Monday 30 December 2013

KETIKA JAMINAN KESEHATAN TETAP TIDAK MEMIHAK RAKYAT JELATA

Jika anda seorang pejabat atau keluarga pejabat tidak perlu lagi khawatir mengenai jaminan kesehatan anda di 2014 mendatang, karena premi asuransi untuk pejabat dan keluarganya mencapai 20jt/tahun. Dan luar biasanya lagi bisa berobat ke luar negeri dengan jaminan kesehatan yang ditanggung oleh negara, meski belakangan katanya presiden SBY kembali mencabut Perpres tentang berobat ke luar negeri bagi pejabat. Tapi hal itu tidak berlaku buat anda yang bukan siapa-siapa alias rakyat jelata. Negara hanya berani mengasuransikan kesehatan anda 19 ribuan dalam sebulan dan tentunya tidak ada berobat ke luar negeri. Betapa sangat terlihat sekali kesenjangan antara pejabat dan rakyat jelata. wajar saja Tere Liye dalam tulisannya menyebutkan istilah Negeri para Bedebah, julukan yang tepat sekali buat Negeri kita tercinta ini. Bagaimana bisa mereka membuat peraturan yang sama sekali tidak memihak kepada rakyat, malah menguntungkan pribadi mereka sendiri.
Di Era pencitraan ini dunia kesehatan menjadi barang empuk untuk dijadikan komoditi politik bagi politikus2 kita. Dengan tawaran berobat murah, berobat gratis, atau sebut saja Program Kartu Dewa Sehat salah seorang Gubernur di sebuah provinsi antah berantah . Akan tetapi tanpa dibarengi perbaikan mutu baik sarana dan prasarana kesehatan dan dengan anggaran kesehatan yang minim .
Kita dari kalangan medis bukan tidak menerima program-program kesehatan yang digulirkan oleh pemerintah. Baik itu gratis, murah,cuma-cuma. Ya kita juga berharap masyarakat bisa dilayani dengan baik di fasilitas2 kesehatan. Siapa dokter yang tidak berharap pasiennya bisa sembuh, dokter mana yang tidak menginginkan pasiennya satu2 bisa di layani dengan baik. Tapi ketika kita dihadapkan pada kurangnya fasilitas, minimnya anggaran untuk kesehatan, kita bisa berbuat apa. Malah kita semakin dituntut oleh pemerintah untuk profesional. Sebagai contoh di rumah sakit tempat saya pernah bekerja, pernah suatu kali saya dimarahi pasien ketika ia kembali dari apotek RS karena Paracetamol yang saya resepkan tidak ada " dok, masa rumah sakit ini tidak ada paracetamol" ia merepet sambil menyodorkan kertas resepnya, ya anda salah alamat jika menyalahkan tenaga kesehatannya. Atau pasien2 yang merasa ditelantarkan akibat ruang rawat penuh, atau bayi2 prematur yang hanya dipanaskan dengan lampu biasa karena tidak adanya inkubator.
Media juga tak mau kalah untuk menyalahkan tenaga medis yang katanya menelantarkan pasien-pasien miskin, berobat hanya untuk orang kaya. Apa mereka gak mikir dana operasional RS itu tidak pake duit, modal ikhlas aja mah gak bisa, obat itu dibeli pake duit, barang2 laboratorium itu dibeli pake duit, ratusan tenaga di rumah sakit itu juga dibayar pake duit. Coba saja telusuri berapa utang pemerintah kepada rumah sakit-rumah sakit, namun di satu sisi mereka mendengungkan untuk bekerja profesional.bagaimana mungkin anda pengen beli mobil,tapi ngasih duit yang pas buat beli sepeda.
Kesimpulan saya apapun istilahnya di 2014 mendatang jaminan kesehatan tetap tidak berpihak bagi rakyat miskin, tapi hanya segelintir bedebah2  di Negeri ini yang menikmatinya.
Jaminan kesehatan hanya berganti nama saja, pelakunya juga itu-itu juga yang mengelola. Jadi jangan terlalu berharap banyak.

Monday 25 November 2013

Dokter bukan Tuhan, Stop kriminalisasi dokter !!!


