Wednesday 29 May 2013

Film Fetih 1453 " Penaklukan Konstantinopel"


Alhamdulillah setelah sekian lama menunggu dan mencari film Fetih 1453 karya sutradara Turki akhirnya saya bisa download juga waktu pulang ke Padang kemarin. Film ini bercerita seputar penaklukan Konstantinopel oleh tentara Turki Utsmani dibawah komando langsung oleh Sultan Mehmed II. Film yang disutradarai oleh Faruk Aksoy ini sebenarnya sudah dirilis pada tangal 16 Februari 2012 di berbagai belahan dunia, sayangnya di Indonesia ntah alasan apa film ini tidak ada di putar.
Berdasarkan hadist Rasulullah  pada abad ke 7 yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
Beranjak dari hadist inilah semangat Turki Utsmani untuk menaklukkan Kontastinopel, selanjunya baca sejarahnya aja ya…he he he
Sebagai penikmat sejarah sekaligus penikmat film, saya pribadi menilai film ini layak untuk di tonton meski ada beberapa hal yang ditampilkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetapi minimal sudah ada film sebaik ini yang diproduksi oleh orang Islam. Saran saya memang kita harus terlebih dahulu membaca sejarah bagaimana penaklukan konstantinopel atau minimal kita menontonnya dengan di dampingi oleh orang yang mengerti sejarahnya agar kita tidak menelan mentah-mentah apa yang disajikan.
Komentar sebagian orang sangat menyayangkan film ini karena tidak Islami. Ya memang menurut saya film ini bukan film Islami seperti Ayat-ayat cinta. Sutradara film juga pasti mempertimbangkan ketika sesuatu hal akan diangkatkan menjadi sebuah cerita di layar lebar, bukan kita saja penikmat film Islami yang harus dipuaskannya. Ya menurut saya tinggal kita saja harus lebih cerdas memilah mana yang sesuai sejarah mana yang tidak.
Saya masih berharap film ini ditayangkan di bioskop2 di Indonesia, minimal dengan ini pemuda Islam tidak buta dengan sejarah, masa kita disuguhi terus dengan film2 tidak berkualitas.

Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, `Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?´ Beliau menjawab, `Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.’ Maksudnya adalah Konstantinopel.” (HR. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim)
sebelumnya install program Torrent dulu. Saya kalau mencari film lebih suka di Torrent


