Sunday 24 October 2010

Suara-suara Minoritas

sore itu,selepas ku tunaikan kewajibanku shalat Ashar. saya langsung mencari teman2 dan menunggu Ustad H. Yos Sariadi untuk melihat seorang pasien kurang mampu di kabupaten 50 Kota. lelahku sehabis dinas di rumah sakit bukanlah penghalang untuk memberi sedikit apa yang ku bisa . apakah saya ikhlas? terlalu mudah kalau hanya sekedar bibirku yang berucap, biarlah masalah ikhlas atau tidak hanya saya dan Tuhan yang tahu, kamu tak perlu tahu akan hal yang menjadi sebuah privasi bagiku dan Rabbku.

kami susuri jalan2 kecil menuju sebuah desa di Mungka, kalau orang Minang lebih mengenalnya dengan sebutan Jorong, perjalanan yang cukup jauh hampir 45 menit dengan mobil reot Ustad H. Yos yang nota benenya adalah seorang anggota DPRD kab 50 kota. seringkali jalanan berlobang memperlambat laju mobil tua yang kami tumpangi. setelah perjalanan dengan mobil kemudian kami lanjutkan dengan berjalan kaki menapaki lereng bukit menuju rumah pasien. benar-benar melelahkan....

seorang ibu dengan kepala terikat menderita sakit kepala hebat sudah hampir 3 bulan ini, tak bisa ke rumah sakit dengan alasan biaya yang tidak ada. gurat2 wajahnya yang menahan sakit sungguh jelas terlihat meski senyumnya menyambut kedatangan kami. setelah dilakukan pemeriksaan, dengan gejala yang ada kemungkinan besar ada peningkatan tekanan intrakranial, namun untuk memastikan diagnosisnya harus di bawa ke rumah sakit. lagi-lagi pasien tak bisa mengiyakan anjuran ntuk ke rumah sakit... biar saya yang ngantar nanti dan menanggung biayanya jawab Ustad. alhamdulillah, ternyata masih ada orang yang peduli.

saya akui memang buruknya citra anggota dewan di mata kita sudah tak bisa dipungkiri. jalan2 keluar negeri dengan alasan yang tidak tepat di saat rakyat banyak menderita kemiskinan, belajar etika seakan dinegeri ini tak ada yang bisa mengajarkan etika. menghabiskan uang rakyat untuk kepentingan pribadi. sehingga keprcayaan kita terhadap mereka perlahan mulai habis. tapi, tidak tepat juga kalau kita menghakimi mereka semua sama. semua busuk, semua menghabiskan uang rakyat. di saat yang lain melancong ke luar negeri ternyata masih ada satu dua orang yang melancong dari rumah ke rumah penduduk miskin menanyakan keadaannya, memeriksa kesehatannya. yakinlah suara-suara minoritas itu dengan lantang menyuarakan kepentingan rakyat di gedung DPR sana, suara2 minoritas yang seringkali diacuhkan, suara-suara minoritas yang seringkali dicemooh dengan kata-kata sok suci, sok bersih.
saya tetap yakin harapan itu masih ada untuk negeriku tercinta

No comments:

Post a Comment