Saturday 26 February 2011

Biarkan Aku Mengikhlaskan


Ku coba menyusuri waktu
menatap jauh ke depan
betapa aku ingin berlari tanpa berhenti meski sejenak
biar semua ini bisa ku lupakan
namun, mengapa seringkali aku ingin menoleh ke belakang???


ku akui betapa aku takkan sanggup
menghapus jejakmu yang pernah terukir disini
rasa ini, bukanlah sebuah dusta
hanya ingin belajar mengikhlaskan
tapi, mengapa begitu sulit?

Pernah ada masa aku mengagumi
rasa itu ku simpan jauh di tempat terindah
dan ku tunggu waktu yang tepat buat menyampaikan
namun, ternyata hanya sekedar itu saja
kesempatan itu belum ada untukku
ya...sudahlah
biarkan aku belajar mengikhlaskan


berulang kali aku membaca kisah ini
betapa aku ingin belajar ikhlas
" Saya adalah Abu Darda dan ini saudara saya Salman,
Allah telah memuliakannya dengan Islam dan ia telah memuliakan Islam dengan Amal dan Jihadnya.
maksud saya ke sini ingin mempersunting Putri anda untuk saudara saya Salman.
perlahan terdengar balasan dari belakang tabir itu
"maafkan kami atas keterusterangan ini" jawab suara lembut itu
"dengan mengharap ridho Allah putri kami menolak pinangan Salman, namun jika Abu Darda memiliki urusan yang sama putri kami menerimanya."


keterusterangan yang mengejutkan
Sang Puteri lebih tertarik kepada sang pengantar daripada yang melamar
gejolak itu mungkin saling berebut di hatimu
antara rasa malu atas penolakan dengan bisikkan kesadaran bahwa ia belum memiliki hak untuk seseorang yang ia cintai
" Allohu Akbar, semua mahar dan nafkah ini kuserahkan kepada Abu Darda dan aku menjadi saksi kalian." pekikmu memecah sunyi itu.
memang benar kata mereka
sesungguhnya hakikat Cinta itu melepaskan
makin sejati ia, maka semakin tulus merelakan
seperti apakah Rasulullah mendidik kalian?
aku sangat iri denganmu yang bisa belajar ikhlas
meski tak kau pungkiri cinta itu pernah ada
hanya saja belum ada hak mu akan dirinya


ku baca kembali kisah ini berulangkali
mengagumi sosok sejantan Salman
Sahabat setulus Abu Darda
dan Sejujur Shabiyah
namun, masih begitu sulit untukku
memungkiri bahwa engkau pernah ku kagumi




Payakumbuh, 26 Februari 2011


2 comments: