Sunday, 21 June 2020

Lelahnya Belajar atau Menahan Perihnya Kebodohan?

Alhamdulillah menyelesaikan sebuah fase lagi dalam perjalanan hidup saya. Bukan hal mudah dalam sebuah proses pendidikan, banyak lika-liku yang harus kita hadapi tapi demi sebuah ilmu kita harus menempuhnya. 
Sang pemuda itu dikurung oleh ayahandanya, disuruh menjaga api agar tetap menyala, cinta sang ayah agar anaknya tidak pergi dari rumah membuat sang ayah mengambil keputusan untuk mengurung anaknya. Ayah yang sangat mencintai anaknya takut anaknya kenapa2 di luar sana. ketika ia mendengar rombongan dari Syam sudah tiba di Persia ia pun mengambil ancang2 untuk minggat dari rumah. ia menemui seorang pendeta di Syam " aku sangat mencintai agama ini bolehkan saya tinggal bersamamu agar saya dapat belajar dan sembahyang bersama?.aku akan membantumu mengurus gereja". Sang Uskup pun mempersilahkannya. setelah Sang Pendeta meninggal perjalan sang pemuda tidak berhenti sampai disitu, ia pergi sesuai petunjuk yang ia dapatkan, bahkan sampai ia jadi budak selama masa pencariannya. singkat cerita ia pun bertemu dengan yang ia cari, Rasulullah dengan begitu banyak lika liku yang ia tempuh. itulah Salman Al Farisi seorang pemuda Persia dalam pencarianya dalam ilmu agama, menggapai hidayah. banyak kisah-kisah ulama dulu dalam keseriusannya mencari ilmu. meninggalkan berbagai bentuk kenikmatan hidup, mengurangi waktu tidur, berpisah dengan keluarga, mendapat kekerasan fisik, masalah ekonomi dan kesulitan yang lain mereka tempuh demi ilmu. tapi ada satu kunci kesuksesan mereka dalam mencari ilmu yaitu adab dan perilaku mereka terhadap GURU. keberkahan ilmu yang kita peroleh adalah bagaimana sikap kita memperlakukan guru-guru kita, jangan bangga ketika berhasil menjadi seorang yang bisa memberontak dan melawan kepada guru.
keluh kesah kita selama pendidikan pasti ada, masalah pasti akan selalu ada, tergantung bagaimana kita menyikapinya terlebih kita di jaman pandemi ini kita yang menuntut ilmu sambil menjadi garda terdepan yang bersinggungan dengan pasien-pasien Covid-19. apalagi sampai patah semangat dalam menghadapi situasi ini. jangan juga berpikiran kenapa orang lain enak ya kok aku banyak kesulitan? mungkin kita tidak tahu masalah yang mungkin saja jauh lebih besar yang ia hadapi dibanding kita, cuma cari menyikapinya berbeda, jadi jangan sampai berpikiran buruk dengan apa yang dihadapi orang lain. 
kok kerja chief enak ya? kita dikorbankan. kok kerja konsultan enak ya? kita dijadikan tumbal. lah apakah dia pernah menceritakan apa yang ia hadapi, tanggung jawab besar yang ia pikul, jadi jangan berpikiran kita jadi korban dan orang lain enak-enakan. jalani saja dengan ikhlas insyallah akan ada kemudahan di setiap kesulitan yang kita hadapi. percayalah bisa jadi masalah yang dihadapi oleh orang lain itu jauh lebih besar dibanding kita. 
Ujian kehidupan itu akan selalu ada, jalani setiap fase nya, ikuti ritmenya. seorang chief gak ujug ujug dia langsung jadi chief, begitu juga dengan konsultan kita pngalaman hidupnya pasti jauh lebih banyak dan yang ia hadapi juga pasti jauh lebih banyak. 
tetap semangat dan tetap berpikiran positif. 

"Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan" - Imam Syafi'i


Terimakasih yang tak terhingga buat seluruh guru-guruku di Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR Surabaya atas ilmunya, cinta dan dedikasinya hingga saya sampai pada fase ini. semoga Allah membalas kebaikan yang sudah kalian tularkan ke diri saya sebagai murid. 

No comments:

Post a Comment