Perjalanan hari ini ke Distrik
Kurima untuk peresmian Puskesmas pembantu Wanem dan Anyelma. Distrik Kurima
merupakan salah satu dari 51 distrik dari Kabupaten Yahukimo di Pegunungan
tengah Papua.Distrik itu semacam istilah lain untuk Kecamatan. Kabupaten dengan
Distrik yang paling banyak dan daerah-daerah yang sulit dijangkau. Hampir semua
Distrik harus ditempuh dengan perjalanan udara, dan kondisi infrastruktur yang
masih minim dan alam bebukitan yang sukar dijangkau. Untuk mencapai
Puskesmas-puskesmas di beberapa distrik biasanya kita menggunakan pesawat MAF
atau AMA yang dimiliki oleh organisasi Misi . Pesawat2 kecil yang bermuatan
sekitar 5 orang atau 8 orang. Menempuh perjalanan dengan berjalan kaki bisa
mencapai berhari-hari bahkan minggu baru mencapai pusat kota di wamena atau
Jayapura.Kebanyakan dari penduduk lebih memilih berjalan kaki berhari-hari
untuk membawa hasil pertanian ke kota dan membeli bahan makanan di kota
kemudian kembali lagi ke kampung masing2.
Distrik Kurima merupakan salah
satu distrik yang paling dekat dengan Wamena, bisa ditempuh dengan menggunakan
jalur transportasi darat berupa angkot hingga mencapai Hitigima, perjalanan
sekitar 20 menit dan ongkos 15 ribu sekali jalan. Tidak sampai disitu, kita
harus berjalan kaki lagi sekitar 15 menit hingga mencapai pinggir sungai Yetni.
Kemudian kita harus menyeberang sungai. Syukur-syukur kalau hari sedang tidak
hujan, maka sungai Yetni dengan mudah diseberangi. Akan tetapi jika hari
penghujan anak sungai bisa mencapai 3 buah, satu sungai berlumpur hitam
kemudian dua sungai lagi dengan beraliran deras, seringkali warga terbawa arus
sungai ketika menyeberang sungai Yetni. Setelah menyebrang sungai kita harus
menempuh jalan kaki lagi sekitar 20 menit atau naik ojek dengan ongkos 10 ribu
baru mencapai Puskesmas Kurima.
Hari sudah mencapai pukul 11
siang ketika sampai di Puskesmas Kurima, perjalanan harus dilanjutkan lagi
menuju Pustu Wanem dan Anyelma yang akan
diresmikan. Jalanan yang ditempuh harus mendaki tajam beberapa bukit dengan
jalan setapak. Beginilah jalanan yang setiap hari yang harus ditempuh penduduk
menuju ke kota untuk sekedar menjual hasil tani dan membeli bahan makanan.
Perjalanan sekitar satu jam lebih akhirnya rombongan kita sampai di Pustu
Wanem. Masyarakat sudah berkumpul, beberapa umbul2 terpasang menghiasi kampung
tersebut.
Wah…wah..wah….
(selamat..selamat..selamat)….*ucapan selamat dan kegembiraan atas kedatangan
kita
Beberapa orang bersahutan dengan
menggunakan bahasa local. Penyambutan yang sangat ramah sekali. Kemudian
dilanjutkan dengan beberapa kata sambutan dan do’a dari pemuka-pemuka agama dan
adat di sana. Beberapa kali ditampilkan pertunjukkan kesenian dengan memakai
pakaian adat.
Acara2 seperti ini biasanya juga
tidak ketinggalan acara bakar batu, sebuah perayaan adat untuk menggambarkan
rasa suka cita dari warga, hasil bumi dikumpulkan, beberapa ekor babi dipotong
kemudian dimasak. Karena kebetulan kita yang hadir ada 2 orang dokter Muslim
maka warga menyediakan ayam, dan tahu kita lagi puasa mereka membungkusnya
untuk dibawa pulang. Keramahan yang sangat berkesan .
Acara berakhir sekitar jam 5
sore. Cuaca sudah sangat dingin. Kita kembali menuju Puskesmas Kurima dan
pulang ke Wamena……….
No comments:
Post a Comment