Saya baru saja operan pasien di UGD dengan dokter jaga sore sebelumnya, ada beberapa pasien yang belum dipindahkan ke ruangan rawat karena ruangan penuh dan untuk sementara akan di rawat disini menunggu besok apabila ada pasien yang sudah diizinkan pulang dari ruang rawat inap. Tidak seperti sewaktu bertugas di Sumatera yang dengan mudahnya kita akan menyuruh pasien mencari rumah sakit lain apabila ruang rawat inap penuh dan meski seringkali keluarga pasien menuduh kita menolak pasien. Ketika persoalan seperti itu dihadapkan dengan kita disini, bagaimana mungkin kita menyuruh pasien mencari rumah sakit lain karena memang inilah rumah sakit rujukan satu-satunya di pegunungan tengah Papua ini dan merujuk ke rumah sakit provinsi bukanlah hal yang mudah karena akses satu-satunya melalui jalur udara. Tak jarang kita harus merawat pasien di atas brankar karena tempat tidur penuh.
2 pasien dalam kondisi kritis yang seharusnya di rawat ICU tampak sangat mengkhawatirkan, berhubung ruangan ICU dan dokter anastesi belum ada,pasien-pasien yang seharusnya di rawat di ICU terpaksa diinapkan di UGD agar dokter jaga bisa mengontrol kondisinya setiap saat. Ya tentu saja dengan berbagai kekurangan dalam sarana .Bakal menjadi malam yang sangat panjang untuk jaga UGD kali ini. Syukurlah spesialis yang menangani pasien ini kapanpun kita konsulkan beliau akan datang, meski itu tengah malam sekalipun. Saya sangat salut dengan beliau, perhatiannya yang sangat luar biasa kepada pasien, bahkan ketika obat dirumah sakit tidak ada beliau akan membelikan obat diluar jika keluarga pasien tidak sanggup beli.
Salah satu Pasien tiba-tiba kejang lagi, pasien ini sudah mengalami kejang dan henti nafas beberapa kali dalam sehari ini menurut catatan dokter sebelumnya. Selang beberapa menit setelah kejang teratasi dokter spesialis datang ke UGD untuk melihat kondisi pasien. Tiba-tiba keluarga pasien marah-marah gak jelas.
“ saya tidak terima diagnosis anak saya, saya akan tuntut dokter.” Dalam logat Papua suaranya meledak  tiba-tiba sambil tangannya menunjuk-nunjuk dokter spesialis.
“ ini penyakit buatan orang (maksudnya anaknya diguna-guna).” Kami diam saja menunggu ia menyelesaikan kemarahannya. Ternyata tidak berhenti sampai disitu.
“ saya tidak mau tau pokoknya anak saya harus hidup, dokter harus tanggungjawab, kalau anak saya mati dokter akan saya cari, saya orang terkenal di Wamena ini.”
“bapak kami bukan Tuhan yang bisa menjamin hidup mati seseorang,kami hanya bisa berusaha.” Dokter menjelaskan ke pasien dengan baik, suaranya bergetar menahan emosinya jangan sampai keluar.
“ saya tidak mau tau, anak saya harus hidup.”
“bapak ini bagaimana,kalau tidak bisa menerima penjelasan dari saya. Tadi juga saya suruh beli obatnya bapak tidak mau beli, dan terakhirnya saya beli obatnya langsung untuk anak bapak, itupun bapak tidak berterimakasih sama sekali. Bagaimana anak bapak mau sembuh, bapak tidak mau ambil obatnya.”
Akhirnya ia pergi keluar sambil ngedumel tidak jelas.
Bukan hal yang mudah ketika berhadapan dengan pasien dan keluarganya apalagi di Papua, salah-salah bicara bisa-bisa parang atau panah yang datang. Menghadapi watak mereka yang keras perlu kesabaran ekstra, kalau tidak, bisa-bisa dalam beberapa minggu kita akan memilih hengkang dari sini. Tak jarang dokter diancam pakai senjata tajam di UGD, dokter dipukul pasien sampai pingsan. Dan itu semua belum seberapa dibanding sejawat kami yang bertugas lebih di pedalaman lagi, tanpa listrik, tanpa sinyal, ketika bahan makanan habis terpaksa makan ubi, makan mie kadaluarsa, ancaman terkena penyakit menular. Tak jarang ancaman nyawa mereka hadapi, kisah sejawat dokter ketika sebuah parang menempel di lehernya karena alasan beliau tidak mau mengasih obat-obat puskesmas untuk disalahgunakan, dokter yang diperkosa, dokter-dokter yang terkena malaria dan bahkan ada yang sampai meninggal gara-gara malaria. Apa ada perhatian khusus dari pemerintah untuk pengabdian mereka?. Kami tidak mengeluh dengan kondisi pekerjaan yang kami hadapi, kami tidak mengharapkan puja puji dari siapapun, gembar-gembor media untuk tugas ini. Kami hanya butuh profesi kami dihargai bukan malah dikriminalisasi. Dan satu lagi kami bukan Tuhan dan tidak pernah terpikirkan mau jadi Tuhan J.
Do’a dan dukungan kami untuk sejawat kami dr. Ayu dan kawan-kawan, badai akan berlalu. Salam sejawat dari Pegunungan Tengah Papua. selamat berjuang buat teman-teman DIB. Stop kriminalisasi dokter!!!. Salam sejawat

