Sunday, 29 August 2010

"catatan Harian Calon Dokter"


Dah pernah baca buku “ catatan harian calon dokter” ? buku itu baru aja di terbitkan teman-teman kita dari fuldfk alias forum ukhuwah lembaga dakwah fakultas kedoktran se

indonesia
. klo belum pernah sepertinya anda perlu deh membelinya ( promosi nih ye!!!), klo gak, coba pinjam ama yang udah punya buku itu, insyaallah gak bakalan nyesel bacanya. Sedikit banyaknya dengan baca buku itu kita bisa melihat perjuangan teman-teman kita di kedokteran, karena sangat jarang sekali kita temukan buku yang mencoba mengulas tentang dunia para dokter itu. Buku ini mencoba mengangkatkan kisah-kisah menarik dari keseharian mahasiswa kedokteran. Mulai dari masa-masa spmb, ospek, perkuliahan, masa –masa coas, jadi sedikit banyaknya kita bisa melihat suka duka mereka di

sana
. Karena buku ini hasil karya dari beberapa mahasiswa kedokteran jadi tiap episode gaya peulisannya jelas beda, namun yang paling menarik buat saya pribadi ada tiga episode menarik di buku ini yaitu tulisan di episode 10 karya Ummu Habibah dengan judul “aku tak akan lupa kisah di pondok cina”, kemudian episode 11 karya Hidayanto Perdana dengan judul “pasien istimewa” , yang ketiga adalah episode 14 karya Yulita Ariana dengan judul “Hati… sudah siapkah aku? ( he..he.. itu persi pribadi lho..bisa saja tiap pembaca beda cara menilainya ). Ketiga karya ini mampu memunculkan emosi saya ketika membacanya. Kelihaian sang penulislah dalam merangkai tiap kata sehingga memunculkan kisah ini menjadi lebih menarik.

Episode 10. Mahasiswi fkui angkatan 2003 ini mencoba mengangkatkan kisahnya dengan setting tempat di stasiun kereta api pondok cina depok. Dengan

gaya
menulisnya di awal cerita ia mencoba membawa pembaca bagaimana sebenarnya perasaannya setelah jadi mahasiswi kedokteran. Rasa penyesalan, kecemasan, lelah sebagai mahasiswa kedokteran menjadikan pembaca tak berhenti hanya sampai di situ, teknik menulis yang cukup bagus untuk membuat orang yang membaca tidak jenuh apalagi sempat berhenti di awal cerita. Tapi sebenarnya bukan ini yang menjadi inti kisah di sini, ini hanya sekedar trik untuk membuat pembaca penasaran dengan kisah selanjutnya. Kalau kita sudah sampai di inti cerita yang ingin di sampaikan penulis kita akan semakin terbawa emosi. Penulis menceritakan kisahnya tentang pertemuannya dengan dua remaja kakak beradik dimana di kisah itu sang kakak mendapat luka dibagian kaki akibat keserempet sehingga tulang-tulang di sekitar itu kelihatan jelas. Perang batin sang penulis antara menolong atau tidak, ketegangan saat mencari kotak obat di tempat petugas loket yang ternyata kosong, pengetahuan dan pengalaman medis yang masih minim sebagai mahasiswa preklinik, memutuskan untuk membawa ke klinik tanpa ada yang bertanggung jawab mengenai masalah biaya pengobatan , dengan kondisi seperti itu kita bisa melihat dan merasakan seperti apa ketegangan yang dialami sang penulis sendiri. Sebagai kisah nyata saya pribadi sangat bangga luar biasa kepada sang penulis, ternyata manusia-manusia langit itu ada di bumi. Sebuah pengorbanan yang luar biasa. Saat membaca tulisan ini pikiran saya langsung teringat dengan kisah yang hampir mirip, namun ini terjadinya bukan di pondok cina tetapi di negeri gonjong limo alias

padang

kota
tercinta( baca : manusia-manusia langit/ www.nasution09.multiply.com).

Episode 11. Pasien Istimewa

Di episode ini sang penulis mencoba membawa kita ke dunia yang lebih jauh , masuk ke dunia klinik. Tepatnya di bagian Obgyn. Dah kebayangkan ceritanya apa ? klo di obgyn ya , cerita melahirkan dong. Hii…hii sereeemmm. Mahasiswa fk UGM ini benar-benar seperti membawaku ada di tempat kejadian. Seakan aku melihat sang ibu muda yang menjerit-jerit dan menoleh ke sebelahnya lagi nyata ku lihat seorang ibu dalam kondisi preeklamsia . situasi yang menegangkan karena ditambah kebingungan dari penulis sebagai mahasiswa Coas yang baru masuk dunia klinik.

Episode 14. Hati….sudah siapkah aku?

Kalau penilaianku nggak meleset ,sepertinya karya ini bukan dari kisah nyata penulis( jadi tulisan di sampul bukunya ada bohongnya donk “kisah-kisah nyata”). Mudah-mudahan aja aku salah. Tapi jujur biar pun sendainya ini bukan dari kisah nyata tulisan mahasiswa universitas diponegoro ini cukup bagus. Suasana hening, sepi, gundah , sedih tergambarkan dengan baik. Klo ini benar-benar dari kisah nyatanya selamat aja buat mbak Yulita Ariana dengan kain biru corak bunganya ‘n keep istiqomah!

Jadi , buat kamu-kamu yang belum punya buku ini buruan beli, ntar keburu habis…

Buat fuldfk saya punya usul, sebenarnya di awal melihat buku ini saya sangat surprise banget, saya berfikiran buku ini bakalan memperlihatkan lebih jauh seperti apa seh kedokteran itu,terlebih dunia klinik yang katanya serem, system feodalisme yang masih mengakar kuat,kerja rodi plus romusa, benturan-benturan ADK sesampainya di Coas, masalah jilbab yang katanya sumber infeksi. Sebenarnya saya berharap itu yang dimunculkan ,apalagi karena saya sendiri belum Coas,

kan
jadi penasaran . jadi usulnya kalau ada rencana buat buku yang kedua klo bisa isinya mengarah ke masalah itu dan lebih selektif lagi untuk naskah yang masuk agar kualitasnya lebih bagus , satu lagi humasnya lebih giat lagi ya untuk menyampaikan informasi sekitar fuldfk ( he..he usulnya ternyata banyak juga ). Tapi, yang jelas buat seluruh pengrus fuldfk selamat ya atas karyanya ini. Selamat berkarya untuk hari ke depan. ( almandily)

Maaf klo ada yang salah atas tulisan ini…..



Padang, 29 juni 2006

No comments:

Post a Comment