungkin….ha ha ha….nggak saya akan buktikan saya bisa. Ku bulatkan tekadku malam itu di meja makan.

Saya terlahir sebagai anak ke 6 dari 8 bersaudara, ayah seorang wiraswasta berdagang kecil-kecilan, klu saya melihatnya ayah lebih sering ruginya dari pada untungnya, ntahlah ya mungkin jiwa bisnisnya sangat kurang sekali. Ibu seorang tukang jahit biasa, penghasilan beliau Cuma cukup buat kebutuhan kami sehari-hari. Meski setengah mati menelusuri garis silsilah keluarga tak bisa saya temukan kalau saya berdarah biru, memang ternyata saya hanya makhluk berdarah merah..he he he…tak juga keturunan raja-raja di tanah Batak, dipaksa-paksakan pun jadi cucunya Sisinga Mangaraja atau Willem Iskandar tetap gak bisa….ah ya sudahlah saya harus menerima takdir sebagai anak dari keluarga biasa-biasa aja. Tak ada “vertebre” yang bisa menyokong untuk berdiri. Seperti kata seorang kawan kami hanyalah Molluska yang bertekad untuk menjadi tingkatan yang lebih tinggi.
Syukurlah Tuhan memang adil menciptakan kita ke dunia ini, ada kekurangan dan ada juga kelebihan yang diberikan kepada kita. Singkat cerita saya masuk di salah satu sekolah bagus di Kota Padangsidempuan, saya masuk di salah satu sekolah swasta yang menerapkan system boarding school alias asrama. Di saat orang lain yang sederajat dengan kami berpikir seribu kali untuk masuk SMA swasta karena biaya yang super mahal, Alhamdulillah saya tetap mendaftar ke SMA swasta untuk test di sana. Islamic Boarding School SMP-SMA Nurul ‘Ilmi salah satu sekolah islam terpadu syukurlah saya diterima di sana diantara ratusan siswa yang ikut test. Seperti sangkaan kebanyakan orang SMA swasta mahal, ternyata tidaklah demikian. 3 tahun sekolah dan diasramakan di sana, semuanya saya menikmatinya gratis tanpa biaya apapun, mulai biaya sekolah, biaya makan, biaya asrama, hanya 500 ribu sumbangan untuk pustaka sekolah dan itupun bisa dicicil selama 3 tahun. Sekolah yang luar biasa menurut saya, meski gratisan sekolahnya kwalitasnya tetap bagus, sehingga di atas 80% kami lulus di perguruan tinggi negeri.
Tamat dari SMA bukanlah hal mudah untuk saat ini, masuk kedokteran katanya harus butuh duit ratusan juta, punya orang tua konglomerat atau minimallah punya orang tua seorang dokter. Percakapan beberapa bulan yang lalu di meja makan dengan ayahku masih terngiang-ngiang saat lembaran SPMB ini mau di isi. Ah…semua rezeki dah ada yang ngatur pikirku, Allah takkan menyianyiakan keninginan saya. Akhirnya saya bulati pilihan FK Universitas Andalas sebagai pilihan pertama saya. Orang tua juga tak tahu apa sebenarnya yang saya pilih saat itu, mereka lebih memilih untuk tidak ikut campur lagi. Baru setelah keluar pengumuman di Koran saya kasih tau sama orang tua, bukan wajah gembira yang saya dapat dari orang tua saat mendengar kelulusanku di kedokteran, tapi wajah cemas memikirkan kemana mau dicari pinjaman ratusan juta.
Saat itu Cuma 3 juta uang yang saya bawa menuju kota Padang untuk daftar ulang, itulah semua simpanan orang tua saya. Di saat orang lain diantar orang tuanya untuk sekedar mendaftar, saya berangkat tanpa mereka untuk lebih menghemat biaya. Dengan bantuan beberapa orang senior, khirnya dalam satu hari urusan daftar ulangpun selesai, tak ada ratusan juta, tak ada yang ditakutkan orang tua saya, tak ada yang ditakutkan oleh semua orang. 1,6 juta total keseluruhan biaya daftar ulang saat itu, sudah termasuk biaya kuliah satu semester, biaya praktikum, baju almamater, biaya bakti, test Toefel, biaya bus kampus. Lebih mahal uang masuk anak SD swasta di sebelah kost saya, anaknya masuk SD saja sudah 2 juta saat itu. Mendengar kabar itu, terisak ibu saya di ujung telpon di seberang sana…..
Saya bukanlah seorang kutu buku apalagi kutu busuk..he he he..sehingga nyampe kampus rasanya gak betah Cuma jadi seorang mahasiswa yang taunya Cuma kost ama kampus, saya pun masuk ke salah satu UKM di FK saya memilih untuk aktif di Lembaga Dakwah Kampus, tak cukup dengan kegiatan itu di tahun ke 2 saya masuk kesalah satu Perhimpunan Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia cabang Padang. Aktif diberbagai kegiatan kampus bukan berarti saya harus mengorbankan kuliah saya,kuliah nomor satu dan oraganisasi saya juga nomor satu. teman2 seangkatan saya lulus , alhamdulilah saya juga lulus. Mereka jadi dokter saya juga akhirnya jadi dokter dalam masa pendidikn 5 tahun 3 bulan dengan predikat sangat memuaskan. Desember 2009 kemarin akhirnya saya wisuda meski seorang ibu yang sangat saya cintai sudah tiada, beliau menghadapNya saat saya masih di tahun 3 di kampus. Tapi semangat juangnya masih mengalir di darah saya yang bukan berdarah biru ini.