MEREKA TIDAK TAHU

Hentakan buat kader-kader tarbiyah hari ini cukup menyita perhatian kita, dari hari ke hari tak bosannya media mainstrem membuat berita sesukanya. kita ambil aja baiknya, selama ini mungkin banyak yang belum mengenal kita minimal jadi tahu kalau kita ada dengan pemberitaan dari media. ingat saat WTC diserang dan Muslim jadi tertuduh dengan dalih teroris, perlakuan diskriminatif terhadap Muslim Amerika menjadikan sebagian orang bertanya-tanya apa itu Islam, bagaimana ajarannya sehingga dengan begitu tega membunuh orang lain yang tak bersalah. ternyata setelah mereka belajar Islam ajaran seperti itu tidak mereka temui, akhirnya mereka memilih Islam untuk menjadi agama barunya. begitu juga harapan kita dengan pemberitaan hari ini tentang PKS, orang jadi mencari tahu bagaimana sebenarnya PKS mendidik kadernya, apakah kita diajarkan hal-hal yang tidak baik seperti sangkaan media selama ini.dan orang juga akan bisa menilai ketika berinteraksi langsung dengan kader PKS, ketika akhirnya masyarakat bisa menyimpulkan " ah si A kader PKS itu tidak seperti itu kok". ya tinggal pembuktian kita saja di lapangan.
Pemberitaan ini juga diharapkan bisa membangunkan kader dari tidur panjangnya, tanpa kita pungkiri banyak dari kita yang sudah merasa nyaman dengan kondisi kita sekarang, tidak mau bergerak lagi, bahkan banyak dari kita yang sudah malas ikut tarbiyah, pembinaan yang melempem, sehingga orang awampun sulit membedakan mana kader tarbiyah dan mana yang tidak, ya sama saja.
" Saya sudah sulit membedakan mana adek2 yang tarbiyah mana mahasiswa yang tidak, tingkah lakunya sama saja" celoteh seorang dosen FK ketika saya berkunjung ke kampus. ya wajar saja kalau orang lain banyak yang tidak simpati dengan kita.
kita tidak bisa menyalahkan siapapun, kita jangan menyalahkan media yang hari ini menganggap kita sebagai ancaman, tapi baiknya kita lebih fokus untuk perbaikan diri.
Sebenarnya yang membuat kita hari ini dihukumi media dan banyak dari komentar yang mencaci adalah karena faktor ketidaktahuan mereka akan gerakan dakwah kita dan juga bisa jadi memang karena ketakutan dan kebencian akibat dari perbedaan ideologi yang diusung. seperti contohnya ketika KPK melihat aset tarbiyah yang begitu banyak mereka menganga " wah ini hasil korupsi ini", padahal mereka tidak tahu bagaimana kita mengumpulkan rupiah kedalam kotak-kotak dan kaleng infak setiap pekanannya. kita sisakan dari uang belanja untuk menghidupi dakwah ini. seperti yang dituturkan Pak Mahfudz siddik pergroup Liqo/halaqoh kita bisa mengumpulkan 50-100rb tiap pekan bahkan lebih dan perlu kita ketahui group liqo itu sudah lebih dari 200 ribuan di Negeri ini, ya hitung sendiri deh berapa totalnya, itu hanya infak dari group liqo pekanan, kelompok halaqoh saya sendiri tiap minggu bisa terkumpul kadang lebih dari 300ribu. belum lagi infaq dari ustadz-ustadz kita yang tentunya lebih banyak, ditambah lagi kadang sumbangan kader berupa rumah ,tanah, kenderaan yang begitu saja merelakannya untuk dakwah ini. kita lihat saja saat acara munasarah Palestina,ketika sesi pengumpulan infaq dalam hitungan menit bukan hal yang sulit untuk mengumpulkan sumbangan Milyaran dari kader, jangan heran ketika ada ummahat/ibu-ibu yang rela melepaskan antingnya saat itu juga demi membantu saudara di Palestina. ya seperti itulah kita diajarkan di dalam jamaah ini untuk peduli dengan sekitar kita, untuk lebih peka dengan penderitaan saudara-saudara kita.
itu hanya contoh kecil kebaikan yang saya rasakan dari jamaah ini, ketika jiwa sosial kita diasah, ketika kita lebih ditekankan untuk memberi daripada menerima. berkontribusi dari pada jadi penonton, bekerja daripada jadi pengkritik.
hari ini kita dibangunkan oleh media, ya cukup sudah tidur panjangmu kawan, jangan tidur lagi.terima kritik dari mereka yang suka mengkritik jadikan untuk kemajuan kita, perbaiki diri yang masih banyak kurangnya, tunjukkan bahwa apa yang dituduhkan mereka itu tidak benar tentang dirimu.
kebenaran akan menemukan jalannya sendiri meski semua orang mengingkarinta, toh Allah adalah hakim yang sebaik-baiknya.


BERHENTI, MELANGKAH LAGI

 
Saat itu masih ku ingat
Saat wajahmu sesenggukan menceritakan semua masalah
Tangismu menceritakan semua kekesalan
Saat itu aku melihat diriku dalam dirimu
Ya , kita pernah memilki masalah yang sama
Ku dengarkan tuturmu, sama seperti aku mendengarkan diriku sendiri yang bertutur

“ saya mau keluar bang, saya merasa tidak pantas disini…”
Ah…kata-kata itu pernah saya ucapkan dulu
Sebuah ungkapan kekecewaan yang mendalam
Saat pendapat kita dianggap sebagai sebuah penentangan
Kritik sebagai pemberontakan
Kita pun adalah seorang yang Futur, ya…. beban mental yang menyakitkan

Saya mulai bercerita kepadamu,saat engkau meminta nasehat
Tak pantas memang,
Ingatkah saat pasukan Muslimin bertemu dengan musuh di Mu’tah perbatasan dengan Syam
Melihat makin banyaknya sahabat yang gugur
Panglima perang yang di pegang Khalid bin Walid akhirnya memilih mudur ke Madinah
“wahai kalian yang lari dari perang, kalian lari dari jalan Allah” teriak kaum muslimin di Madinah
Bukan keharuan yang menyambut mereka,tapi cacian yang luar biasa
Apa mereka keluar dari Islam?
Tidak kawan,mereka mundur untuk menyerang kembali
 mereka berhenti untuk melangkah lagi

di sini,
di jalan ini kita tak mengharapkan penghargaan
meski sisi manusiawi kita selalu ingin dihargai

masih ingat, disaat bincang-bincang kita saling berbagi
bekerjalah meski tak ada yang melihat
kita sudah sepakat dengan itu kawan
berhentilah sejenak ,tapi jangan untuk selamanya

(for my brother)

Tuesday 28 May 2013

Balaslah Cacian dengan Kebaikan

"maka  berkat rahmat Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad maka bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertawakkal.".
 
