Tuesday 30 April 2013

Kurima

Jalan kaki sama mama2 sepulang dari Puskesmas
Sebulan lebih dengan ketidakpastian pesawat yang berangkat ke Distrik Langda akhirnya saya di tempatkan di Puskesmas Kurima, salah satu Distrik dari Kabupaten Yahukimo. beberapa kali mengecek ke AMA dan MAP  dua maskapai penerbangan milik Missionaris, tapi satupun tidak ada jadwal penerbangan yang akan menuju ke Langda. ditanyapun dimana distrik tersebut saya gak tau, sama sekali tidak ada di peta kabupaten Yahukimo yang terpampang di dinding Dinkes. tapi menurut cerita, dari kami berdelapan dokter yang akan diberangkatkan ke pos, distrik saya lah yang paling jauh. tak ada tenaga medis kecuali kepala puskesmas dan beberapa kader disana. bolak-balik melihat jadwal keberangkatan ke bandara tapi tetap belum juga ada yang berangkat karena alasan cuaca yang tidak bagus.
akhirnya saya di tempatkan di Distrik Kurima, salah satu distrik yang paling dekat ke Wamena. lupakan sudah distrik Langda itu dimana. jarak antara Kurima dan Wamena sekitar perjalanan 1 jam lebih. awalnya dari Wamena kita naek angkutan umum kurang lebih 1/2 jam kemudian sampai di dekat sungai Yetni, terus selanjutnya kita berjalan kaki sekitar 2 Km menuju sungai Yetni, melewati beberapa anak sungai, lumpur yang kadang sangat dalam, kemudian selanjutnya melewati sungai yang beraliran deras, syukur-syukur jembatan kayunya masih ada, klo jembatannya sudah hanyut ya terpaksa kita harus nyebrang sungai dengan bantuan warga setempat. tak jarang warga hanyut terbawa arus sungai Yetni ini ketika nyebrang. ini adaah jalan satu-satunya warga menuju ke Wamena untuk membawa hasil pertanian berupa sayur, buah dan hewan ternak, serta untuk membeli kebutuhan hidup ke Wamena. tapi entah kenapa sampai saya setahun disini tak ada sama sekali tanda-tanda untuk dibuat jembatan. bahkan 2 Mentri hari itu sudah datang kesini, pak Dahlan iskan dan satu lagi saya lupa siapa Mentrinya. belum cukup adegan menyebreang sungai Yetni kita harus naek ojek lagi sekitar 3 Km baru sampai ke Puskesmas.inilah kondisi disitrik yang terdekat dari Kota Wamena.
terlepas dari buruknya akses jalan menuju ke sana, Kurima ini memiliki alam yang sangat bagus. rangkaian bebukitan hijau yang menyejukkan mata, angin sejuk sepanjang hari tapi terkadang kalau sudah sore angin cukup kencang, makanya terkenal sekali istilah angin Kurima. kebun-kebun masyarakat yang dipenuhi sayur-sayuran, masyarakat yang ramah. selain itu di Kurima juga ada air terjun meski tidak terlalu tinggi. jika kita mendaki sedikit bebukitannya mata kita akan disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa. inilah yang membuat berat meninggalkan Kurima ketika masa bakti saya sudah selesai. berat rasanya melangkah untuk meninggalkan Kurima. terimakasih atas keramahan masyarakat, terimakasih kepada Suster Ani yang dengan sabar mengajari Bahasa Suku Hubla, Pak Zet kepala Puskesmas, Pak Leo yang mengantarkan Pisang sebaskom Gede :-), janji pak Leo klo sayurnya panen ngundang saya lo dan ngajarin masyarakat buat bercocok tanam, Pak Silas yang sudah saya anggap orang tua sendiri, Suster Martina, Suster Henike, Suter Ros,Pak Yulianus yang selalu menemani di Puskesmas dan semua petugas Puskemas Kurima saya ucapkan banyak terimakasih. ^-^
Sungai Yang harus diseberangi menuju Wamena












