Saat itu masih ku
ingat
Saat wajahmu
sesenggukan menceritakan semua masalah
Tangismu menceritakan
semua kekesalan
Saat itu aku melihat
diriku dalam dirimu
Ya , kita pernah
memilki masalah yang sama
Ku dengarkan tuturmu,
sama seperti aku mendengarkan diriku sendiri yang bertutur
“ saya mau keluar
bang, saya merasa tidak pantas disini…”
Ah…kata-kata itu
pernah saya ucapkan dulu
Sebuah ungkapan
kekecewaan yang mendalam
Saat pendapat kita
dianggap sebagai sebuah penentangan
Kritik sebagai
pemberontakan
Kita pun adalah
seorang yang Futur, ya…. beban mental yang menyakitkan
Saya mulai bercerita
kepadamu,saat engkau meminta nasehat
Tak pantas memang,
Ingatkah saat pasukan
Muslimin bertemu dengan musuh di Mu’tah perbatasan dengan Syam
Melihat makin
banyaknya sahabat yang gugur
Panglima perang yang
di pegang Khalid bin Walid akhirnya memilih mudur ke Madinah
“wahai kalian yang
lari dari perang, kalian lari dari jalan Allah” teriak kaum muslimin di Madinah
Bukan keharuan yang
menyambut mereka,tapi cacian yang luar biasa
Apa mereka keluar
dari Islam?
Tidak kawan,mereka
mundur untuk menyerang kembali
mereka berhenti untuk melangkah lagi
di sini,
di jalan ini kita tak
mengharapkan penghargaan
meski sisi manusiawi
kita selalu ingin dihargai
masih ingat, disaat
bincang-bincang kita saling berbagi
bekerjalah meski tak
ada yang melihat
kita sudah sepakat
dengan itu kawan
berhentilah sejenak
,tapi jangan untuk selamanya
(for my brother)
No comments:
Post a Comment