Melihat fenomena komen mengkomen belakangan ini terkadang membuat saya berfikir apa sebenarnya yang dipikirkan orang lain sebelum  menuliskan komennya di kolom komentar, atau sebelum kita berkicau di twitter. banyak sekali hal-hal yang tidak pantas baik secara adat ketimuran kita maupun secara nilai agama yang kita anut. mudah sekali jari jemari kita menuliskan kata-kata bernada makian, cacian, membully, menghakimi orang lain yang kita sendiri belum tentu lebih baik dari yang kita komentari.
sebagai aktivis dakwah pun kita terkadang secara sadar atau tidak sadar kita pun ada yang terikut di dalam lingkaran komen mengkomen itu. cacian kita balas cacian, makian kita balas makian sehingga kalau kita perhatikan garis batas pembeda mana kita yang tertarbiyah dan mana yang tidak sudah sangat tipis. dalih kita membuat sebuah pembelaan terhadap yang kita anggap benar.
saya sendiri sebenarnya ketika membaca kolom komentar di beberapa tulisan sangat sulit sekali menahan diri untuk tidak membalas komentar tersebut, tapi disitu saya berpikir nanti saya jelaskan pun secara baik belum tentu yang komentarnya memaki bisa menerima penjelasan saya, apalagi saya balas dengan makian ya bakal maki- memaki tidak berkesudahan . makanya saya lebih baik memilih diam, atau ketika rasanya saya tidak siap membaca komentar orang lain ya saya cukup baca artikelnya saja. kalau di Twitter cukup saya blok orang-orang yang saya anggap tidak bermanfaat kicauannya, mudahkan.....ngapain repot ^_^.
Syafakah atau sisi lembut dari hati kita harus lebih kita manfaatkan untuk yang bernilai positif agar hasilnya juga positif, sehingga kita bisa menghasilkan nilai-nilai kebaikan untuk orang lain,lebih peka terhadap kesusahan orang lain, lebih menyayangi yang kecil dan menghormati yang lebih tua dari kita. jika kita arahkan sikap lembut kita kepada hal yang negatif maka kita akan mudah tersinggung dengan perkataan orang lain, mudah marah karena memang itu juga syafakah tapi dalam arti yang negatif.
Saya sangat tertarik dengan kisahnya Toyotomi Hideyosi dalam buku "the swordless samurai" seorang pemimpin legendaris Jepang abad ke XVI yang sangat menakjubkan, dengan otaknya yang brilliant ia akhirnya mampu menyatukan Jepang yang kala itu masih dalam kubangan perang antar klan. namun di balik otaknya yang memiliki seribu taktik/siyasat ia memiliki kelembutan hati dan itulah salah satu yang mengantarkan ia akhirnya menjadi salah seorang pemimpin yang disegani .
Coba kita bayangkan seandainya Hideyosi ketika pertama kali bertemu dengan Lord Nobunaga saat menawarkan diri untuk mengabdi pada klan itu langsung sakit hati atau membalas cacian dan kata sinis sang ketua Klan,mungkin saja ia tidak akan bisa mendapatkan posisi di klan itu atau lebih sadisnya lagi saat itu juga ia akan punya badan tanpa kepala.
"Monyet kecil ini mengira ia bisa berguna", komentar Lord Nobunaga saat Hideyosi menawarkan diri
" Ya Tuan, saya yakin itu." Hideyosi menatap hormat dan penuh percaya diri terhadap calon tuannya. singkat cerita akhirnya ia diterima dan di awali dengan menjadi pembawa sandal Lord Nobunaga. setiap hari ia dipanggil monyet oleh Tuannya dengan nada sinis. dengan sikap sabar dan lapang dadanya hingga suatu saat ketika ia menjadi sukarelawan untuk menghadang pasukan Asakura.
" Komando ini milikmu Hideyosi. Jangan kecewakan kami." disitulah Lord Nobunaga memanggilnya bukan dengan panggilan monyet.
dalam banyak peperangan yang dimenangkan Hideyosi pun ia lebih memilih untuk menawarkan untuk bergabung dengan kelompoknya daripada menghabisi langsung musuhnya itu. itulah yang mengantarkan Hideyosi untuk bisa menyatukan Jepang, bisa menundukkan hati orang-orang yang jauh lebih kuat dan ilmu pedangnya tinggi dibanding dia. ya karena kelembutan hatinya, karena kesabarannya.
Bagaimana dengan kita yang memiliki seorang panutan dan pemimpin yang melebihi kehebatan Hideyosi, akhlak mulia Rasullullah sudah tidak lagi kita ragukan, lawan maupun kawan sangat mengagumi akhlak beliau. ingatkah kita ketika Rasulullah dilempari dan dicaci maki penduduk Thaif. Malaikat Jibril mendatangi beliau seraya berkata ‘’Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan (hinaan) kaummu dan penolakan mereka kepadamu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung terhadapmu.’’