Tulisan ini saya rangkai bukanlah untuk berbangga diri, hanya sekedar membuka sedikit mata kita dan cara berfikir yang jangan terlalu sempit. Memberikan semangat buat ibu-ibu yang memiliki harapan dan jiwa juang yang besar, menambah semangat buat adek-adek saya yang hendak merangkai mimpi kuliah di kedokteran. Bermimpilah…… jadi dokter itu tidak harus mahal….^_^

Sunday 17 October 2010

LAGI-LAGI, KADER PKS 50 KOTA MENGADAKAN PENGOBATAN GRATIS BUAT WARGA MISKIN


Minggu 17 Oktober 2010, Kembali DPD PKS Kabupaten 50 Kota mengadakan agenda rutinnya yakni berupa Pengobatan Gratis untuk masyarakat kurang mampu. Pengobatan kali ini di adakan di Kandang Lamo, SariLamak. Acara yang diangkatkan oleh kader PKS Kabupaten 50 Kota ini bersama Tim Medis BSMI dan PRAS (Pelayanan Rakyat Adil Sejahtera) juga dihadiri 3 orang anggota Dewan dari Fraksi PKS yaitu Ust. Wardi Munir, Ust. Zukron dan Ust. H. Yos Sariadi yang sekaligus memberikan kata sambutan. Acara ini di buka mulai jam 09.30 WIB oleh Pengurus Mesjid di Kandang Lamo dan selesai acara sampai jam 13.00 WIB. Antusias warga terlihat dari banyaknya warga yang datang untuk memperoleh pelayanan kesehatan, warga yang datang kebanyakan warga dengan ekonomi menengah ke bawah yang benar-benar layak untuk memperoleh layanan kesehatan yang memadai. Adapun di acara pengobatan gratis DPD PKS Kab. 50 Kota kali ini lansung membawa 4 orang dokter dan 2 relawan Medis yang tergabung dalam tiem medis PRAS dan BSMI. Adapun dokter yang ikut serta dalam pengobatan kali ini adalah dr. Rio Hendra, dr. Muhammadi, dr. Suriyani Syamsu, dr. Mukri Nasution, Benny Antama syant, dan Doni Herianto serta beberapa relawan non medis. Acara yang sudah ke 23 kalinya ini diangkatkan oleh PKS Kab.50 Kota diberbagai tempat mendapat respon positif dari masyarakat setempat, pada pengobatan kali ini pasien yang datang berobat sekitar 60 pasien, kebanyakan dari pasien adalah pasien lanjut usia dan anak-anak. Menurut pemuturan Tiem Medis PRAS dan BSMI penyakit yang terbanyak adalah Hipertensi, Osteoartritis pada Lansia yang merupakan penyakit degenerative akibat factor penuaan dan pada anak-anak kebanyakan terserang ISPA karena daya tahan tubuh yang masih lemah dan masih rentan ntuk terkena infeksi.
Sebelum pengobatan gratis di Kandang lamo ini DPD PKS Kab. 50 Kota telah sering mengadakan pengobatan gratis, pemeriksaan mata gratis, kunjungan dokter langsung ke rumah pasien seperti kunjungan tiem dokter dan H. Yos Sariadi ke rumah pasien di Mungka yang menderita penyakit Kronis, juga kunjungan ke rumah pasien stroke yang tidak mampu untuk berobat ke rumah sakit di Sarilamak. Harapan warga semoga acara-acara seperti ini bisa terus diangkatkan oleh kader-kader PKS . terbukti PKS tetap peduli buat warga meski tidak pada saat PEMILU saja, sudah saatnya masyarakat lebih cerdas untuk berpolitik, jangan sampai masyarakat selalu di suguhi janji-janji kosong saat menjelang Pemilu dan Pilkada saja. Harapan itu masih ada!!!..... ( dr. Mukri)