Menyebrang di Sungai Yetni

          
Lumpur yang harus di lewati Warga ketika mau ke Wamena



































Depan Puskesmas Kurima,kader lagi motong rumput


Buah Merah, hasil pertanian masyarakat yang dijadikan obat




Bersama Alvius di Jembatan yang menghubungkan Dstrik Kurima dengan Distrik Mugi


Rumah Penduduk di Kurima

Indahnya alam Kurima








Tradisi Potong Jari


Ekspresi kesedihan merupakan sesuatu yang lumrah ketika kita mengahadapi sebuah musibah, apalagi ditinggalkan orang-orang yang sangat kita sayangi, orang-orang yang memiliki suatu tempat tersendiri bagi kita. Menangis mungkin adalah sebuah hal yang sangat sering kita temui dalam mengekspresikan sebuah kesedihan. Bagi masyarakat pada umumnya menangis adalah hal yang paling sering kita temui untuk mengungkapkan sebuah kesedihan. Akan tetapi sangat berbeda dengan masyarakat suku-suku di Pegunungan Tengah Papua, bagi mereka menangis bukan cara yang cukup untuk mengekspresikan kesedihan.
Ketika salah seorang yang sangat dicintai dalam keluarga meninggal dunia maka biasanya keluarga yang ditinggalkan akan melumuri seluruh badan dengan lumpur, pernah suatu ketika saya menghadiri sebuah acara kematian ada anggota keluarga yang melumuri badannya lumpur hingga hanya matanya saja yang kelihatan. Tapi yang membuat tradisi suku-suku di Pegunungan Tengah ini berbeda dengan masyarakat pada umumnya adalah tradisi potong jari . bagi mereka memotong jari adalah sebuah ungkapan kesedihan yang mendalam apabila ada salah satu keluarga terdekat yang meninggal seperti anak, istri,suami, ayah, adek atau kakak. Pemotongan jari ini melambangkan kepedihan dan sakit yang mendalam ketika seseorang ditinggalkan oleh orang yang sangat dicintai. Selain pemotongan jari dulu juga sering ketika istri ditinggal mati suami, maka sang istri yang tidak tahan dan mampu menerima kematian suaminya akan melompat dan bunuh diri ke dalam sungai Baliem yang sangat deras, tak jarang juga mereka membawa anak mereka terjun bersama mereka ke dalam sungai. Tradisi ini dipercayai akan mampu memutus kesialan dikemudian hari, sehingga ketika jari dipotong maka berharap dengan itu selanjutnya tidak ada lagi kesedihan dan kesialan yang datang.
Pemotongan jari dan bunuh diri ketika ditinggal orang-orang yang dicintai memang seringnya dilakukan oleh kaum ibu, tapi beberapa kasus ada juga kaum pria yang melakukan tradisi ini. Biasanya pemotongan dilakukan langsung dengan memakai pisau tajam, kapak, batu yang ditajamkan dan ada juga yang diikat kuat beberapa hari sampai ujung jari menghitam karena mengalami nekrosis kemudian baru di potong.
Masuknya Agama ke masyarakat suku-suku Pegunungan Tengah akhirnya secara perlahan mengikis tradisi ini, tapi tidak tertutup kemungkinan masih ada yang melakukan satu atau dua orang dari kelompok masyarakat adat. Yang masih banyak kita temukan sekarang adalah para orang tua yang dulu pernah melakukannya.
Menghadapi Kematian dalam Islam 
Dalam islam tentu saja hal ini sangat dilarang bahkan meratapinya saja kita tidak diperbolehkan, ketika seseorang meninggal dunia kita hanya dibolehkan mengekspresikan kesedihan hanya sebatas menangis saja dan tidak boleh berlebihan .
 Dari al-Mughirah r.a ia berkata . aku mendengar Rasulullah bersabda.”Barang siapa yang ditangisi diiringi ratapan, maka ia akan disiksa menurut kata-kata yang diucapkan dalam ratapan itu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah juga mengatakan ada empat perkara yang terdapat pada ummatku yang termasuk perbuatan Jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan 1) membanggakan kebesaran leluhur 2) menghina keturunan 3) menisbatkan turunnya hujan kepada bintang-bintang 4) meratapi mayit. Lalu beliau melanjutkan wanita yang meratapi orang mati, apabila tidak bertaubat sebelum meninggal, akan dibangkitkan pada hari kiamat dan dikenakan kepadanya pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga sertamantel yang bercampur dengan penyakit gatal ( HR Muslim ).
Dalam hadist lain dari Abu Hurairah r.a ia berkata Rasulullah bersabda, “ Dua perkara yang dapat membuat manusia kufur : mencela keturunan dan meratapi mayit ." (HR Muslim).
Dan banyak lagi hadist yang mengatakan larangan bagi kita muslim untuk meratapi mayit. Dalam islam kematian merupakan sebuah keniscayaan begitu juga dengan kita yang ditinggalkan. Ada yang meninggal dan ada yang ditinggalkan. Semua dari kita akan menemui yang namanya kematian baik dalam waktu cepat maupun lambat. Kita hanya dituntut untuk menyiapkan bekal menuju kematian tersebut. Semua yang ada pada kita merupakan sebuah titipan belaka, tak ada yang abadi semua akan kembali padaNYA. Tapi seringkali kita yang mengaku sebagai Muslim banyak yang tidak siap ketika datang ujian kematian ini. Tak ada larangan untuk menangis, tidak ada larangan untuk bersedih dalam islam ketika seseorang yang kita cinta meninggalkan kita, tapi janganlah berlebihan dalam mengekspresikannya.
Insyallah kita akan kembali kepadanya dan juga orang-orang yang kita cintai, baik kita yang dahulu atau mereka. Cukup persiapkan saja bekal kita kesana untuk bertemu dengan denganNYA. Semoga kita pergi dalam kondisi yang terbaik.