Saturday 10 August 2013

Berbagi Berkah Ramadhan untuk Papua

Bersama Santri di Walesi

Buka Puasa Bersama


Pembagian Baju Lebaran, Buku, Alat2 tulis, Sembako dan uang lebaran untuk santri


Baju Ungu yang di pakai santri adalah dari sumbangan donatur yang sudah kita belanjakan

Bersama Pelajar Muslim Papua di Baiturrahman






Berkah Ramadhan Untuk Papua

Muslim di Kampung Araboda

Mesjid Kimbim

Muslim di Kampung Megapura

Muslim di Kampung Hitigima

Team BSMI Wamena

Muslim di Kampung Jagara

Berlebaran dengan Muslim Suku Dani





Wednesday 12 June 2013

POLRI DAN LARANGAN JILBAB

Kasus pelarangan jilbab di institusi kepolisian mengingatkan kembali cerita-cerita senior akhwat bagaimana dulu mereka mempertahankan jilbabnya ketika di Fakultas Kedokteran terlebih ketika memasuki dunia rumah sakit. bahkan saat saya sendiri memasuki dunia rumah sakit masih ada dokter konsulen yang berpendapat bahwa jilbab yang dipakai para koasisten (dokter muda) adalah sumber infeksi. Jilbab menjadi penghalang bekerja para dokter dan perawat yang memerlukan gerak yang lebih leluasa dalam memanangani pasien apalagi pada kasus-kasus emergency. di kamar Operasi akhwat-akhwat dipaksa untuk membuka jilbabnya. tapi berkat perjuangan FKDM akhirnya jilbab perlahan diperbolehkan bahkan jilbab bisa memasuki kamar operasi dengan disediakannnya jilbab khusus OK buat dokter muda, seiring itu dokter spesialis juga semakin banyak yang memakai jilbab. Alhamdulillah memang pertolongan Allah itu sangat dekat.
Setelah reformasi 98 jilbab sudah semakin leluasa dipakai oleh para muslimah, jilbab memasuki ruang-ruang kelas sekolah, memasuki kampus-kampus, memasuki institusi pemerintahan, bahkan menerobos masuk ke kursi-kursi di Parlemen , tinggal menunggu waktu saja jilbab bisa memasuki Istana Negara kita seperti di Turki , ibu Negaranya memakai Jilbab.
Tapi fenomena Jilbab sebagai salah satu keyakinan ummat Muslim dalam menjalankan agamanya kenapa begitu susah menembus institusi Kepolisian dan TNI kita?.ketika melihat berita tadi malam saat mendengar pernyataan dari Wakil Kapolri Komjen Nanan Soekarna dengan arogannya mengatakan "...kalau mau memakai jilbab ya jangan masuk Polwan.."
Sikap Polri ini sangat disayangkan sekali, beranggapan bahwa jilbab akan menghalangi kinerja Polwan tak ubahnya Polri kita masih hidup di jaman ORBA.
peraturan kepolisian republik Indonesia ini juga sangan disayangkan oleh Muhammadiyah. Menurut Din Syamsudin hal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar yang membebaskan warganya memeluk serta menjalankan keyakinannya masing masing.
selain itu dari politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga sangat menyayangkan sikap Kapolri ini Mardani Ali Sera mendesak Kapolri Jenderal Timur Pradopo harus membuat aturan Polwan muslim boleh berjilbab saat bertugas. dari dulu PKS mengusulkan agar TNI dan Polri membolehkan anggotanya untuk berjilbab, salah satunya Almarhumah Yoyoh Yusroh yang sangat getol memperjuangkan agar di TNI dan POLRI membuat aturan agar membolehkan jilbab.
Dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat pun mengalir deras agar Polwan yang ingin memakai Jilbab saat bertugas dibolehkan.
mungkin Kapolri kita  lupa dengan isi UUD 45  Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.(Pasal 29 ayat (2) UUD 1945) sampai disitu gak ada tambahan ayat "kecuali POLRI"

