Ketamin adalah satu-satunya obat
anestesi yang memiliki sifat analgesic ( anti nyeri ), hypnosis ( membuat tidur
) dan amnesia ( kehilangan memori jangka pendek). Ketika ketamine dipakai
dengan tepat sangat berguna dan serba guna.
Ketamin tersedia dalam beberapa
konsentrasi 10 mg/ml, 50 mg/ml, dan 100 mg/ml. 50 mg/ml adalah sedian yang
sering dipakai karena dapat diberikan secara intramuscular atau diencerkan
dahulu sebelum digunakan .
Ketamin bisa diberikan intravena
induksi 1-2 mg/kgBB, mantanance 0,5 mg/kgBB, atau pemberian intramyscular
dengan dosis induksi 5-10 mg/kgBB, maintance 3-5 mg/kgBB untuk anesthesia,
peroral 15mg/KgBB untuk anak dan maximum 500 mg untuk dewasa untuk sedasi
Efek ketamine pada Tubuh
Sistem respirasi
Dengan ketamine jalan nafas
biasanya lebih terjaga, reflex laring dan reflex faring bisa dipertahankan. Tetapi
ini bukanlah sebuah jaminan, namun untuk mencegah aspirasi dan menjaga jalan
nafas pasien sebaiknya digunakan ketamine. Jika ketamine diberikan secara
lambat maka pernafasan akan tetap baik, jika diberikan dengan cepat bisa nafas berhenti sesaat
kemudian dalam 1 menit kembali lagi. Inilah yang menyebabkan ketamine mejadilebih
logis digunakan didaerah yang tidak ada oksigen atau daerah dengan persedian
oksigen terbatas. Ketamin juga berfungsi sebagai bronchodilator.
System kardiovaskular
Dengan ketamine tidak ada
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Biasanya onset 2 menit setelah
penyuntikan dan durasi kerja obatnya 15-20 menit. Ada respon yang luas terhadap orang yang
berbeda tentang kenaikan tekanan darah. Resiko ini tidak berhubungan dengan
riwayat hipertensi pada pasien sebelum operasi. Kenaikan tekanan darah biasanya
merupakan respon ikutan terhadap dosis diazepam intravena yang diberikan 1-2 mg
untuk orang dewasa.
Saraf Pusat
Ketamine berbeda dengan agen
anestesi lainnya, pada pemakaian ketamine pasien mungkin bisa membuka mata dan
gerakan reflex selama operasi. Onsetnya terlihat lambat pada pemberian intravena
sekitar 1-5 menit. Durasinya tergantung pemberian 20-30 menit jika diberikan IM
dan 10-15 menit pada pemberian IV.
Ketamine merupakan analgesia yang
bagus dan mungkin bisa digunakan tanpa analgetik lainnya lagi selama operasi. Pertimbangkan
untuk tidak diberikan untuk nyeri postoperative . pemberian opiate atau
tramadol pada saat operasi dapat mengurangi pemakaian ketamine dan mengurangi
insiden halusinasi postoperative. Namun hal ini meningkatkan resiko terjadinya
henti nafas pada saat operasi.
Pada saat pemulihan pasien
mungkin mengalami agitasi karena halusinasi yang diakibatkan oleh ketamine .
halusinasi bisa dikurangi dengan cara premedikasi dengan benzodizepin biasanya
diazepam 0,15 mg/KgBB peroral satu jam sebelum operasi atau 0,1 mg/KgBB.
Ketamine meningkatkan tekanan intracranial
oleh karena itu tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat trauma kepala.
Ketamine meningkatkan produksi
air liur. Ini akan meningkatkan resiko terjadinya spasme laryng atau obstruksi.
untuk menguranginya bisa diberikan premedikasi atropine 20 mcg/KgBB IM 30 menit
sebelum operasi atau pada saat induksi berikan intravena sebanyak 10-20
mcg/kgBB.
Ketamine meningkatkan tonus otot
rangka. Biasanya muncul saat awal pemberian dan kemudian menurun kembali. Juga bisa
dicegah dengan pemberian benzodisepin. Jarang menjadi masalah pada saat operasi.
Ketamine meningkatkan tekanan intraocular.
Ketamine juga mnyebabkan mata bergerak ( nystagmus) . ini tidak bisa dipakai
pada operasi mata.
Ketamin menembus placenta.
sumber ( Anaesthesia UK)
No comments:
Post a Comment