Friday 9 April 2010

berlaku lembutlah


Kembali hujan di luar menguyur bumi payakumbuh, sudah beberapa minggu rasanya negeri gonjong limo ini selalu diguyur hujan. Ntah memang sperti ini iklim disini nggak tau juga, karena saya juga baru sekitar sebulan di sini…..berharap IGD jangan ramai, doa yang tanpa sengaja selalu terbersit di hati. Cukuplah pasien KLL, 2 pasien Vulnus Punktum , 1pasien Ulkus DM, dan satu pasien dekom yang sempat membuatku tadi kalang kabut. Hujan diluar semoga menghalangi niat pasien untuk berobat mala mini. Beberapa jam doaku masih terkabul, bisa sedikit santai. Ngobrol bareng perawat IGD, sesekali buka FB lewat HP, dan saat semangat merasuk tanganku berusaha membolak balik buku di depanku demi mendapat setitik ilmu.
Hujan di luar makin menggila, syukurlah tidak ada petir atau Guntur, Cuma dinginnya begitu terasa menyusuri ruang IGD ini, mencoba menembus jas dokter yang ku pakai. Tiba-tiba seorang pasien anak laki-laki umur 10 tahun datang diantar kedua orang tuanya ke IGD dengan sesak yang sangat menjadi, seorang anak perempuan yang kelihatannya lebih tua mengikut dibelakang ibunya sambil memegang ujung baju sang ibu, terlihat sedikit mengantuk, mungkin tadi dirumah dengan terpaksa dibangunkan untuk ikut mengantar sang adik yang begitu susah untuk hanya sekedar bernafas. Sambil ku periksa pasiennya perawat tanpa instruksi sudah memasang oksigen, jujur aku sangat menghargai perawat2 ini banyak aku belajar dari mereka yang sudah bekerja begitu lama di rumah sakit ini, dari segi teori mungkin kita sebagai dokter bisa sedikit berbangga , tapi jujur dari segi tindakan mereka lebih cekatan disbanding kita yang baru beberapa kali dinas di IGD.
“ uni, tolong nebu dengan kombiven….”….
Suara wheezengnya begitu jelas, kemungkinan sesaknya ini nggak bakalan hilang dengan sekali nebu. Anak dengan berat 15 kg ini terus berjuang untuk memenuhi ruang di paru-parunya dengan oksigen, begitu sulitnya untuk menyambung harapan hidup, padahal hanya sedikit saja nikmatNYA yang Ia ambil, tapi kita yang dalam kondisi sehat seringkali tidak mensyukuri nikmat berlimpah yang kita peroleh. Tanpa bayar sesen pun oksigen bisa bebas kita dapatkan, tanpa susah payah, kita diberikan paru-paru yang masih bagus, tanpa kelainan bawaan, tanpa penyakit genetic atau tanpa infeksi……memang klu dipikir-pikir disaat merenung seperti ini kita tak lain hanya manusia pongah yang tak tahu terimakasih. Sedikit sekali kita bersyukur.
Anak ini menolak saat di pasang alat nebu, saya berusaha membujuknya. Wajar anak kecil tak mengerti apa yang akan dilakukan padanya. Segala jurus rayuan dilakukan belum juga mau…tiba-tiba sang ayah dating dengan wajah menyeramkan sambil memarahi anaknya agar mau memasang alat tersebut. Beberapa kali dibentaknya, dipasangkannya secara paksa. Bukannya sesak sang anak berkurang malah anaknya meraung raung menangis yang menyebabkan sesaknya semaki parah. Suara menciutnya semakin jelas…. Ya Allah , kesal kali saya melihat makhluk ini, masa bapak ini nggak punya sedikitpun kelembutan. Pengen rasanya saya suruh dia keluar dari IGD ini.
“ udah pak, jangan dipaksa…sesaknya makin bertambah tu pak…..ntar lagi kita bujuk…”
Saya tinggalkan keluarga pasien ini dengan rasa kesal yang memuncak di ubun-ubunku, aku duduk kembali di triase sambil mengamati tingkah pongah sang bapak yang mirip preman pasar, kenapa begitu susah untuk tidak memakai kekerasan. Tak pernah saya diperlakukan orang tua saya seperti ini, bahkan ayah saya sendiri yang memiliki watak keras tak pernah membentak saya. Tak pernah sekalipun seumur hidup saya dipukulnya pake tangan atau apapun, jadi melihat hal-hal seperti ini saya sangat sensitive sekali, anak-anak yang seharusnya diperlakukan dengan kelembutan tak ada alas an sedikit pun untuk kita mengkasarinya, membentaknya, dia ibarat selembar kertas putih yang seharusnya kita olah dengan tulisan tulisan kasih sayang……
Harapan saya agar bapaknya keluar dulu, alhamdulillah terkabul. Saya kembali ke dekat tempat tidur pasien. Saya mencoba membujuk kembali. Alhmadulillah pasien mau memasangkan alatnya…..
Jam di dinding IGD hampir menunjukkan pukul 12 malam, semakin sepi hanya gemericik hujan di luar yang menyemarakkan seakan terus bertasbih memuji Tuhannya yang begitu Agung. Pasien – pasien dibangsal sebagian sudah terlelap dalam mimpi-mimpi indah dan harapan untuk kesembuhannya diesok hari…sebagian masih berjuang hidup dengan bantuan alat-alat yang terpasang di ICU. Tak ada yang gawat di ruangan semuanya Alhamdulilah aman…..
Sudah 2 kali nebu, tak ada perbaikan hanya sesaknya sedikit berkurang, suara whezengnya masih begitu jelas . akhirnya pasien di kirim ke ruangan untuk di rawat, pasang infuse drip aminofilin…
Semoga kau lepas diberikan kesembuhan nak………..

No comments:

Post a Comment