Sunday 5 August 2012

Peresmian Pustu Wanem dan Anyelma Yahukimo

Perjalanan hari ini ke Distrik Kurima untuk peresmian Puskesmas pembantu Wanem dan Anyelma. Distrik Kurima merupakan salah satu dari 51 distrik dari Kabupaten Yahukimo di Pegunungan tengah Papua.Distrik itu semacam istilah lain untuk Kecamatan. Kabupaten dengan Distrik yang paling banyak dan daerah-daerah yang sulit dijangkau. Hampir semua Distrik harus ditempuh dengan perjalanan udara, dan kondisi infrastruktur yang masih minim dan alam bebukitan yang sukar dijangkau. Untuk mencapai Puskesmas-puskesmas di beberapa distrik biasanya kita menggunakan pesawat MAF atau AMA yang dimiliki oleh organisasi Misi . Pesawat2 kecil yang bermuatan sekitar 5 orang atau 8 orang. Menempuh perjalanan dengan berjalan kaki bisa mencapai berhari-hari bahkan minggu baru mencapai pusat kota di wamena atau Jayapura.Kebanyakan dari penduduk lebih memilih berjalan kaki berhari-hari untuk membawa hasil pertanian ke kota dan membeli bahan makanan di kota kemudian kembali lagi ke kampung masing2.
Distrik Kurima merupakan salah satu distrik yang paling dekat dengan Wamena, bisa ditempuh dengan menggunakan jalur transportasi darat berupa angkot hingga mencapai Hitigima, perjalanan sekitar 20 menit dan ongkos 15 ribu sekali jalan. Tidak sampai disitu, kita harus berjalan kaki lagi sekitar 15 menit hingga mencapai pinggir sungai Yetni. Kemudian kita harus menyeberang sungai. Syukur-syukur kalau hari sedang tidak hujan, maka sungai Yetni dengan mudah diseberangi. Akan tetapi jika hari penghujan anak sungai bisa mencapai 3 buah, satu sungai berlumpur hitam kemudian dua sungai lagi dengan beraliran deras, seringkali warga terbawa arus sungai ketika menyeberang sungai Yetni. Setelah menyebrang sungai kita harus menempuh jalan kaki lagi sekitar 20 menit atau naik ojek dengan ongkos 10 ribu baru mencapai Puskesmas Kurima.
Hari sudah mencapai pukul 11 siang ketika sampai di Puskesmas Kurima, perjalanan harus dilanjutkan lagi menuju Pustu  Wanem dan Anyelma yang akan diresmikan. Jalanan yang ditempuh harus mendaki tajam beberapa bukit dengan jalan setapak. Beginilah jalanan yang setiap hari yang harus ditempuh penduduk menuju ke kota untuk sekedar menjual hasil tani dan membeli bahan makanan. Perjalanan sekitar satu jam lebih akhirnya rombongan kita sampai di Pustu Wanem. Masyarakat sudah berkumpul, beberapa umbul2 terpasang menghiasi kampung tersebut.
Wah…wah..wah…. (selamat..selamat..selamat)….*ucapan selamat dan kegembiraan atas kedatangan kita
Beberapa orang bersahutan dengan menggunakan bahasa local. Penyambutan yang sangat ramah sekali. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa kata sambutan dan do’a dari pemuka-pemuka agama dan adat di sana. Beberapa kali ditampilkan pertunjukkan kesenian dengan memakai pakaian adat.
Acara2 seperti ini biasanya juga tidak ketinggalan acara bakar batu, sebuah perayaan adat untuk menggambarkan rasa suka cita dari warga, hasil bumi dikumpulkan, beberapa ekor babi dipotong kemudian dimasak. Karena kebetulan kita yang hadir ada 2 orang dokter Muslim maka warga menyediakan ayam, dan tahu kita lagi puasa mereka membungkusnya untuk dibawa pulang. Keramahan yang sangat berkesan .
Acara berakhir sekitar jam 5 sore. Cuaca sudah sangat dingin. Kita kembali menuju Puskesmas Kurima dan pulang ke Wamena……….

No comments:

Post a Comment