‘’Ya Muhammad,’’ sahut malaikat penjaga gunung. ‘’Jika engkau mau supaya aku melipatkan Akhsyabain (dua gunung di Makkahm, yaitu gunung Abi Qubaisy dan gunung yang menghadapnya) ini di atas mereka, niscaya akan aku lakukan.’’ Namun, Rasulullah SAW malah berdoa (tidak ada sedikit pun keinginan untuk membalasnya). Bahkan, aku berharap mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun (HR Bukhari Muslim).
 
Dari kisah diatas kita lihat ketika cacian bahkan perlakuan buruk penduduk Thaif, Rasulullah lebih mengedepankan sikap yang baik bahkan mendoakan mereka dibanding membalasnya dengan cacian atau bahkan bisa saja beliau menyetujui tawaran Malaikat penjaga gunung.
banyak lagi kisah beliau yang sungguh luar biasa yang bisa kita teladani, Kisah orang yang selalu meludahi beliau setiap lewat ketika sakit beliau malah menjenguknya dan mendoakannya, kisah Yahudi tua buta yang tiap hari mencaci maki beliau, namun dengan sabar Rasulullah menyuapinya setiap hari dan itu baru disadari ketika Beliau sudah tidak ada... Subahanallah kita memiliki seorang teladan yang sungguh luar biasa.
 
Ketika kita menghadapi orang yang suka mencaci maki dakwah kita, orang-orang yang sangat membenci kita dengan balasan yang baik secara tidak langsung kita sudah mendakwahinya. " begini lho kami diajarkan, begini lho indahnya Islam". bahkan dengan orang Non-Muslim yang membenci kita sekalipun kita harus mengedepankan akhlak yang baik, masa dengan saudara Muslim kita sendiri kita berlaku sangat kasar. cepatnya dakwah Rasulullah berkembang dan diterima ya karena kemuliaan akhlak beliau. 
 
Kita juga harus introspeksi diri apa sebabnya orang lain banyak yang mencaci, banyak yang tidak suka.barangkali kita belum pernah menjelaskan tentang dakwah kita kepada mereka, barangkali dalam sikap kita sehari-hari masih jauh dari materi yang kita dapatkan di lingkaran kecil kita . kita harus senantiasa terus memperbaiki kekurangan diri dan jamaah ini.
 
Tantangan kita untuk hari ini belumlah seberapa dibanding di zaman Nabi dan Sahabat, belumlah apa-apa dibanding saudara-saudara kita di Turki dan Mesir dibawah kepemimpinan yang Zalim, kita baru saja mendapat Fitnah dan cacian belum sampai perlakuan yang menyebabkan kehilangan nyawa. saya yakin ketika kita balas cacian mereka dengan cacian , para Murabbi kita, Para Qiyadah kita tidak akan ada yang setuju dengan tindakan itu. 
berlaku lembutlah kawan,hadapi semua ini dengan hati yang lapang, semoga para pembenci kita dibukakan hatinya dan diberikan hidayah untuk menerima kebaikan.
Saya tutup tulisan ini dengan kisahnya Sahabat Rasulullah Abu bakar  
Seorang laki-laki datang menemui Abu Bakar. lelaki tersebut mencaci maki Abu Bakar salah seorang sahabat nabi yang sangat beliau cintai ini. Rasulullah Salallaahu alaihi wassalam yang saat itu tengah duduk di sampingnya, tampak terheran-heran sambil tersenyum melihat Abu Bakar diam saja.
Namun ketika kata makian semakin banyak Abu Bakar pun meladeninya. Rasulullah bangkit dengan wajah tidak suka dengan sikap Abu Bakar itu. Beliau berdiri dan
Abu Bakar mengikutinya.
“Ya Rasulullah, tadi dia mencaci makiku namun engkau tetap duduk. Tapi ketika kuladeni sebagian kata-katanya, engkau marah dan berdiri. Mengapa demikian ya Rasulullah?” tanya Abu Bakar.
“Sesungguhnya bersamamu ada malaikat, kemudian dia berpaling dari padamu. Ketika engkau meladeni perkataannya, datanglah syaitan dan aku tak sudi duduk bersama syaitan itu,” jawab Rasul. Kemudian beliau meneruskan nasihatnya, “Tidak teraniaya seseorang karena penganiayaan yang ia sabar memikulnya kecuali Allah akan menambahkan kepadanya kemuliaan dan kebesaran.” (HR. Imam Ahmad dari Abu Kabsyah Al Anmari)
 Wallohualam Bishowab

