Tuesday 30 April 2013

Kurima

Jalan kaki sama mama2 sepulang dari Puskesmas
Sebulan lebih dengan ketidakpastian pesawat yang berangkat ke Distrik Langda akhirnya saya di tempatkan di Puskesmas Kurima, salah satu Distrik dari Kabupaten Yahukimo. beberapa kali mengecek ke AMA dan MAP  dua maskapai penerbangan milik Missionaris, tapi satupun tidak ada jadwal penerbangan yang akan menuju ke Langda. ditanyapun dimana distrik tersebut saya gak tau, sama sekali tidak ada di peta kabupaten Yahukimo yang terpampang di dinding Dinkes. tapi menurut cerita, dari kami berdelapan dokter yang akan diberangkatkan ke pos, distrik saya lah yang paling jauh. tak ada tenaga medis kecuali kepala puskesmas dan beberapa kader disana. bolak-balik melihat jadwal keberangkatan ke bandara tapi tetap belum juga ada yang berangkat karena alasan cuaca yang tidak bagus.
akhirnya saya di tempatkan di Distrik Kurima, salah satu distrik yang paling dekat ke Wamena. lupakan sudah distrik Langda itu dimana. jarak antara Kurima dan Wamena sekitar perjalanan 1 jam lebih. awalnya dari Wamena kita naek angkutan umum kurang lebih 1/2 jam kemudian sampai di dekat sungai Yetni, terus selanjutnya kita berjalan kaki sekitar 2 Km menuju sungai Yetni, melewati beberapa anak sungai, lumpur yang kadang sangat dalam, kemudian selanjutnya melewati sungai yang beraliran deras, syukur-syukur jembatan kayunya masih ada, klo jembatannya sudah hanyut ya terpaksa kita harus nyebrang sungai dengan bantuan warga setempat. tak jarang warga hanyut terbawa arus sungai Yetni ini ketika nyebrang. ini adaah jalan satu-satunya warga menuju ke Wamena untuk membawa hasil pertanian berupa sayur, buah dan hewan ternak, serta untuk membeli kebutuhan hidup ke Wamena. tapi entah kenapa sampai saya setahun disini tak ada sama sekali tanda-tanda untuk dibuat jembatan. bahkan 2 Mentri hari itu sudah datang kesini, pak Dahlan iskan dan satu lagi saya lupa siapa Mentrinya. belum cukup adegan menyebreang sungai Yetni kita harus naek ojek lagi sekitar 3 Km baru sampai ke Puskesmas.inilah kondisi disitrik yang terdekat dari Kota Wamena.
terlepas dari buruknya akses jalan menuju ke sana, Kurima ini memiliki alam yang sangat bagus. rangkaian bebukitan hijau yang menyejukkan mata, angin sejuk sepanjang hari tapi terkadang kalau sudah sore angin cukup kencang, makanya terkenal sekali istilah angin Kurima. kebun-kebun masyarakat yang dipenuhi sayur-sayuran, masyarakat yang ramah. selain itu di Kurima juga ada air terjun meski tidak terlalu tinggi. jika kita mendaki sedikit bebukitannya mata kita akan disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa. inilah yang membuat berat meninggalkan Kurima ketika masa bakti saya sudah selesai. berat rasanya melangkah untuk meninggalkan Kurima. terimakasih atas keramahan masyarakat, terimakasih kepada Suster Ani yang dengan sabar mengajari Bahasa Suku Hubla, Pak Zet kepala Puskesmas, Pak Leo yang mengantarkan Pisang sebaskom Gede :-), janji pak Leo klo sayurnya panen ngundang saya lo dan ngajarin masyarakat buat bercocok tanam, Pak Silas yang sudah saya anggap orang tua sendiri, Suster Martina, Suster Henike, Suter Ros,Pak Yulianus yang selalu menemani di Puskesmas dan semua petugas Puskemas Kurima saya ucapkan banyak terimakasih. ^-^
Sungai Yang harus diseberangi menuju Wamena












Menyebrang di Sungai Yetni

          
Lumpur yang harus di lewati Warga ketika mau ke Wamena



































Depan Puskesmas Kurima,kader lagi motong rumput


Buah Merah, hasil pertanian masyarakat yang dijadikan obat




Bersama Alvius di Jembatan yang menghubungkan Dstrik Kurima dengan Distrik Mugi


Rumah Penduduk di Kurima

Indahnya alam Kurima








No comments:

Post a Comment