“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)

Saturday 27 April 2013

PTT Juni 2013

Pendaftaran PTT Pusat baru saja dibuka untuk periode Juni 2013 silahkan buka di website Kementerian Kesehatan RI https://ropeg-kemenkes.or.id/ . silahkan bagi yang berminat untuk segera mempersiapan pendaftaran. pikirkan baik-baik kemana tempat tujuan selajutnya.
sekedar saran buat adek-adek dan kawan-kawan yang selama ini aktif di tarbiyah kemanapun tujuan PTT kita tetaplah jadi pribadi yang bermanfaat untuk semua orang. kehadiran kita dirasakan manfaatnya untuk masyarakat sekitar. sayang sekali kalau tujuan PTT kita hanya untuk selembar kertas Selesai Masa Bakti (SMB), Jalan-jalan dan gaji PTT. bawalah Misi yang selama ini kita dapatkan dalam proses panjang tarbiyah ke tempat tujuan kita.
selain mempersiapkan berkas untuk PTT, siapkan juga surat untuk melanjutkan Liqo kita di daerah PTT. meski mungkin terkadang bagi yang ditempatkan di daerah2 sangat terpencil dan terpencil jumlah ikhwah sedikit atau tidak ada kelompok Liqo minimal ikhwah yang sudah ada disana mengetahui keberadaan kita sebagai saudaranya disana. ingatlah 10 wasiat Hasan Al-Banna "Kenalkan dirimu kepada saudara-saudaramu seiman dan seperjuangan, walaupun engkau tidak diminta, sebab azas dakwah kita adalah mahabbah (kecintaan) dan saling mengenal...."
ada beberapa ikhwan/akhwat yang berada di daerah sangat terpencil meski akses sulit mereka tetap tidak meninggalkan yang namanya Liqo, meski itu 1 kali sebulan atau sekali 3 bulan karena sedikitnya akses pesawat ke daerah tersebut, akses darat sulit hanya bisa dilakukan berjalan kaki yang memakan waktu kadang berminggu-minggu.

Selamat berpetualang, selamat menikmati PTTnya.... ^_^

PERSYARATAN :
a. Warga Negara lndonesia
b. Bersedia ditugaskan difasilitas pelayanan kesehatan kriteria terpencil dan sangat terpencildengan lama
penugasan selama 2 (dua) tahun.

- ATOKASI FQRMA$I
Alokasiformasi dapat dilihat pada website www.ropeq-kemenkes.or.id pada tanggal 1 Mei2013.