Thursday 14 October 2010

Pro-Kontra Khitan pada Perempuan


Khitan pada perempuan masih menjadi pro-kontra di masyarakat, ulama Islam menganjurkan untuk khitan perempuan dengan landasan dalil hadist akan tetapi sebagian juga tidak, jadi dikalangan ulama sendiri ada yg membolehkan dan ada yang tidak., sedangkan mayoritas dari kalangan medis termasuk dokter sebagai ujung tombak pelaksana khitan menolak melakukannya dengan alasan tidak ada mamfaat yang diperoleh dengan mengkhitan perempuan, bahkan khitan ini cenderung hanya sekedar melukai alat kelamin perempuan. selain itu protap khitan perempuan sendiri belum ada di negara kita, malah ada surat edaran tentang larangan medikalisasi sunat perempuan bagi petugas kesehatan nomor : HK.00.07.1.3.1047a tanggal 20 April 2006. sehingga dengan surat edaran ini juga tenaga medis punya alasan kuat untuk menolak melakukan tindakan khitan pada perempuan.



khitan berasal dari akar kata Arab khatana-yakhtanu-khatnan, artinya memotong. Makna asli kata khitan dalam bahasa Arab adalah bahagian yang dipotong dari kemaluan laki-laki atau perempuan. Khitan laki-laki disebut juga dengan I‟zar. Sedangkan khitan perempuan disebut juga dengan Khafdh (merendahkan). Secara istilah khitan adalah memotong kulit yang menutupi penis laki-laki atau memotong kulit yang terdapat di atas farji wanita yang seperti jengger kepala ayam jantan.
Tradisi khitan sudah ada sejak nabi Ibrahim A.S. pada masa Fir’aun juga tradisi ini ada, akan tetapi pada masa fir’aun khitan pada perempuan dengan memotong seluruh bagian klitoris, sehingga mengganggu sekali buat aktivitas seksual dengan berkurangnya bagian yang sensitive menerima rangsangan. Rasulullah sendiri mengatakan dalam sebah hadist tata cara khitan bagi perempuan , “ Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada Ummi Athiyyah, salah seorang yang biasa mengkhitan anak-anak perempuan di Madinah, “ Apabila kamu mengkhifadh, janganlah berlebihan karena yang tidak berlebihan itu akan menambah cantiknya wajah dan lebih menambah kenikmatan dalam berhubungan dengan suami.” (HR.Thabrani, Hadits Hasan).
Sekarang ini yang menjadi permasalahan bahwa seringnya terjadi khitan pada perempuan yang memotong semua bagian klitoris, seperti halnya perempuan2 dari Somalia kebanyakan tindakan khitan lebih cenderung kea rah Malpraktek. Di Negara kita sendiri Khitan pada perempuan lebih sering dikerjakan oleh Dukun yang kurang memiliki pengetahuan tentang khitan dan anatomi alat kelamin perempuan sehingga seringkali terjadi kesalahan dengan memotong selruh bagian klitoris, pemakaian alat yang tidak steril juga mengakibatkan sering terjadinya infeksi pada bekas luka, seperti pemakaian silet, pisau dapur. Sehingga dari segi medis banyak sekali mudharat yang ditimblkan , apalagi dikemudian hari. Pemotongan keseluruhan dari bagian klitoris menyebabkan penurunan minat seksual bagi perempuan.
Saya sebagai kalangan Medis disini tidak mutlak melarang khitan pada perempuan karena itu adalah hak seseorang untuk menjalankan ajaran agamanya, akan tetapi saya juga tidak menganjurkan atau membolehkan karena mamfaat yang jelas tentang khitan pada perempuan tidaklah ada, malah lebih seringnya terjadi kesalahan dalam prakteknya di lapangan. Wallohu’alam bishowab….

Tuesday 12 October 2010

Mie Instan, Bebahayakah?...


indomie sebagai makanan pavorit anak kost ini belakangan di tarik dari pasaran di Taiwan dengan alasan kandungan bahan pengawet yang terlalu tinggi terutama di dalam kecapnya, kandungan bahan pengawet berupa methyl p-hydroxybenzoate (paraben) dan benzoic acid di curigai memiliki ambang batas lebih dari yang ditentukan, sehingga pemerintah Taiwan memutuskan untuk menarik makanan cepat saji ini dari pasaran. tak ayal lagi keputusan ini cukup membuat masyarakat indonesia sendiri resah mengenai bahaya mie instan terutama indomie. Beberapa bursa saham indomie pun dengan cepat mengalami penurunan beberapa poin . setelah Taiwan melarang peredaran mie instan buatan Indonesia tersebut di negaranya kini giliran Singapura yang mencoba meneliti kandungan bahan pengawet yang berada pada indomie. BPOM pun langsung angkat bicara mengenai kasus ini, tak ada yang masalah dengan indomie, kandungan bahan pengawetnya masih berada pada batas aman katanya. Menkes Endang R. Sedyaningsih sendiri mengatakan kandungan bahan pengawet yang berada pada kecap mie instan hanya berkisar satu persen saja jadi kesimpulannya indomie masih aman untuk dikonsumsi.
sebagai konsumen kita hanya berharap semoga konsumen tidak dirugikan. kalau aman kata BPOM masyarakatpun tanpa ragu akan mengkonsumsinya. namun satu yang perl jadi pertanyaan di benak kita. mengapa Taiwan melarang mengkonsumsi indomie bagi warganya? apakah ini benar-benar berbahaya atau hanya sekedar perang bisnis antara kedua negara. karena indonesia termasuk produsen tertinggi penghasil Mie instan setelah Tiongkok yaitu sekitar 12,4 milyar bungkus pada tahun 2005.

mie instan sendiri pertama kali di produksi oleh jepang pada tahun 1971 oleh perusahaan Nissin. mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958. karena praktisnya dalam penyajian maka mie instanpun dengan cepat laku di pasaran. selain sebagai produsen terbesar kedua ternyata indonesia pun sebagai konsumen terbesar kedua pengkonsumsi mie instan setelah Korea selatan yaitu sekitar 55 bungkus perkapita pertahun.

dari segi kesehatan sendiri yang namanya bahan pengawet sangat berbahaya bagi tubuh, apalagi dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. bahan pengawet cenderung merusak fungsi organ, biarpun tidak berpengaruh dalam waktu singkat akan tetapi jika dikonsumsi dalam waktu yang lama akan berpengaruh. dan juga perlu kita ketahui bahwa kandungan gizi dalam mie instan tidaklah mencukupi, sering kita melihat pola hidup masyarakat makan nasi pakai mie instan tentu saja pola ini salah.

Islam juga mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam soal makanan, tak hanya mie instan tapi semua jenis makanan kalau dimakan secara berlebihan tentu saja tidak baik. subhanallah AlQur'an telah mengingatkan kita dalam sebuah ayat. “Makan dan minumlah dan janganlah kalian berbuat israf (berlebih-lebihan), sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf. “ (QS: Al-A’raaf: 31). indahnya Islam mengajarkan pola makan yang sehat buat kita. Rasulullah sendiri pernah berpesan buat kita bahwa 1/3 perut kita untuk makan, 1/3 lagi buat minum, dan 1/3 lagi buat udara untuk bernafas.dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad ,Dari Abu Hurairah radhiAllohu ‘anhu, Nabi shallAllohu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Sungguh, di antara yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian adalah nafsu yang menyesatkan dalam perut dan kemaluanmu serta hal-hal yang dapat menyesatkan hawa nafsu.” (HR: Ahmad).
Terbukti benar sekarang ini dalam dunia kedokteran apa yang telah Allah peringatkan, setelah dilakukan penelitian ternyata sebagian besar penyakit yang diderita pasien adalah bersumber dari pola makan yang salah....

