Thursday 21 July 2011

Pesta Burung di 50 Kota

Sarilamak City, 3 juli 2011

Suatu nikmat yang luar biasa bisa dipertemukan dan berinteraksi dengan orang2 seperti ini, memiliki kepedulian yang tinggi dengan sekitarnya. Alhamdulillah Sore ini aku kembali bersama mereka dengan niat yang sama-sama insyaallah membantu masyarakat , menyumbangkan sedikit ilmu yang dimiliki. Lagi-lagi di dalam Mobil Ambulance ini bersama 17 relawan BSMI lainnya menembus senja yang mulai memerah di ufuk barat menuju Kabupaten 50 kota , tepatnya Sarilamak City untuk acara Khitanan Massal yang di adakan besok dengan target 100 pasien. Di Dalam Ambulance duduk melantai, tubuh besar ini pun susah untuk berubah posisi karena sempitnya. Di depan di sebelah sopir ( Adri .red) ada tiga relawan yang saling berbagi tempat duduk yang seharusnya di isi oleh 2 orang maksimal ( zaki,diez, sep), sisanya di belakang sebanyak 14 Relawan yang duduk manis berbagi tempat (dr. hendra botak yang sekarang sudah terbang ke Bandung untuk PPDS Bedah,dr.fiki dan dr.abdi yang akan menjalani hari-hari intership, saya sendiri yang tak boleh disebut namanya, kemudian kurcaci2 lainnya uul, irsal,benny,akhnal,nissa,iis,adik,sari,resti,dian yang masih membabu buta dalam dunia perkoasan, ntahlah berapa seharusnya kapasitas ambulance ini, yang jelas kami sudah tersusun rapi, relawan akhwat di bagian belakang dan ikhwan di depan dengan pembatas tas ala kadarnya.

Mengisi kebosanan dan kepenatan dalam perjalanan yang memakan waktu 4 jam tak hentinya kami bercerita tentang segala hal dan topic yang terkadang sudah berbau gossip ah bukan gossip ini hanya cerita masa depan dan masa lalu … ha ha ha ^_^ . begitu juga dengan berbagai cemilan yang menemani cerita perjalanan , kuwaci sang favorit selain memang enak buat cemilan yang jelasnya murah untuk orang sebanyak ini. Salah satu trik untuk penghematan biaya.

Singkat cerita setelah sebentar menukmati Kuliner khas Payakumbuh-50 Kota yaitu sate dangung-dangung akhirnya kami nyampe di Sarilamak City, sayangnya ini sudah jam 10 malam jadi pesona alam Harau tak bisa dinikmati saat ini, sekarang kita juga sudah tak terpikir untuk hal itu, yang terpenting sekarang adalah untuk mencari tempat merebahkan tubuh yang sudah terombang-ambing diatas ambulance selama 4 jam lebih. Saatnya tidur istirahat untuk persiapan acara pesta burung besok pagi.

Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, meski target awal 100 pasien tidak terpenuhi karena yang hadir hanya 63 anak, cukuplah buat pesta burung kali ini, cukup melelahkan. Terkadang diselingi isak dan jerit pilu anak-anak yang akan dikhitan.

Bertambah lelah dengan adegan Ban Ambulance pecah saat perjalanan pulang menuju padang.

Aku juga mulai bingung untuk menulis apa, sebaiknya kita akhiri saja tulisan ini sebelum keluar kata-kata berbau narsistik. Semoga agenda-agenda baksos dan khitanan ke depan selalu diberikan kemudahan dan kita juga selalu diberikan semangat untuk tetap melayani ummat.

Selamat Bekerja untuk Indonesia!!!