Sunday 9 June 2013

PELAYANAN KESEHATAN BSMI WAMENA,BUKTI CINTA KAMI UNTUK PAPUA

Tak kenal lelah untuk melayani, sepertinya sudah menjadi sebuah prinsip bagi seluruh relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dimanapun berada, ada saja energy positif yang menggerakkan langkah kaki para relawan untuk menebar kebaikan. Seperti halnya hari ini Minggu (09/06/13) Relawan BSMI kembali menyusuri bebukitan di perkampungan Assoyelipele dan perkampungan sekitarnya pegunungan Jayawijaya-Papua , memasuki Honai-honai penduduk untuk mengecek kesehatan masyarakat, disamping itu relawan juga menyempatkan untuk berbincang dengan warga yang di temui serta memberikan penyuluhan untuk perilaku hidup sehat. Ada 10 relawan yang tergabung dalam tim medis Pelayanan kesehatan BSMI Wamena kali ini yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan relawan non-medis.
Dengan mendatangi honai-honai penduduk dirasakan sangat efektif dalam pelayanan kesehatan masyarakat, terkadang ada warga yang tidak datang berobat karena jarak rumahnya sangat jauh sehingga mereka tahankan untuk tidak pergi berobat, seperti dalam pengobatan sebelumnya ada seorang pasien yang sudah setahun sakit tapi tidak mendapatkan layanan kesehatan berhubung karena rumahnya jauh ditengah hutan dan dia sudah tidak sanggup lagi berjalan jauh.
Warga sangat senang sekali ketika relawan mendatangi kampung-kampung mereka, warga tidak menyangka ketika tiba-tiba mereka didatangi oleh petugas kesehatan BSMI. “ terimakasih dokter sudah datang ke kampung kami” kata seorang warga yang kami datangi Honainya.
Selain pelayanan kesehatan relawan BSMI juga menyempatkan diri untuk singgah dipesantren khusus anak-anak Papua untuk menyalurkan sembako yang diamanahkan beberapa donatur kepada BSMI untuk disalurkan. Sembako diterima langsung oleh Ustadz dan beberapa anak-anak yang di asrama. Adapun bantuan yang diserahkan BSMI berupa 5 karung beras (75 Kg), Minyak Goreng 10 Kg, Ikan Kaleng 2 Dus ukuran besar, garam dan bumbu dapur lainnya.
Selamat Milad BSMI yang ke -11, tetap semangat kepada seluruh relawan dimanapun berada,tetaplah bekerja dan melayani, salam cinta kami dari Pegunungan Tengah Papua.