Monday 11 October 2010

Butuh Tekad Besar Untuk Berubah...


“punya tekad besar untuk sebuah perubahan, butuh pengorbanan dan motivasi dari diri sendiri”
Pasien laki-laki berusia sekitar 60 tahun datang dengan keluhan batuk, sesak nafas. Ntah yang sudah ke berapa kalinya pasien ini datang berobat. Sebanyak itu ia datang berobat sesering itu jugalah saya memberikan nasehat buatnya untuk berhenti merokok, namun memang sulit merubah kebiasaan buruk seseorang jika dari diri sendiri tak ada kemauan untuk berubah. Semua sudah saya jelaskan tentang bahaya merokok dan pengaruhnya terhadap sakitnya yang sekarang. Seperti pagi ini, lagi-lagi saya menanyakan apakah beliau sudah berhenti merokok,..dengan cepat beliau jawab sudah. Padahal dikantong bajunya ada sebungkus rokok.
“ itu rokok sapa yang dikantong pak?”
“ini rokok anak saya pak” jawabnya
Masih aja bapak ini mencoba untuk tidak jujur, padahal ini juga untuk kebaikan beliau. Kembali saya menasehatinya agar berhenti merokok. Tidak yakin sebenarnya beliau berubah kalau kemauan dari diri sendiri saja tidak ada. Tapi kita hanya berusaha untuk mengingatkan.

Tuesday 5 October 2010

Ampicilin : 100-200mg/kgBB/hari : 4 dosis
Amoxicillin : 50-100mg/kgBB/hari : 3 dosis
Kloramfenikol : 50-100mg/kgBB/hari : 4 dosis
Eritromicyn : 25-50mg/kgBB/hari : 3 dosis max 1 gram
Gentamicyn : 5-7,5mg/kgBB/hari :2 dosis
Kotrimokzasole : 40mg/kgBB/hari: 2 dosis
Tetrasiklin :40-50mg/kgBB/hr
Tiamfenikol : 50-100mg/kgBB/hari;4 dosis
Ceftriaxone : 50-100mg/kgBB/hr; 2 dosis
Cefotaxim : 150mg/kgBB/hr ; 2 dosis
Prednisone : 2mg/kgBB/x
Lasix/furosemid : 1mg/kgBB/x
Paracetamol : 10-15mg/kgBB/x
Kodein : 1mg/kgBB/x
CTM: 0,35mg/kgBB/hari : 4 dosis
Efedrin : 0,25-1mg/kgBB/hr ;4 dosis
Bromhexin : 1mg/kgBB/hari : 3 dosis
INH : 10mg/kgBB/hari dosis tunggal
Rifampisin : 15mg/kgBB/hari dosis tunggal
Pirazinamid : 25mg/kgBB/hr dosis tunggal
Etambutol : 1-2mg/kgBB/hr dosis tunggal
Aminofilin : 4-6mg/kgBB/hari ;3 dosis
Drip aminofilin dlm D5% atau RL ; 0,5-1mg/kgBB/jam
Urdafalk :10mg/kgBB/hari
Ibu profen : 5-10mg/kgBB/hr; 3dosis
Salbutamol :0,1mg/kgBB/hari
Metilprednisolon : 0,7mg/kgBB/hr;3 dosis
Diazepam : 0,3-05mg/kgBB/hari
Diamox :30-50mg/kgbb/hari;3 dosis
KCl :75mg/kgBB/hr; 3 dosis
Dexamethason ;0,5-1mg/kgBB/hr : 4 dosis
Asiclovir : 10-15mg/kgBB/x
Omeprazole : 0,4mg/kgBB/hr; 1x refluks
Ranitidine : 1-2mg/kgBB/hr
Fenobarbital : 3-4mg/kgBB/hai; 1-2 dosis
As. Valproat : 15-40mg/kgBB/hr;2-3 dosis
GG : 10mg/kgBB/hari ; 3 dosis
DMP: 1mg/kgBB/hr; 3 dosis
Papaverin : 2-3mg/kgBB/hr

