Friday, 25 February 2011
Berlaku Adillah....
" Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." QS. Al Maidah: 8.
Kisruh PSSI menjadi sebuah topik yang semakin banyak diperbincangkan. di Kompasiana sendiri sebagai media yang menyediakan tempat buat siapa aja yang ingin menuangkan idenya melalui tulisan juga hari-hari terakhir ini sangat banyak kompasianer yang menulis tentang PSSI, tentang Nurdin Halid. sehingga saya sendiri terkadang merasa jenuh melihat halaman-halaman kompasiana. belum lagi melihat tulisan-tulisan yang kebanyakan comot sana comot sini dari media lain dan tidak mengetahui duduk perkara sebenarnya, dan yang paling tidak saya suka adalah sikap saling serang dan suka menghujat dari warga kompasiana kepada Nurdin Halid. saya bukanlah pendukung NH, bukan juga keponakannya, apalagi mantunya...he he he, saya juga tak kenal beliau dan tak juga berharap untuk berkenalan. saya hanya merasa miris ketika melihat banyak dari kita yang langsung menuangkan ungkapan-ungkapan emosionalnya di situ tanpa mencari tahu terlebih dahulu duduk persoalannya seperti apa.
kita sudah tidak lagi mengindahkan etika ketimuran kita, tidak mengindahkan norma adat dan agama, kita lebih menonjolkan sisi emosional kita yang meluap-luap...seperti tulisan terakhir yang ditulis oleh kompasianer yang berisi surat Putri Nurdin Halid, berisi seakan-akan itu sebuah pembelaan kepada ayahnya, di tengah banyak kompasianer yang menuliskan kebencian kepada NH, tiba-tiba muncul tulisan yang membela NH. tak bisa dielakkan lagi ratusan komentar langsung memenuhi tulisan tersebut dan kebanyakan komentar-komentarnya seperti bkan keluar dari orang-orang yang berpendidikan, cacian, makian, seakan kitalah yang paling benar dari siapapun. beberapa saat kemudian kompasianer yang membuat tulisan tersebut mengatakan kalau tulisan itu bukanlah dari Putrinya NH melainkan permainan imainasinya saja dan hanya sebuah fiksi. apa yang terjadi??? apakah kompasianer yang sudah terlanjur mencaci dan berkomentar yang tak pantas disitu lantas meminta maaf???. memang beginilah kondisi bangsa kita sekarang, masih banyak yang perlu dibenahi, bukan saja pemerintahan, kita sendiri sebagai warga seharusnya dan selayaknya ikut memperbaiki diri dan pola pikir kita.
saya juga masih teringat ketika seorang kompasianer mempostkan tulisan dari detik.com yang memberitakan bahwa Anis Matta mengatakan PKS mengirim 6000 kader untuk membantu revolusi di Mesir. puluhan kompasianer pun tanpa instruksi langsung rame-rame menghujat PKS, menghujat Anis Matta yang tidak tahu diri, mengatakan kader PKS bloon, memang seh di kompasiana berita tentang PKS adalah hal yang sangat sensitif untuk dipublikasikan. coba saja membuat tulisan tentang keburukan PKS di kompasiana, saya jamin komentator bakal berjibun di bawahnya, meski tulisan anda itu kebenarannya 0%, mereka akan menelannya mentah-mentah. padahal beberapa saat kemudian detik.com memperbaiki beritanya kembali dengan mengatakan kalau beberapa kader PKS membantu warga NI di KBRI. dari detik.com juga tidak ada permintaan maaf secara tertulis untuk Anis Matta begitu juga para kompasianer yang mempostkan tulisan tersebut dan ikut mengomentari.berlalu begitu saja.
bagaimana mungkin bangsa kita bisa maju, bagaimana mungkin bangsa kita bisa berubah kalau mental kita sendiri masih seperti ini, masih berpola pikir destruktif. benar memang kata seseorang "Dua orang yg sudah merusak negri ini yaitu pemikir yang tidak pernah berkerja dan pekerja yang tidak berpikir sama sekali." semoga kita bukan slah satu diantaranya.
cukuplah sudah banyak Media di negara kita yang seringkali menyebarkan berita bohong, cukuplah media kita menayangkan film2 yang tak mendidik, cukuplah media kita yang sering membuka aib orang lain, janganlah kita menjadi salah satu bagian jamaah media itu dan berpatisaipasi melakukan kebohongan.
Labels:
jendela hati
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment