Sunday, 1 January 2017

Anestesi pada Seksio Sesarea pada Wanita Hamil dengan Obesitas

Menurut WHO obesitas merupakan pandemic yang lebih tinggi terjadi pada wanita, klasifikasiberdasarkan BMI ( Body mass index ) dan komorbid. Morbidity pada ibu berhubungan dengan penigkatan kasus obesitas khususnya hipertensi, diabetes mellitus, penyakit pada saluran nafas( asma dan sleep apnoe) , penyakit tromboemboli, kardiomiopati, infeksi. Di Brazile berdasarkan data  diperoleh sekitar 5,5 % kasus obesitas pada wanita hamil.







Klasifikasi
BMI (Kg.m2 )
Resiko Komorbid
Normal
18.5-24,9
Medium
Overweight
>25

Pre-Obese
25-29,9
Increased
Obese cls 1
30-34,9
Moderate
Obese cls 2
35-39,9
Severe
Obese cls 3
>40
Very severe
Clasifikasi obesitas oleh WHO

Obesitas merupakan masalah kesehatan di masyarakat. Oleh karena itu, seorang dokter anestesi juga harus disiapkan untuk menangani kasus obesitas pada kehamilan, agar lebih familiar dengan resiko dari obesitas, evaluasi lebih awal, dan agar membuat sebuah protocol untuk penangan obesitas pada ibu hamil untuk mengurangi kegagalan teknik anestesi dan resiko ibu dan bayi selama persalinan.
Perubahan fisiologis selama kehamilan terlebih pada ibu hamil yang obesitas. Posisi supine  menyebabkan gangguan pada fungsi kardiovaskular dan pernafasan yaitu merubah volume dan kapasitas paru. Tekanan abdomen menyebabkan kesulitan bernafas dan hipotensi pada wanita hamil yang obese.
Spinal anestesi merupakan teknik yang biasa dilakukan pada pembiusan operasi seksio sesarea. Resiko terjadinya high blok bisa terjadi yang menyebabkan kesulitan bernafas.
Ruang epidural pada wanita hamil mungkin berkurang karena pelebaran pembuluh darah di ruang ekstradural, kompresi ruang subarachnoid, dan berkurangnya cairan serebrospinal. Pelebaran pembuluh vena di ruang ekstradural dan peningkatan tekanan intrabdominal menyebabkan penekanan pada vena cava inferior dan kosnekuensinya adalah pengurangan cairan serebrospinal. Menjadi lebih sulit untuk mempredikasi kesulitan blok pada wanita hamil obese dan non-obese dengan menggunakan dosis anestesi lokal yang sama.
Spinal anestesi pada wanita hamil yang mengalami obesitas memiliki kesulitan berupa kesulitan dalam mengidentifikasi garis midline. Garis midline bisa dilokalisasi dengan patokan prominence C7 atau celah intergluteal. Bisa juga digunakan USG untuk melokalisasi ruang epidural, tetapi ini jarang dikerjakan. Pada obesitas cls 3 didapatkan lebih sulit untuk mengidentifikasi dan meraba ruang intervertebral dan untuk melakukan penusukan pada lumbal.
Jarak antara kulit dengan ruang epidural jarang melebihi 8 cm, pada 14.000 kasus hanya 1 kasus yang memerlukan jarum spinal melebihi 8 cm.

Persiapan anestesi pada wanita hamil dengan obesitas
Persiapan meliputi evaluasi kembali kondisi pasien, komorbid . jalur intravena dipasang sejak awal. Buatlah perencanaan teknik anestesi
Persiapan alat berupa meja operasi, kursi roda, baju pasien yang lebih besar. Persiapkan monitor untuk tanda vital dan jarum spinal yang panjang.
Pilihan pertama analgesia pada ibuhamil dengan obesitas adalah analgesia regional dengan alternative adalah analgesia melalui intravena, im atau inhalasi.
Analgesia regional yang digunakan adalah epidural atau combinasi spinal epidural.
Pilihan anestesi pada SC adalah anestesi regional atau anestesi umum. Anestesi epidural merupakan teknik pilhan dengan memasukkan kateter pada ruang epidural sehingga selama SC atau post SC kita bisa memasukkan local anestesi. Durasinya lebih panjang, memperbaiki kondisi kardiovaskular. Namun secara teknis memang lebih sulit.
Spinal anestesi memiliki onset yang lebih cepat, durasi yang lebih pendek dan lebih cocok untuk SC, namun teknik lebih suit dan sulit memprediksi ketinggian blok.
Anestesi umum merupakan pilihan kedua setelah anestesi regional pada pasien SC dengan obesitas. Pada anestesi umum kesulitannya adalah kesulitan menguasai jalan nafas, gagal intubasi terjadi 1:200. Selain itu resiko terjadinya regurgitasi dan aspirasi cukup besar, mudah terjadinya hipoksia karena FRC berkurang dan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen.  Maka perlu dipersapkan alat-alat untuk airway sulit seperti bogie, stylet, laringoskope blade panjang, fibre optic.

No comments:

Post a Comment