Sunday 3 October 2010

Shutter Island


membaca buku-buku kejiwaan ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri bagi saya, begitu juga halnya menikmati film2 yang berbau kejiwaan. setiap kali jalan-jalan ke gramedia rak buku psikologi yang menjadi favorit saya..ntah apa yang membuat saya suka menonton atau membaca tentang orang-orang yang kelainan jiwa, padahal sampai sekarang tak ada minat sedikitpun untuk melanjutkan sekolah mengambil spesialis kejiwaan, bahkan sewaktu koas saya sangat ketakutan berhubungan dengan pasien jiwa....di sini saya akan meresensi sedikit tentang film Shutter Island, semoga menjadi gambaran sedikit bagi anda yang suka dengan film2 bernuansa orang gila..he he he
Hilangnya Rahel Solando (Emily mortimer)menjadi sebuah alasan bagi Teddy Daniels (Leonardo Di Caprio) bersama dengan Chuck Aule (Mark ruffalo)untuk berangkat menuju ke sebuah plau di area Massachusetts yang bernama Shutter Island.

Pulau ini sebenarnya difungsikan sebagai tempat merawat narapidana yang menderita gangguan kejiwaan. sebelum menghilang rahel sempat meninggalkan pesan "67"....Teddy sendiri mencurigai bahwa ada sebuah keganjilan dengan tempat yang dijadikan rumah sakit jiwa tersebut, Teddy berkeyakinan hilangnya Rahel berhubungan erat dengan rumah sakit ini. jelas saja pihak rumah sakit menolak memberi bantuan kepada Teddy untuk menyelidiki kasus ini. badai topan yang sangat dahsyat menjadi satu lagi alasan Teddy untuk melanjutkan kasus penyelidikannya dan tidak mau untuk kembali.

alur cerita ini sangat membingungkan, tak bisa kita menyimpulkan di awal siapa sebenarnya yang benar dan siapa yang salah pada kasus ini, tapi inilah yang menjadikan film ini semakin menarik. siapa sebenarnya Teddy? siapa sebenarnya Chuck dan siapa sebenarnya Rahel?.... semakin penasarankan? makanya tonton film ini. gak susah2 jadinya buat belajar Schizofrenia karena disamping anda menonton anda bisa sekalian belajar jiwa...apalagi yang lagi koas jiwa atau minat ngambil kejiwaan. kita akan sangat mudah melihat gejala-gejala schizoprenia tanpa harus menghafal teori atau membaca PPDGJ....selamat menonton

bagi kawan2 yang mau mendownloadnya ini linknya ya
http://cinema3satu.blogspot.com/2009/11/shutter-island.html

atau pinjam aja ke Ultra disk...dah ada kok kasetnya...

Friday 1 October 2010

SMS aneh......


sebuah sms masuk ke Hp saya, sms aneh...ntahlah saya nggak pernah bertemu dengannya, hanya perkenalan singkat lewat HP saat dulu ada telp masuk dan ternyata katanya salah nomor. dan inti perkenalannya dia seorang akhwat dan aktivis salah satu organisasi mahasiswa ( wow luar biasa...biasa aja kale)....okelah klu begitu pikirku. seraya ku tutup pembicaraan itu dan melupakannya. eh.., ternyata selanjutnya masih datang sms masuk permintaan maaf, bukannya tadi sewaktu ditelpon dia dah minta maaf...ya udahlah saya maafkan ...gitu aja kok repot. namun, tak sampai disitu, hari-hari berikutnya makin sering sms masuk, mulai sms taujih ampe sms nanyain kabar...wadoooh dapat materi apaan neh makhluk di Liqoatnya ya bisa separah ini....masih sering sms...malas saya balasnya, dering telpon gak saya angkat... dan sms terkhir pas kemrin pun masuk

"Tiap dering smsQ bUnYi,Q slalu b'hRap 1 d'AnTRa sms yG Msuk Adl sms darimu akhi, MemorI hpQ mmg T'Batas,tP MeMoRi htiQ tAk'An pRnH T'BTas uTk saudaraku!!!".....