TAHAPAN PENDAFTARAN:
4.1. Registrasi on-line :
 a. Pendaftaran peserta secara on-line melalui www.ropeg-kemenkes.or.id mulai tanggal
b. Melakukan registrasi on-line melalui www.ropeq-kemenkes,or.id dengan memperhatikan
langkahJangkah pengisian secara cermat dan hati-hati.
c. Setiap pelamar diperkenankan mendaftar pada 2 (dua) peminatan, dengan ketentuan pilihan ke-
2 wajib memilih kriteria terpencil.
d. Mencetak hasil registrasi on-line, menempelkan 1 (satu) lembar pas foto ukuran 3X4(berwarna/hitam putih) dan menandatangani print out registrasi on-line.
e. Pendaftaran baru dianggap sah setelah berkas lamaran diterima Panitia melalui pO Box i003
JKTM 12700 paling lambat pada tanggal 13 Mei 2013 jam.15.00 WIB (bukan cap pos).
4.2. Pengiriman Berkas :
a. Panitia hanya menerima berkas melalui PO BOX 1003 JKTM 12700 sesuai waktu
ditentukan (lokasi Po Box berada di Kantor pos Mampang Jakarta selatan).
 b. Setiap pendaftar hanya diperkenankan mengirimkan 1 (iatu) berkas dan tidak ada
susulan berkas.                                                                                                                                          c. Kelengkapan berkas:
1) Print out hasil registrasi on-line yang sudah ditandatangani dan ditempel foto.                                 2) Asli Surat Keterangan Sehat yang terbaru dari Oofter Pemerintah (Puskesmas/RsuD/
RSUP/RS TNt-POLRt).                                                                                                                           3) Foto copy ljazah Profesi Dokter yang telah dilegalisir asli                                                                  .4) Foto copy STR yang diterbitkan dari Konsil Kedokteran lndonesia dengan masa berlaku
minimal sampai dengan 31 Mei 2015 (BUKAN LEGALISIR ASLI/ bukan tanda terima
pengurusan STR).                                                                                                                                     5) Surat Pernyataan (download dari www.ropeq-kemenkes.or.id) - Tidak Terikat Kontrak kerja dengan lnstansi Pemerintah maupun swasta.                                                                                             - Bersedia bertugas di lokasi penugasan sesuai kriteria dan lama tugas sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang pengangkat dokter PTT.                                                               - Tidak mengambilcuti pada tahun pertama penugasan sebagaidokter PTT.                                             - Dalam keadaan sehat dan bersedia tidak hamil pada tahun pertama penugasan.
Catatan :
Surat Pernyataan dibuat rangkap 2 (dua) lembar (1 lembar asli bermeterai dan 1 lembar foto
copy dari yang bermeterai)
6.Foto copy KTP/Domisili yang disyahkan oleh pejabat Pemerintah yang berwenang (legalisir
Asli RT/RWLurah/CamaUDinas Kependudukan).
7.Foto copy Surat Keterangan Selesai Penugasan / Selesai Masa Bakti (SMB) bagi yang
pernah melaksanakan PTT.                                                                                                                        8) Foto copy Surat Nikah (bagisuami isteriyang sama-sama mendaftar).                                              9) Riwayat pekerjaan bagi dr/drg yang lulus FK/FKG sebelum 1 Juni 2010 (downtoad dari
www.ropeg-kemen kes.or.id)
Berkas disusun rapi sesuai urutan persyaratan butir c diatas dan dicek kembali kelengkapannya
karena panitia tidak menerima susulan berkas. Berkas yang sudah lengkap dimasukkan kedalam
map dengan warna sbb:
WARNA BIRU
WARNA MERAH

TAHAPAN DAN JADWAL KEGIATAN
NO KEGIATAN WAKTU
1 Registrasi on-line di website 1-6Me,2013
2 Penerimaan berkas pendaftaran melalui Po Box 1 13 Mei 2013
3 Pengumuman kelulusan 17 Me,2013
4 Konfirmasi keberangkatan secara online 17 - 24 Mei 2013
5 Lapor ke Dinas Provinsi Lulusan 22 - 27 Mei 2013
6 Pembekalan di Dinkes Prov. Lulusan dan
Penyelesaian administrasi biaya perjalanan 31 Mei 2013
7 Berangkat serentak ke Provinsi penugasan 3 Juni 2013
8 Berangkat serentak ke Kabupaten penugasan 4-6Juni2013