Saturday 1 June 2013

Negeriku, Surga bagi Perokok

Lengang sekali isu tentang hari tanpa tembakau pada tanggal 31 Mei 2013 kemarin baik di media sosial apalagi di Media elktronik dan cetak, hening seakan kita semua lupa. Dinas Kesehatan muali dari pusat sampai kabupaten/kota juga yang seharusnya menjadi ujung tombak  untuk kampanye anti rokok tidak memanfaatkan momen penting ini untuk mensosialisasikan kemasyarakat tentang bahaya rokok. ya sudahlah mungkin kita sudah terlalu terlena dengan hasil cukai rokok yang begitu besar untuk Negeri ini. Iya kan Pak Presiden? :)
Hari Tanpa Tembakau disahkan oleh Majelis Kesehatan Dunia pada tahun 1988 pada resolusi WHA42.19 dengan menentapkan tanggal 31 Mei sebagai H
ari Tanpa Tembakau. Awalnya bertujuan untuk mendesak para pecandu tembakau agar berpuasa selama 24 jam untuk tidak merokok, seiring dari tahun ketahun berkembang menjadi seruan agar pada hari tersebut juga tidak ada iklan rokok, penciptaan ,penyebaran, penyiaran tetang rokok baik melalui media elektronik, surat kabar, brosur,pamplet, papan iklan dan lain-lain. tiap Tahunnya WHO memiliki tema tersendiri untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau, namun tujuan akhirnya adalah agar masyarakat sadar akan dampak buruk rokok terhadap kesehatan. sosialisasi yang baik dilakukan oleh WHO di Negara-negara Eropa khususnya dan juga kampanye oleh aktivis anti rokok cukup berdampak signifikan bagi industri rokok di Eropa terutama negara-negara maju, selain itu semakin tingginya pendidikan masyarakat dan kepedulian pemerintah yang menuangkan dalam UU di Negaranya masing-masing menyebabkan industri rokok semakin hengkang dari bumi Eropa. apakah industri rokok kapok? oh tentu tidak mereka memiliki segudang ide, target selanjutnya adalah negara-negara Miskin dan sedang berkembang yang menjadi sasaran empuk Industri rokok. penduduk di Negara-negara Miskin di bodohi dengan iklan-iklan yang luar biasa. mana ada iklan rokok yang asal-asalan, pasti iklan rokok keren. penggambaran yang hebat kepada perokok, gak ngrokok gak keren,gak ada lo gak rame.....
Bagaimana dengan Negara kita? 
Indonesia merupakan salah satu surga bagi industri rokok. berdasarkan Survey global Adult Tobacco pada tahun 2011 Indonesia memiliki perokok aktif terbesar kedua setelah Cina..(wah selamat ya :p ). 67,7 % atau sekitar 80 juta jiwa laki-laki dewasa di Indonesia merupakan perokok aktif, perokok wanita sekitar 8 juta jiwa, dan yang paling ironis sekali 45% dari perokok aktif adalah usia produktif di bawah 25 tahun dan bahkan 1 % ada anak-anak. meski Industri rokok sering membantah kalau iklan mereka ditujukan kepada orang dewasa, tapi kenyataannya di lapangan perokok aktif pada usia muda semakin hari semakin bertambah.