oh Tuhan..kayaknya dah salah makan obat neh orang, kok bisa kek gini ya....kayaknya perlu di ECT.....he he he..

saya bukanlah makhluk yang sempurna bersih dari khilaf dan dosa, tapi saya hanya berusaha untuk menjaga diri ini....susah payah menjaga hati ini, tersandung , terjungkal, terbalik tak lain hanya untuk menggapai RidhoNYA. saya lebih sering buruknya dari pada baiknya, jadi tak ada alasan untuk mengganggu saya...he he he....sebagai makhluk Tuhan yang agak langka kalian adalah makhluk yang paling saya hormati, semakin kalian mampu menjaga diri, semakin tinggi penghormatan saya untuk kalian. tak ada yang lebih baik dari kalian yang mampu menjaga diri di zaman ini. jadi syukurilah karunia itu.

Ketidakadilan dibelakang G30SPKI....


dulu sewaktu masih SD, guru disekolah selalu mewajibkan untuk menonton film G30SPKI, film yang mengerikan untuk anak seumurku, ntah karena belum ada film Doraemon atau film animasi-animasian yang di indosiar makanya mungkin guruku mewajibkan menonton itu, alias gak ada pembanding yang lebih bagus....masih mending disuruh nonton Ayat-Ayat Cinta, tapi sayang saat itu Kang Abik katanya belum selesai buat ceritanya ....he he he
"darah itu merah jendral" dialog yang masih saya ingat atau dialog saat di rumah Panjaitan.." jangan menyerah Tulaaaang...". disayat pakai silet, di kasih asam sama garam, bahkan ada yang dipotong penisnya oleh GERWANI. kemudian setelah penyiksaaan dimasukkan ke sebuah sumur tua kemudian ditembaki lagi dari atas sebelum di timbun dengan tanah.
cerita yang mengerikan , sebuah pembantaian sadis yang penuh rekayasa untuk sebuah kepentingan politik. ya wajar saja orang sangat anti mendengar PKI, tiap tanggal 30 september dicekcoki dengan film hitam putih itu. saya pribadi memang tidak sefaham dengan ide komunis yang di usung PKI , tapi yang perlu kita lihat adalah banyaknya bentuk ketidakadilan saat itu. bahkan sampai sekarang membicarakan tentang PKI dirasakan tabu di masyarakat , ntah karena terlalu seringnya menonton film itu atau ketakutan akan ancaman2 yang dulu saat rezim orba berkuasa.tapi apakah kita tahu kesadisan saat rezim orba berkuasa, bahkan pembantaiannya lebih sadis dibanding dengan G30SPKI yang kita tonton ,penangkapan kepada anggota PKI dan orang-orang yang terlibat dengan partai tersebut terjadi diseluruh daerah, mulai dari kota-kota besar dan terlebih di daerah, penangkapan, orang hilang, pembuangan dan semuanya tak ada proses peradilan.

" di sungai inilah dulu, anggota PKI dibantai oleh tentara." kata nenekku saat ia bercerita kepada kami waktu kecil...
" sungai Batang Natal ini lebih dari seminggu tak bisa dipakai untuk keperluan apapun, bau amis, bau bangkai, terkadang juga potongan jari jemari manusia kami temukan di sungai ini." tambah nenekku lagi . mereka hanya petani biasa yang tak tahu menahu apapun soal politik, jangan berpolitik baca tulis saja mereka tak mengerti. hanya di kasih cangkul atau alat pertanian trus terdaftar jadi anggota partai maka mereka pun dilenyapkan oleh penguasa saat itu. terlebih lagi bagi sanak keluarga, bahkan sampai tujuh turunan mereka mendapatkan hukuman sosial dari masyrakat. susah untuk diterima bekerja apalagi dilingkungan pemerintahan.

itu hanya tinggal cerita turun temurun yang mulai menghilang ditanah kelahiranku bagaimana kesadisan pembantaian orang-orang yang dituduh PKI di Hulu Sungai Batang Natal. tak pernah diusut, tak pernah terdengar ada yang menuntut. semuanya seakan sudah melupakan di tanah kelahiranku ini pernah terjadi perlakuan tidak adil dari penguasa.....