Thursday 25 April 2013

Tradisi Bakar Batu

Tradisi bakar batu masih menjadi tradisi yang melekat pada masyarakat suku-suku di Pegunungan Tengah Papua. Sudah hampir setahun di Papua, Ini adalah yang ke 3 kalinya saya mengikuti acara bakar batu dan kali ini bersama masyarakat suku Hubla dalam rangka peresmian sebuah Puskesmas. Suku Hubla merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah Pegunungan Tengah Papua di sebelah Timurnya Lembah Baliem, dahulunya daerah2 ini dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Jayawijaya, tetapi setelah terjadi pemekaran besar-besaran terbentuk beberapa kabupaten baru, salah satunya adalah kabupaten Yahukimo. Kata Yahukimo merupakan singkatan dari beberapa nama suku besar yang mendiami kabupaten ini yaitu suku Yali, Hubla, Kimial dan Suku Momina. Sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pegunungan yang ditempuh dengan berjalan kaki ataupun dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil yang sangat terbatas antara Distrik yang satu dengan Distrik Lainnya.belum ada akses untuk transportasi darat yang menghubungkan antara ibu kota Provinsi di Jayapura maupun dari Jayawijaya sebagai kabupaten tertua di wilayah pegunungan, sehingga ini menyebabkan harga barang bisa mencapai 3 kali lipat bahkan lebih dibanding di Jayapura.
Kembali kita membahas tentang tradisi bakar batu, tradisi bakar batu ini merupakan ungkapan rasa syukur dari masyarakat ketika ada momen-memen tertentu misalnya untuk merayakan kemenangan dalam peperangan antar suku, pernikahan, kematian, peresmian gedung pemerintahan dll.
Pada acara bakar batu masyarakat biasanya membawa hasil bumi berupa ubi jalar (Hipere), sayur-sayuran dan beberapa ekor Babi (Wam) dan ayam. Awalnya kayu bakar akan ditumpuk kemudian diatasnya akan diletakkan batu mulai dari ukuran kepalan tangan sampai batu seukuran kepala. Kemudian akan ditutupi lagi dengan kayu bakar, selanjutnya akan dibakar sampai kayu bakar habis dan batu dipastikan sudah sangat panas. Bersamaan dengan itu sebuah lobang besar akan digali, ini nanti berfungsi sebagai tempat memasak. Beberapa warga membersihkan Ubi jalar, sayur2an . sedangkan Babi dan ayam biasanya bukan disembelih tapi dipanah tepat di daerah jantungnya.
Batu yang sudah panas akan disusun satu lapis di dasar lubang yang sudah digali biasanya dipakai batu-batu yang berkuran besar kemudian ditutup dengan rumput-rumput, di atas rumput tersebut akan disusun ubi jalar dan sayur-sayuran yang sudah diberikan bumbu, setelah itu akan ditutupi lagi dengan selapis rumput dan diatas rumput akan disusun lagi batu-batu yang sudah dipanaskan/dibakar,kemudian akan ditutup lagi dengan rumput dan diatasnya akan diletakkan Babi yang sudah dikeluarkan isi perutnya dan sudah dibersihkan. Kemudian ditutup lagi dengan rumput kemudian akan diikat agar panas uapnya tidak keluar. Berhubung saya Muslim maka dibuat satu lagi lubang untuk memasak ayam, proses memasaknya juga sama dengan bakar batu untuk babi tadi. Syukurlah tidak ada masalah dengan saya tidak mau makan Babi dan makanan yang bercampur dengan babi, mereka sangat menghargai perbedaan dan menghormati keyakinan saya. Dulu saat baru nyampe di Papua ada yang cerita kalau kita dijamu makan, apapun makanannya harus kita makan termasuk babi sekalipun, klo gak kita makan bisa-bisa kita dipanah sama masyarakat karena itu akan menghina mereka. Ternyata itu hanya cerita yang gak benar. Tak ada cerita seperti itu, masyarakat sangat menghargai keberadaan kita dan memang pada dasarnya masyarakat Papua itu baik. Jadi dimanapun kita berada keyakinan dan prinsip yang kita yakini ya harus kita pegang kuat, tinggal masalah komunikasi kita saja dengan masyarakat.
Setelah semua bahan dimasukkan dan dibalut dengan rumput akan ditunggu sekitar 2-3 jam sampai matang.uap panas dari batu inilah yang nantinya yang akan membuat makanan menjadi matang. Sewaktu menunggu makanan masak acara selanjutnya adalah seromonial berupa kata sambutan dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat,tokoh gereja dan juga nyanyi-nyanyian pujian yang dibawakan oleh masyarakat.
Setelah acara seremonial selesai dan makananpun sudah matang saatnya untuk makan . Makanan dibagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu membuat kelompok2 kecil, kemudian selanjutnya akan disantap bersama.
Masih banyak lagi kearifan local pada masyarakat suku-suku di pegunungan tengah Papua yang perlu kita jaga bersama.