Pak SBY apa kabar?
sudah tidak bisa kita pungkiri pemerintahan sekarang tak ada yang bisa kita banggakan dari tuan-tuan kita terhormat disana. pemerintah lebih memilih mengorbankan kesehatan rakyatnya ketimbang berani tegas terhadap industri rokok . iklan rokok bertebaran dimana, layar TV kita tidak pernah absen dengan iklan rokok, jalanan, tempat-tempat umum tidak sepi dengan papan iklan rokok, benar-benar surga bagi industri rokok, seakan-akan pemrintahan kita mengatakan "silahkan pasang iklan rokokmu dimanapun anda suka".
pada tahun 2012 pendapatan dari bisnis rokok memberikan keuntungan buat Indonesia sebesar 70 Trilliun sangat besar memang, tapi tidak sebanding dengan biaya yang ditanggung negara untuk pasien akibat rokok seperti kanker paru yang mencapai 250 Trilliun/tahun . saya gak paham bagaimana hitung-hiungan pemerintah kita terkait keuntungan bisnis rokok ini. 
lemahnya aturan dalam undang-undang yang berkaitan dengan rokok/tembakau menjadi salah satu gerbang buat produsen rokok untuk habis-habisan mempromosikan produknya di Negeri ini. bahkan rokok dengan mudahnya menembus dunia kampus sebagai area orang-orang berpendidikan lewat mensponsori acara-acara mahasiswa, beasiswa,dll. perlahan tapi pasti mereka menghancurkan bangsa ini langsung ke sasarannya yaitu pemuda, usia produktif, pemerintah kita tak berdaya terlena dalam asap keuntungan dari rokok.
Hilangnya salah satu ayat yang berhubungan dengan Tembakau pada RUU kesehatan ayat (2) pasal 113 yang berbunyi " Zat adiktif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi Tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cair, dan gas yang bersifat adiktif penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan /atau masyarakat sekitarnya.".
bagaimana bisa anggota dewan terhormat kita mengatakan hilangnya pasal itu tidak ada faktor kesengajaan. sudah begitu parahnyakah bapak/ibu anggota dewan terhormat kita di DPR sana berusaha mengelabui dan membohongi masyarakat?. ya bisa saja karena otaknya sudah pada atropi akibat keuntungan-keuntungan dari rokok.
FCTC (Frame work Convention on Tobacco Control) yang merupakan bagian dari WHO yang merupakan konvensi internasional pertama yang mengatur kesehatan masyarakat sekarang sudah beranggotakan 176 negara, semua negara sudah menandatangani kesepakatan itu kecuali 9 negara, salah satunya yang tidak bersedia menandatangani adalah Negeri kita tercinta Indonesia ini.
kepada siapa lagi kita berharap agar lahirnya aturan-aturan yang sehat di Negeri ini bahkan aturan untuk kesehatan sendiri dibuat sekarat dan sakit oleh perwakilan-perwakilan kita di DPR sana. tidak mungkin kita berharap dengan para anggota dewan merokok, tidak mungkin kita berharap kepada anggota dewan dari Fraksi yang bertanggung jawab akan salah satu ayat yang hilang di RUU kesehatan, tidak mungkin kita berharap kepada Partai-partai yang tidak tegas terhadap rokok. 
berharaplah kepada Partai politik yang seluruh kadernya tidak merokok, anggota dewannya tidak merokok dan yang tegas mengusung aturan tentang rokok di Negeri ini. di 2014 nanti bijaklah memilih para wakil rakyat kita, jangan pilih wakil rakyat yang otaknya sudah atropi gara-gara asap keuntungan dari bisnis rokok. 
Harapan itu Masih ada

Wednesday 29 May 2013

Film Fetih 1453 " Penaklukan Konstantinopel"


Alhamdulillah setelah sekian lama menunggu dan mencari film Fetih 1453 karya sutradara Turki akhirnya saya bisa download juga waktu pulang ke Padang kemarin. Film ini bercerita seputar penaklukan Konstantinopel oleh tentara Turki Utsmani dibawah komando langsung oleh Sultan Mehmed II. Film yang disutradarai oleh Faruk Aksoy ini sebenarnya sudah dirilis pada tangal 16 Februari 2012 di berbagai belahan dunia, sayangnya di Indonesia ntah alasan apa film ini tidak ada di putar.
Berdasarkan hadist Rasulullah  pada abad ke 7 yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
Beranjak dari hadist inilah semangat Turki Utsmani untuk menaklukkan Kontastinopel, selanjunya baca sejarahnya aja ya…he he he
Sebagai penikmat sejarah sekaligus penikmat film, saya pribadi menilai film ini layak untuk di tonton meski ada beberapa hal yang ditampilkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetapi minimal sudah ada film sebaik ini yang diproduksi oleh orang Islam. Saran saya memang kita harus terlebih dahulu membaca sejarah bagaimana penaklukan konstantinopel atau minimal kita menontonnya dengan di dampingi oleh orang yang mengerti sejarahnya agar kita tidak menelan mentah-mentah apa yang disajikan.
Komentar sebagian orang sangat menyayangkan film ini karena tidak Islami. Ya memang menurut saya film ini bukan film Islami seperti Ayat-ayat cinta. Sutradara film juga pasti mempertimbangkan ketika sesuatu hal akan diangkatkan menjadi sebuah cerita di layar lebar, bukan kita saja penikmat film Islami yang harus dipuaskannya. Ya menurut saya tinggal kita saja harus lebih cerdas memilah mana yang sesuai sejarah mana yang tidak.
Saya masih berharap film ini ditayangkan di bioskop2 di Indonesia, minimal dengan ini pemuda Islam tidak buta dengan sejarah, masa kita disuguhi terus dengan film2 tidak berkualitas.

Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, `Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?´ Beliau menjawab, `Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.’ Maksudnya adalah Konstantinopel.” (HR. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim)
sebelumnya install program Torrent dulu. Saya kalau mencari film lebih suka di Torrent