Friday 14 September 2012

Mama Dukun di Kilise

 

28 Agustus 2012, ini adalah kunjungan posyandu pertama ke Kilise salah satu perkampungan di Dsitrik Kurima wilayah Kabupaten Yahukimo, peluh masih belum kering dari kaos yang ku pakai, engahan nafas sangat cepat beradu untuk keluar masuk kedua paruku. perjalanan 3 jam dengan berjalan kaki mendaki bukit2 terjal yang curam. ada sekitar 3 kali saya meminta seorang mantri yang menemani untuk sejenak istirahat. Pegunungan tengah Papua memang daerah yang sangat sulit untuk dijangkau, jalan2 masih merupakan jalan setapak dan berliku melewati pegunungan yang berbatu. kadang saya berpikir, kok bisa ada manusia yang bisa hidup disini.daerah2 distrik terjauh hanya bisa dijangkau dengan pesawat2 perintis atau dengan berjalan kaki . ah ini belum seberapa dibanding perjalanan kawan2ku yang ada berminggu-minggu diperjalanan menuju perkampungan penduduk untuk pengobatan dan imunisasi, berhari-hari tidak mandi, makan ubi, tidur di honai. pulang2 sudah sangat kumal. aku harus sampai, aku harus bisa...masa aku kalah dengan bukit-bukit terjal ini.
jam 11 akhirnya sampai di kilise, matahari bersinar garang, membakar kulit yang makin gosong ini. beberapa penduduk mendatangi kami, berbicara dalam bahasa yang tidak bisa ku mengerti...sesekali pak mantri yang menemaniku menerjemahkan apa yang mereka katakan.
"katanya, sebagian penduduk sudah ke kebun pak , kita terlambat...penduduk dari tadi sudah menunggu sampai jam 10..."
"astagfirullah,...Pak mantri bilang sama pak kepala suku permohanan maaf kita, kita sdh berusaha datang tepat waktu..hanya saja tadi pagi hujan yang membuat kita terlambat berangkat...".
memang sebelum berangkat hujan mengguyur Kurima. disini cuaca sangat cepat berubah, hujan deras bisa tiba2 berubah cerah, kemudian berubah lagi mendung dan kabut tebal....
"oo..katanya tidak apa2 pak dokter, nanti penduduk dipanggil lagi..."
beberapa saat kemudian penduduk sudah mulai berdatangan. 
saya kesulitan sekali kemunikasi dengan mereka untuk menganamnesa, saya tidak mengerti yg saya tahu baru , hetalsa ?(nama siapa) ,hukuloaki ( marga apa) , makeat (1),Likene(siang)....ha ha ha saya lupa padahal sudah beberapa kali belajar bahasa suku Hubla dengan suster2 di puskesmas.
alhamdulillah, posyandu akhirnya selesai pukul 3 sore, banyaknya pasien dan kurangnya tenaga membuat pelayanan sangat lama. kader disini juga belum bisa dilepas sendiri dlm memberikan obat, kadang seringkali salah membaca resep dan menghitung obat jadi kita harus cek lagi obat yang dibungkus oleh kader. untuk imunisasi juga tidak ada yang bisa, jadi harus saya lagi yang menyuntikkan imunisasi. 
kabut mulai menutupi perkampuangan ini, hujan mulai turun, dukun kampung yang sedari tadi membantu membungkusi obat berungkali menyuruh untuk tinggal saja bermalam, besok balek lagi ke Puskesmas. dalam bahasa yang tidak kumengerti beliau menyodorkan duit 100rb..
"untuk apa.....? tidak, mama simpan sudah, saya ada duit"
"ywrygfhhjdsfyueygfjjosihuihf...."
"pak mantri apa kata mama ini.."
"katanya ambil sudah dokter, kemarin beliau bantu melahirkan dapat duit 500 rb, jadi untuk dokter 100rb..."
"mama, tidak usah, simpan saja...." saya kembali menolak ..tapi tetap menyodorkan duitnya ke tanganku....
"pak mantri bagaimana ini?...."
"ambil sudah dokter, nanti tidak baik klo dokter tidak ambil...klo dokter ambil pemberiannya ,dia sangat senang". akhirnya dengan berat hati saya mengambil duit 100rb itu, diperjalanan saya berikan duitnya ke pak mantri, saya tidak tega mengambilnya.
sebelum berangkat beliau minta berfoto, beberapa kali beliau memelukku untuk salam perpisahan, kebiasaan disini untuk menandakan kedekatan dan penghormatan....
"wrjeurhuhfjdnhfoijg...."
pak mantri ?...
"kata mama, dokter jangan lupa cetak fotonya, nanti kalau jumpa lagi kasih sama beliau..."
"oke mama..."

 



No comments:

Post a Comment