Friday 9 April 2010

perempuan itu...mereka sering disiakan


Perempuan itu hanya terbaring lemah, dikelilingi keluarganya yang saling tuding untuk merawatnya. Tak ada yang mau bertanggungjawab untuk mengatakan siap menerima keputusan saya bahwa sang istri harus dirawat. Saya tinggalkan perlahan tempat tidur pasien ku ini dengan perasaan sangat kasihan melihatnya. Bayangkan orang-orang yang selama ini sangat kita sayangi sedang berbantah bantahan hanya untuk mengambil keputusan dirawat apa nggaknya kita. Begitu tidak berharga nyakah seorang istri saat tergeletak tak berdaya saat menderita sakit . bukan sekali kita akan menemui hal semacam ini di IGD rumah sakit. Apakah di kepala mereka hanya disaat sehat saja istri itu untuk dicintai, atau hanya sebagai seorang pembantu, tukang masak, pengasuh anak yang kapan saja bisa diberhentikan , atau kasarnya hanya sekedar untuk pemuas nafsu seks yang dengan murah meriah bisa dibeli kapan saja dan disaat bosan dicampakkan?. Mengerikan …….
Wajah pucat itu meringis menahan sakit, darah dari kemaluannya masih terus mengalir. Abortus di hamilnya yang kedua ini begitu membuat seorang ibu muda menderita, umurnya baru 24 tahun, namun sudah dihadapkan dengan masalah yang seharusnya tidak ia terima. Lama belum juga ada keputusan, sekali lagi saya menemui suaminya untuk minta izin biar dipasang infuse, tekanan darahnya sudah 90/60, wajahnya begitu pucat mungkin karena sudah kehabisan banyak darah. Jawaban yang sangat memuakkan saya dapatkan. “ Tanya aja kakaknya dok”..
Lho…yang kepala keluarga disini sebenarnya siapa pikirku….aku berbalik menanyakan kakaknya…
Jawaban yang tidak memuaskan juga….” Tanya aja suaminya dok “….emangnya saya bola dioper sana sini.
“pak, klu istrinya mau dirawat temui saya di sana” sambil menuju triase. Tato disekujur tubuh suaminya tak sedikitpun menggambarkan ia seorang jantan, bahkan tak lebih rendah dari seorang banci di mata saya, wajah sangarnya yang semakin bingung maunya dikasih bedak, dikasih make up kemudian dijual ke luar negeri, atau digratiskan saja atau dibuang saja kelaut biar dimakan hiu, ntah ada hiu yang mau makan makhluk tak punya nurani seperti ini saya nggak tau….
Trus klu nggak mau diobat, ngapain dibawa ke sini. Biarkan saja di rumah mati terkujur kaku kehabisan darah…..emosi saya melihat makhluk-makhluk seperti ini.
Seringkali nurani ini kita bunuh, atau ntah kita kubur dimana. Kita mencintai seseorang hanya sebatas fisiknya, sehatnya,hartanya….saat salah satunya dicabut, cinta pun menguap satu persatu ……

IGD RSUD ADNAAN WD PAYAKUMBUH,
8 APRIL 2010

2 comments:

  1. assalamualaikumm...
    blog walking...

    great note...
    like this...

    Keep writing bang Muk ^^

    ReplyDelete
  2. jzklh aini...
    semngat juga buat aini....
    buat diri jd bermamfaat

    ReplyDelete