Friday 24 May 2013

Harapan itu masih pada PKS

Dinginnya Wamena mulai menusuk di luar rumah, tepat setengah Sembilan WIT. Tapi tidak untuk di dalam rumah ini, pemberitaan di beberapa stasiun TV yang masih gencar tentang kasus suap impor daging sapi seakan menjadi penghangat ruangan. Malam ini kebetulan di undang Mbah  untuk makan malam di rumahnya, salah seorang cucunya baru saja di khitan. Di Wamena ini Mbah merupakan salah seorang tokoh yang sudah lama disini, beliau ke Wamena sejak tahun 73, Wamena dulu masih sepi katanya.
Ada beberapa bapak-bapak keluarga mbah juga di depan TV, saya seakan mengacuhkan pemberitaan yang di TV, saya lanjutkan makan yang baru setengahnya saya habiskan. Ini PKS bakal dikomentari neh di ruangan ini, siapkan hati menerima kritik apapun yang keluar pikirku. Saya diam menunggu menikmati makanan yang dipiring.
“ baguslah PKS keluar dari koalisi, tarik aja menterinya”. Kata bapak yang satu
Saya masih diam menunggu lanjutan pembicaraan
“iya, sebaiknya PKS menarik menterinya aja dari Koalisi”. Kata Mbah
“masa masalah pribadi orang digembar gemborkan di Media, ini sudah gak benar. Klo memang korupsi ya KPK focus aja dengan masalah korupsinya dong jangan melebar kemana-mana, ini bawa-bawa perempuan segala.” Mbah melanjutkan
“ iya klo LHI terbukti bersalah, masih banyak kok kadernya yang bagus, tapi media jangan seperti ini juga caranya memberitakan masalah pribadinya.”. tambah bapak yang lain
“ Kan yang punya media juga punya kepentingan politik”.
Gleekk….akhirnya nasi yang masih kukunyah di mulut akhirnya dengan mudah tertelan.alhamdulillah.
“ Seandainya gak ada kasus ini PKS pasti sudah bisa dengan mudah masuk 3 besar, banyak orang yang berharap kepada PKS, ini kasus Hambalang dan Century menghilang aja gara-gara kasus ini, kadang saya bosan juga liat berita yang isinya ini terus, kasus Hambalang dan Century kan PKS yang paling keras bersuara.” Celoteh yang lain
“ memang sebaiknya PKS keluar dari koalisi aja ya mbah?. “ tanyaku
“iya keluar aja, tapi berani gak nih PKS menarik menterinya.” Kata Mbah
“ tapi inilah penyakit orang Sulawesi, klo sudah punya duit suka main perempuan”.
“ah gak juga, Anis Matta itu bagus tuh.”
“buktinya si Fathanah itukan orang Sulawesi.”
“terus apa bedanya sama Aceng Fikri yang bukan orang Sulawesi, sama aja itu klo sudah berduit.”
Saya hanya mendengarkan bapak-bapak ini berdebat
“ Di Jawa Barat PKS ini kuat , di Depok kader PKS banyak, apalagi mahasiswa sangat suka sama PKS.” Kata bapak itu, mencoba mengalihkan pembicaraan tentang orang Sulawesi.
“ di Sumatera Barat juga kuat Insyallah pak.” Tambahku tidak mau ketinggalan mempromosikan  ^_^
Alhamdulilah, ternyata masyarakat sudah semakin cerdas melihat berita, tidak serta merta menelan apa pun yang disuguhkan media. Banyak masyarakat yang masih berharap kepada PKS untuk bisa memperbaiki bangsa ini.

2 comments:

  1. Saya bukan PKS, Tapi saya simpatisannya. Saya gak suka politik, tapi saya paham kenapa PKS harus masuk ke ranah ini. PKS sbg partai kader dan dakwah memang akan menuai banyak kontroversi, dan saya berharap PKS tetap istiqamah dgn tujuan dan perjuangannya. Saya mempunyai beberapa teman yang punya pengaruh cukup besar di partai ini, dan sebagian besar dari mereka (kalau saya bilang seluruhnya ntar dikirain saya lebay lagi), mereka orang2 yang hampir selalu menjaga akhlaknya. Itu yang saya kagumi, dan terus terang saya nyaman bergaul dengan mereka. Politik dimata masyarakat memang kotor, tapi tanpa ada yang berani memasukinya dengan tujuan untuk merobah negeri ini kekeadaan yang lebih baik, apa jadinya Indonesia ini. Semoga masyarakat Indonesia lebih cerdas dalam berfikir dan menganalisa suatu masalah.

    ReplyDelete
  2. terimakasih atas apresiasinya mbak, saya juga bukan di struktur PKS, tapi saya sudah lama bergaul dengan orang2 PKS, mengaji dengan mereka.saya rasakan saya bisa menjadi lebih baik. semoga kader2 tetap bisa istiqomah memberikan yang terbaik untuk agama dan negeri ini

    ReplyDelete