Sunday 29 August 2010

Selamat Tinggal Dunia Kampus......




Satu fase kehidupan lagi ku lalui. Seraya Ku tatap puncak mushalla kampus ini, Asy-syifa, betapa aku akan merindukanmu.....hari-hari yang begitu indah pernah ku ukir dalam fase hidupku bersamamu serta bersama orang-orang yang tak akan pernah hilang dari hatiku. Satu persatu ku tatap kenanganku. Ya...begitu indah . Putaran waktu begitu cepat. Rasanya baju putih celana merah itu baru saja ku lepas dari tubuhku, meninggalkan masa-masa bermain bersama teman-teman kecilku. Begitu polos, wajah-wajah tanpa dosa, belum ada beban tanggung jawab.ku tatap jauh saat hari pertama kaki ini di bangku eSDe, Hari-hari yang penuh dengan dunia bermain, di sekolah jam istirahat adalah jam bermain, bahkan jam belajarpun lebih sering untuk bermain, semuanya tanpa beban, aku belum mengerti masa depan apa yang menanti di depanku.masa itupun ku lalui dengan penuh kebahagiaan. Kutanggalkan masa bermainku untuk memakai baju putih biru anak eSeMPe. Mulai pencarian jati diri,mencari posisi nyaman. Sebuah benjolan kecil alias jerawat mulai muncul di wajahku. Wajah tanpa dosa mulai terwarnai.teman-teman bukan lagi sekedar teman untuk bermain, ikatan sebuah persahabatan mulai terasa. Membuat genk2 kecil untuk mencoba mencari perhatian dari dunia sekitar, mencoba untuk kelihatan lebih dari orang lain. Persaingan di dunia akademik mulai terasa ,mencoba untuk terus mempertahankan posisi teratas disinggasana juara umum. Mencoba untuk menghilangkan pendapat mengenai juara kelas itu adalah kutu buku, pustaka, aku pun memberanikan diri untuk terjun ke dunia OSIS, 2 tahun posisiku disana sebagai ketua umum hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekolahku. Selain itu akupun menyibukkan diri dengan Pramuka. Ah....ternyata itupun berlalu, kebahagiaan tiga tahun disana ibarat hanya sehari. Ku langkahkan kaki memasuki dunia eSeMU, celana panjang abu-abu sudah menggantikan celana pendek eSeMPe dulu. 180 derajat duniaku berubah, sebagian anak seusiaku mungkin menganggap duniaku aneh bahkan mungkin keluargaku, tak ada lagi celana pendek diatas lutut bahkan untuk memperlihatkan itu aku sangat malu, kutangkupkan kedua tanganku di depan dada saat bersalaman dengan makhluk tuhan bernama cewek bahkan saat mereka menyentuhku aku sangat-sangat ketakutan, wajah memerah dan perasaan bersalah. kalau sebagian orang menganggap itu sebuah bentuk penghinaan terhadap cewek,pendapatku itu adalah sebuah cara penghormatan dan pemuliaan terhadap kesucian makhluk Tuhan yang satu itu. Di dalam tasku, engkau akan selalu menemukan AlQur’an kecil. Masih ku ingat, AlQur’an kecil pertamaku adalah pemberian seorang sahabatku di Rohis, tapi sampai akhirku di eSeMU sama sekali aku tak pernah bergabung dengan Rohis. Ternyata itu juga dunia terindahku, saat orang lain menganggap itu dunia keterkungkungan, aku bahkan menikmatinya. Hanya saja mungkin engkau belum mencobanya.tapi, itupun ternyata begitu singkat. Aku mulai memasuki dunia kampus, gerbang fakultas kedokteran unand menyambutku begitu ramah. Dunia yang sangat berbeda. Bebas memilih untuk menjadi pribadi seperti apa, semuanya ada. Tapi, aku sudah memiliki sebuah prinsip hidup, aku merasa nyaman dengan posisiku. Itu juga rasanya baru kemarin, semuanya telah menjadi sebuah catatan perjalanan hidupku.hari-hari yang begitu singkat, cepat hingga tanpa terasa telah mengantarkanku menuju gerbang dunia klinik, dunia rumah sakit. Dunia yang masih penuh tanda tanya

Sekali lagi ku pandangi mushalla Asy-syifa di sudut kampusku. Satu fase kehidupan telah kita lalui bersama, “semoga aku bisa bertahan, aku ingin tetap jadi diriku “lirihku...................................


Padang,7 Juni 2008

No comments:

Post a Comment