Monday 2 January 2017

KETAMINE


Ketamin adalah satu-satunya obat anestesi yang memiliki sifat analgesic ( anti nyeri ), hypnosis ( membuat tidur ) dan amnesia ( kehilangan memori jangka pendek). Ketika ketamine dipakai dengan tepat sangat berguna dan serba guna.
Ketamin tersedia dalam beberapa konsentrasi 10 mg/ml, 50 mg/ml, dan 100 mg/ml. 50 mg/ml adalah sedian yang sering dipakai karena dapat diberikan secara intramuscular atau diencerkan dahulu sebelum digunakan .
Ketamin bisa diberikan intravena induksi 1-2 mg/kgBB, mantanance 0,5 mg/kgBB, atau pemberian intramyscular dengan dosis induksi 5-10 mg/kgBB, maintance 3-5 mg/kgBB untuk anesthesia, peroral 15mg/KgBB untuk anak dan maximum 500 mg untuk dewasa untuk sedasi

Efek ketamine pada Tubuh
Sistem respirasi
Dengan ketamine jalan nafas biasanya lebih terjaga, reflex laring dan reflex faring bisa dipertahankan. Tetapi ini bukanlah sebuah jaminan, namun untuk mencegah aspirasi dan menjaga jalan nafas pasien sebaiknya digunakan ketamine. Jika ketamine diberikan secara lambat maka pernafasan akan tetap baik, jika diberikan  dengan cepat bisa nafas berhenti sesaat kemudian dalam 1 menit kembali lagi. Inilah yang menyebabkan ketamine mejadilebih logis digunakan didaerah yang tidak ada oksigen atau daerah dengan persedian oksigen terbatas. Ketamin juga berfungsi sebagai bronchodilator.
System kardiovaskular
Dengan ketamine tidak ada peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Biasanya onset 2 menit setelah penyuntikan dan durasi kerja obatnya 15-20 menit.  Ada respon yang luas terhadap orang yang berbeda tentang kenaikan tekanan darah. Resiko ini tidak berhubungan dengan riwayat hipertensi pada pasien sebelum operasi. Kenaikan tekanan darah biasanya merupakan respon ikutan terhadap dosis diazepam intravena yang diberikan 1-2 mg untuk orang dewasa.
Saraf Pusat
Ketamine berbeda dengan agen anestesi lainnya, pada pemakaian ketamine pasien mungkin bisa membuka mata dan gerakan reflex selama operasi. Onsetnya terlihat lambat pada pemberian intravena sekitar 1-5 menit. Durasinya tergantung pemberian 20-30 menit jika diberikan IM dan 10-15 menit pada pemberian IV.
Ketamine merupakan analgesia yang bagus dan mungkin bisa digunakan tanpa analgetik lainnya lagi selama operasi. Pertimbangkan untuk tidak diberikan untuk nyeri postoperative . pemberian opiate atau tramadol pada saat operasi dapat mengurangi pemakaian ketamine dan mengurangi insiden halusinasi postoperative. Namun hal ini meningkatkan resiko terjadinya henti nafas pada saat operasi.
Pada saat pemulihan pasien mungkin mengalami agitasi karena halusinasi yang diakibatkan oleh ketamine . halusinasi bisa dikurangi dengan cara premedikasi dengan benzodizepin biasanya diazepam 0,15 mg/KgBB peroral satu jam sebelum operasi atau 0,1 mg/KgBB.
Ketamine meningkatkan tekanan intracranial oleh karena itu tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat trauma kepala.
Ketamine meningkatkan produksi air liur. Ini akan meningkatkan resiko terjadinya spasme laryng atau obstruksi. untuk menguranginya bisa diberikan premedikasi atropine 20 mcg/KgBB IM 30 menit sebelum operasi atau pada saat induksi berikan intravena sebanyak 10-20 mcg/kgBB.
Ketamine meningkatkan tonus otot rangka. Biasanya muncul saat awal pemberian dan kemudian menurun kembali. Juga bisa dicegah dengan pemberian benzodisepin. Jarang  menjadi masalah pada saat operasi.
Ketamine meningkatkan tekanan intraocular. Ketamine juga mnyebabkan mata bergerak ( nystagmus) . ini tidak bisa dipakai pada operasi mata.
Ketamin  menembus placenta.

sumber ( Anaesthesia UK)

No comments:

Post a Comment