Wednesday 24 April 2013

Di Tengah Non-Muslim Saya Belajar Menjadi Muslim

Slmat Pagi Papua, selamat Pagi Indonesia tercinta!!!
“Masak apa kita hari ini? Sebentar lagi
kawan-kawan pulang dari Gereja.”
Inilah aktivitas kita hari minggu ketika kawan2 beragama Kristen beribadah ke gereja. Kawan-kawan biasanya berangkat jam 9 WIT dan pulang sekitar jam 12. Sebaliknya seperti itu juga ketika kami yang Muslim beribadah hari Jum’at, pokoknya pulang dari shalat jum’at makanan sudah terhidang.
Kita tinggal dalam 1 rumah ada 13 orang, 4 diantaranya kami Muslim dan kawan-kawan yang lain beragama Kristen. Kondisi seperti ini harus membuat kita berjiwa besar, menerima perbedaan. Apalagi 13 orang ini selain beda Agama, kita beda suku, beda tempat asal, beda Universitas lulusan. Ya klo kita menunjukkan ego masing-masing, yakinlah seminggu aja pasti pada bubar.
Dari awal kita sudah sama-sama punya komitmen untuk saling menghargai, klo masalah prinsip itu wilayah masing-masing jangan diganggu. Jadi kalau datang ke rumah jangan heran kalau menemukan di ruang depan ada yang tilawah, di ruang tengah ada yang baca Al-Kitab/Injil, ada yg bawain lagu-lagu rohani gereja, ada yang memutar Nasyid. Kawan-kawan juga sangat toleran makanan apa yang boleh dan yang gak boleh kami makan. Malah ketika acara buka puasa bersama di pesantren anak-anak Papua kawan-kawan juga bantu menyiapkan konsumsi, bantu kasih dana. Masalah niat itu tergantung masing-masingkan, yang tau hanya kita dan Tuhan.
Kebersamaan ini membuat wawasan saya lebih terbuka bagaimana memandang kawan-kawan yang Non-Muslim, bagaimana saya harus bersikap, saya banyak belajar dari mereka. Terkadang kita saling diskusi menanyakan ini itu kepada mereka, mereka juga bertanya kenapa muslim harus seperti ini, kenapa harus seperti, apa beda NU sama Muhammadiyah. Selama ini saya pikir konflik dan permasalahan banyak terjadi karena kita memang tidak mau tau dengan apa yang orang lain yakini, kita memaksakan sesuatu yang kita yakini kebenarannya kepada orang lain. Ya gak bisalah, sama juga seperti kita ketika orang lain memaksakan apa yang dia yakini benar kepada kita.
Salah seorang kawan bercerita dia punya tetangga muslim kalau datang bertamu ke rumahnya pasti gak mau minum air yang di sediakan, atau kalau ada acara pasti dia membawa makanan atau minuman sendiri, seakan dia jijik dengan kami,kata beliau.
Seperti ini kah akhlak yang dicontohkan Rasulullah untuk kita?seperti inikah seorang Muslim memperlakukan tetangganya. Jangankan menjadi simpatik orang pasti akan langsung antipati karena kita sudah membuat jurang pemisah terlebih dahulu.
Jadi teringat ketika Murabbi saya membacakan ayat ini
“Dan jika diantara kaum Musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar ia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. (demikian) itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS 9:6)
“ Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS 60:8)

Ikhwahfillah jangan karena sikap kita selama ini membuat Islam itu dimata yang lain jadi serem, islam itu begitu indah mengatur semuanya termasuk masalah hubungan kita dengan yang di luar Islam. Malah terkadang jangankan kepada yang Non-Muslim hubungan kita kepada yang sesama Muslim aja berantakan, mudahnya mengkafirkan, membid’ahkan, menuduh penyembah kotak suara, anjing-anjing demokrasi. Luar biasa nama-nama yang kita sematkan dengan orang-orang yang diluar kelompok/harakah kita.
Saat yang lain masih teriak-teriak isu toleransi, ya kita sudah praktekkan itu bisa dan bukan hal yang tidak mungkin. Papua ini banyak mengajarkan untuk saya bagaimana itu menghargai orang lain, menghargai keyakinannya. Salam rindu buat kawan-kawan semua, kebersamaan yang tak kan bias dilupakan begitu saja. Bg Agus, Nina,Putra,Harapan,Mita.Rizka,Sespri,Deny,Darius dan adek2 yg lain ….sukses buat semua ^_^