Terkadang memang susah untuk membangun rasa Optimis, apalagi kondisi kita berada paling bawah, keberuntungan seakan tak berpihak dengan kita, kondisi tertindas, jadilah kata-kata kita bernada pesimis. Ini tak mungkin, yang itu apalagi. Pesimis merupakan sikap keterkungkungan yang kita buat sendiri, kita membelenggu diri kita sendiri dengan rantai ketidak percayaan. Semakin kita pesimis terhadap sesuatu hal, maka yakinlah semakin jauh kita akan mencapai sebuah kesuksesan.
Masih ingatkah kita ketika para sahabat menyaksikan saat Rasulullah menggali parit sebelum perang Khandak terjadi, ketika Rasulullah memukul batu keluarlah percikan cahaya …” Allohu Akbar, aku akan menerima kunci Negeri Syam. Demi Allah aku melihat bagaimana Istana-Istana Syam yang merah saat ini. “
Mendengar ucapan tersebut Yahudi dan orang-orang munafik mulai mencibir Rasulullah, bagaimana mungkin Islam bisa menguasai syam disini sendiri mereka kelaparan dan akan segera dihabisi oleh Quraisy.
Rasulullah kembali memukul batu tersebut kemudian keluar lagi percikan…” allohu Akbar, Aku akan menerima kunci Persia. Demi Allah aku melihat Istana mereka yang putih sekarang.”
Kembali orang-orang munafik mencibir Rasulullah, “ Muhammad semakin gila, bagaimana mungkin Persia yang begitu kuat mampu dikuasai oleh ummat Islam, bahkan sekarang saja untuk makan mereka kesusahan, musuh mereka mengepung dimana-mana.”
Rasulullah memukul batu itu lagi hingga batu tersebut pecah. “ Allahu Akbar, aku akan menerima kunci Yaman. Demi Allah aku melihat pintu-pintu Shan’a dari tempatku sekarang.”
Meski kata-kata Rasulullah tersebut terdengar konyol di telinga Yahudi dan orang-orang Munafik, ternyata sikap Rasulullah tersebut terjadi setelah beberapa ratus tahun kemudian setelah kata-kata itu beliau ucapkan. Sebuah kata-kata optimis yang menumbuhkan semangat pada diri kaum Muslimin saat itu.
Yakinlah, bahwa rasa pesimis merupakan ketakutan yang berlebihan terhadap suatu kondisi yang tidak kita inginkan, ketakutan kita akan sebuah kegagalan dan itu menunjukkan kurangnya keimanan kita, mulai hilangnya kepercayaan kita bahwa Allah itu ada untuk menolong dan menjaga kita.
Robert sigler menguraikan 10 sikap yang mampu mengikis sikap pesimis dari dalam diri kita
1. Berusaha
Sikap pesimis bukanlah merupakan sikap genetic yang tidak bisa dilepaskan dari diri seseorang. Jika ada kemauan kita untuk terlepas dari sebuah masalah , maka insyaallah kita akan mendapatkan kebebasan itu sendiri.
2. Belajar
Tidak mungkin juga ketika kita menginginkan sesuatu, bercita-cita setinggi langit namun kita tidak ada usaha, kita tidak belajar. Tentukanlah target apa yang akan kita raih dan rinci apa saja jalan yang akan kita tempuh untuk menggapai target tersebut.
3. Berubah
Berubahlah untuk sebuah kebaikan, jangan terlena dan merasa puas pada kondisi yang sudah kita dapatkan sekarang. Apalagi kita nyaman dengan kondisi kita yang berada pada lingkungan dan sikap yang tidak baik. Berhijrahlah menuju sebuah kesuksesan.
4. Yang tersisa
Cobalah lihat potensi apa yang masih tersisa dalam diri kita. Misalnya kita ingin mengambil spesialisasi dalam dunia kedokteran, namun melihat persaingan saat ini yang kurang sehat kita semakin tak percaya diri, sehingga ada yang menyebutkan PPDS itu adalah Putra Putri dokter spesialis karena memang dilapangan kita temukan mereka memiliki peluang lebih besar untuk diterima dibanding kita yang tidak memiliki vertebrae. Sedangkan dari segi ekonomi pun kita bukanlah terlahir dari keluarga kaya raya. Tapi lihatlah potensi yang masih tersisa dalam diri kita, Allah begitu agungnya menganugrahkan kita sebuah Otak yang , kepintaran yang ada pada diri kita meskinya lebih kita syukuri. Lihat saja, bahkan mungkin dahulu kita tidak pernah membayangkan bisa memakai jas putih ini, sekarang tanpa disadari kita sudah menggapainya. Yakinlah dengan pertolonganNYA selagi niat kita untuk sebuah kebaikan.
5. Positif
Biasakanlah untuk berfikiran positif. Janganlah tenggelam dalam pemikiran-pemikiran negative yang akan semakin menjauhkan kita dari kesuksesan. Cobalah memandang setiap permasalhan dari sisi positifnya. Kita terlahir dari keluarga yang kurag mampu, maka jalan inilah mungkin yang Allah berikan kepada kita agar kita lebih keras lagi untuk bekerja meraih sebuah cita-cita.
6. Tenang dan lapang
Bersikaplah tenang dan lapangkanlah dada kita. Jangan pernah berpikiran untuk mundur meski beberapa kali kita sudah mencoba namun tetap menuai kegagalan. Yakinlah, itu merupakan sebuah keberhasilan yang masih tertunda.
7. Reaktif
Berlatihlah untuk memberikan reaksi positif terhadap setiap permasalahan yang kita hadapi. Yakinlah ujian dalam bentuk apapun bisa saja kita arahkan ke arah yang lebih baik.
8. Kemungkinan
Yakinlah bahwa setiap apapun mungkin kita lakukan, tidak ada hal yang tidak mungkin. Lihat saja bagaimana orang bisa pergi ke Bulan, bisa mengelilingi dunia. Si ini yang bukan siapa-siapa bisa menjadi seorang professor, bisa menjadi sukses.
9. Di Balik Hambatan
“maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS.94;5-6). Bahkan dua kali Allah mengulang perkataan tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan ayat berikutnya “ maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain.” (QS.94;7)
10. Janji
Berjanjilah pada diri sendiri untuk selalu menyuplai energy positif, senantiasa mendekatkan diri kepadaNYA, meminta tolong akan segala permasalahan yang kita hadapi.
Pesimis ini merupakan belenggu yang kita ciptakan sendiri, kebebasan yang kita kekang sendiri dengan sikap ketidakpercayaan kita. Maka untuk itu marilah kita berusaha untuk melepaskannya.
No comments:
Post a Comment