Tuesday 6 July 2010

PKS dalam Pusaran Berita

Musyawarah Nasional kedua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Ritz Carlton Pacific Palace Jakarta akhirnya ditutup. Menjelang Munas hingga berakhirnya pada 20 Juni 2010, selalu menarik untuk diliput. Walaupun diantara disaingi oleh penyelenggaraan Piala Dunia, tetapi setidaknya media selalu memberikan porsi yang menarik bagi mereka.

Tapi ada fenomena menarik, kalau dahulu media banyak memberitakan tentang kepedulian PKS tentang negara ini, tetapi sekarang sudah sangat berkurang bahkan tidak sedikit yang “nyinyir” dalam memberitakan PKS. Dahulu Metro TV dan televisi lain sering sekali menyiarkan bagaimana relawan-relawan PKS membantu korban gempa, tapi sekarang hampir tidak ada sama sekali. Apakah sudah berhenti kepedulian PKS, saya kira tidak karena dimanapun ada aktivitas sosial sering sekali partai ini turut ambil bagian di dalamnya. Atau berita tentang Munas PKS seperti penghargaan diberikan kepada kader PKS ditingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi yang berprestasi baik dibidang, seni dan budaya, pendidikan, oleh raga, keilmuan, hafal Al-Qur’an 30 Juz serta serta penulis buku, pengumpulan dana sumbangan untuk Palestina yang terkumpul sebesar Rp1,5 miliar, pencanangan gerakan solidaritas dana pendidikan berupa beasiswa untuk 1000 putra-putri kader berprestasi yang tidak mampu lebih banyak terlewat di media.

Hal ini tidak terlalu mengagetkan karena kita tahu semua media kita sudah tidak berdiri di tengah, mereka menjadi underbow sebuah kekuatan tak terlihat (invisible hand). Mereka menjadi alat memperngaruhi berita. Mudah sekali dalam membelokan berita. Mulai dari pemilihan Hotel Ritz Carlton, yang “katanya” karena PKS sudah kaya, diundangnya Dubes Amerika sehingga dituduh sebagai pro Amerika, diterimanya non muslim sebagai anggota dianggap sebagai “partai islam pengkhianat”, fitnah stigma faksi keadilan dan faksi kesejahteraan yang terus didengungkan para pengamat politik, hingga berita pasti diterimanya “Ariel dan Luna” sebagai kader PKS. Yang menjadi tidak habis pikir ternyata bukan media umum yang memberitakan, tetapi beberapa media online islam lainnya turut menyebarkan berita-berita yang “kesannya” mengaburkan.

Ada memang, berita yang sedikit menyejukkan seperti hidayatullah.com tetapi jumlahnya tidak begitu banyak. Sehingga sedikit banyak akan menyibukkan para pemimpin (qiyadah) PKS untuk membantahnya, dan apabila tidak ada petunjuk (bayan) dari para pemimpin (qiyadah) PKS maka akan membuat para kader “abu-abu” menjadi korban perang pemikiran (ghazwul fikr). Sudah saatnya para petinggi dan kader PKS bersatu dalam perang opini.

sumber :http://politik.kompasiana.com/2010/06/22/pks-dalam-pusaran-berita/

No comments:

Post a Comment