Monday 27 May 2013

Mesjid Di Kampung Tulima Papua

Mesjid Kampung Tulima-Papua
"Kaka dokter ini Mesjid kami disini" kata seorang anak yang ikut acara pengobatan BSMI
seakan tak percaya saya melihat bangunan yang ditunjuk, halamannya penuh rumput, tak terawat. saya bergegas dengan relawan Bulan Sabit Merah Indonesia yang lain menuju bangunan tersebut. sangat sangat sederhana sekali, ukurannya tak lebih besar dari kandang kambing, dindingnya dari kayu yang dibelah dengan kapak ala kadarnya kemudian ditutupi dengan spanduk bekas MTQ, atapnya dari ilalang,saya cari pintunya karena bentuknya persis dengan Honai (rumah khas penduduk Papua) saya harus berjongkong biar bisa masuk ke dalam. lantainya tanah beralas ilalang, ada beberapa lembar seng yang disandarkan ke dinding sepertinya untuk direncanakan untuk membangun mesjid ini namun tertunda biaya. saya mengambil beberapa foto di dalam Mesjid, semoga foto ini bisa menggugah rasa peduli kita terhadap ummat Islam di sini. Saya keluar dari dalam Mesjid kemudian mengajak beberapa anak-anak Muslim disini berfoto di depan Mesjid. Subahannallah sekali mereka bisa bertahan dengan kondisi seperti ini.
di Kampung Tulima sendiri memiliki penduduk sekitar 200 Jiwa, mayoritas beragama Islam dan sebagian beragama Katolik, tetapi jika dibanding dengan masyarakat Jayawijaya yang mayoritas memeluk agaman Nasrani jumlah ini sangat sedikit sekali. semoga kita bisa lebih peduli dengan saudara-saudara kita di Timur Indonesia.

Bersama anak-anak Muslim di Tulima

Bagian dalam Mesjid
Bagian Dalam Mesjid foto diambil dari Jendela

Sunday 26 May 2013

Pengobatan Gratis di Tulima-Jayawijaya

Jayawijaya 26/5/13, hujan baru saja mengguyur Jayawijaya, relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) akhirnya berangkat menuju lokasi bakti sosial. kali ini BSMI mengadakan pengobatan gratis di salah satu perkampungan Muslim di Kampung Tulima Kabupaten Jayawijaya-Papua.
Kegiatan ini langsung di ketuai oleh koordinator bidang pelayanan kesehatan BSMI Wamena dr.Elfitry Tia Yenti, dan dibantu relawan medis dr.Putra dan dr.Mukri serta juga 2 orang relawan Non Medis. acara awalnya kita rencanakan akan di mulai jam 7 WIT tapi berhubung Hujan, acara kita undur sampai hujan berhenti sekitar pukul 9 WIT. Tim berjalan dari pesantren Walesi menuju kampung Tulima, perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1 jam.
Tidak seperti biasanya ketika mengadakan baksos kita kumpulkan masyarakat di suatu tempat semisal gedung sekolah atau gedung keluarahan,untuk baksos kali ini relawan langsung menemui penduduk ke Honai masing-masing. relawan langsung menanyakan apa yang di keluhkan masyarakat, apakah ada yang sakit dan disitu kita langsung periksa kesehatan dan pengobatan.
ketika mendapati ada pasien yang sakit tapi tidak dibawa berobat ke tempat pelayanan kesehatan, alasan mereka adalah tempat layanan jauh, sehingga kita menemui ada yang sudah memiliki luka yang infeksi dan sangat bau karena tidak di bawa berobat, ada yang menderita luka bakar sudah hampir seminggu tapi hanya diolesi ramuan-ramuan tradisional. ada juga orang-orang tua yang memang tidak memungkinkan untuk berobat ke tempat pelayana kesehatan. tidak hanya warga Muslim yang kita layani, tapi semua warga yang memang butuh layanan kesehatan kita akan datangi Honainya.
Tulima sendiri memiliki penduduk sekitar 200 jiwa, dari Wamena bisa kita tempuh sekitar setengah jam perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. kebanyakan mereka masih tinggal di dalam Honai-honai dan jarak antara 1 Honai dengan yang lain berjauhan sehingga relawan harus memiliki energi yang besar untuk berjalan kaki.
Warga sangat senang sekali ketika tim dari BSMI datang langsung ke Honai-honai penduduk, bahkan ucapan terimakasih sangat sering sekali terlontar kepada relawan yang datang. Warga berharap agar ke depan BSMI terus bisa memberikan pelayanan kesehatan seperti ini.
Salam Kemanusian, tetaplah berkebaikan kapan dan dimanapun kita berada

Friday 24 May 2013

Harapan itu masih pada PKS

Dinginnya Wamena mulai menusuk di luar rumah, tepat setengah Sembilan WIT. Tapi tidak untuk di dalam rumah ini, pemberitaan di beberapa stasiun TV yang masih gencar tentang kasus suap impor daging sapi seakan menjadi penghangat ruangan. Malam ini kebetulan di undang Mbah  untuk makan malam di rumahnya, salah seorang cucunya baru saja di khitan. Di Wamena ini Mbah merupakan salah seorang tokoh yang sudah lama disini, beliau ke Wamena sejak tahun 73, Wamena dulu masih sepi katanya.
Ada beberapa bapak-bapak keluarga mbah juga di depan TV, saya seakan mengacuhkan pemberitaan yang di TV, saya lanjutkan makan yang baru setengahnya saya habiskan. Ini PKS bakal dikomentari neh di ruangan ini, siapkan hati menerima kritik apapun yang keluar pikirku. Saya diam menunggu menikmati makanan yang dipiring.
“ baguslah PKS keluar dari koalisi, tarik aja menterinya”. Kata bapak yang satu
Saya masih diam menunggu lanjutan pembicaraan
“iya, sebaiknya PKS menarik menterinya aja dari Koalisi”. Kata Mbah
“masa masalah pribadi orang digembar gemborkan di Media, ini sudah gak benar. Klo memang korupsi ya KPK focus aja dengan masalah korupsinya dong jangan melebar kemana-mana, ini bawa-bawa perempuan segala.” Mbah melanjutkan
“ iya klo LHI terbukti bersalah, masih banyak kok kadernya yang bagus, tapi media jangan seperti ini juga caranya memberitakan masalah pribadinya.”. tambah bapak yang lain
“ Kan yang punya media juga punya kepentingan politik”.
Gleekk….akhirnya nasi yang masih kukunyah di mulut akhirnya dengan mudah tertelan.alhamdulillah.
“ Seandainya gak ada kasus ini PKS pasti sudah bisa dengan mudah masuk 3 besar, banyak orang yang berharap kepada PKS, ini kasus Hambalang dan Century menghilang aja gara-gara kasus ini, kadang saya bosan juga liat berita yang isinya ini terus, kasus Hambalang dan Century kan PKS yang paling keras bersuara.” Celoteh yang lain
“ memang sebaiknya PKS keluar dari koalisi aja ya mbah?. “ tanyaku
“iya keluar aja, tapi berani gak nih PKS menarik menterinya.” Kata Mbah
“ tapi inilah penyakit orang Sulawesi, klo sudah punya duit suka main perempuan”.
“ah gak juga, Anis Matta itu bagus tuh.”
“buktinya si Fathanah itukan orang Sulawesi.”
“terus apa bedanya sama Aceng Fikri yang bukan orang Sulawesi, sama aja itu klo sudah berduit.”
Saya hanya mendengarkan bapak-bapak ini berdebat
“ Di Jawa Barat PKS ini kuat , di Depok kader PKS banyak, apalagi mahasiswa sangat suka sama PKS.” Kata bapak itu, mencoba mengalihkan pembicaraan tentang orang Sulawesi.
“ di Sumatera Barat juga kuat Insyallah pak.” Tambahku tidak mau ketinggalan mempromosikan  ^_^
Alhamdulilah, ternyata masyarakat sudah semakin cerdas melihat berita, tidak serta merta menelan apa pun yang disuguhkan media. Banyak masyarakat yang masih berharap kepada PKS untuk bisa memperbaiki bangsa ini.