Thursday 5 August 2010

dinas IGD malam terakhir

Dinas malam ini belum sedikit pun bisa tidur, pasien silih berganti masuk iGD mulai dari yang parah sampai yang hanya sekedar psikosomatis gara-gara diputusin pacar , anak SMA kelas 1 yang begitu malang, cowok lagi tuh bikin malu kaum adam aja. Setelah sesaknya mereda atas permintaan ibunya, saya pun menasehatinya sampe puas.
Jam di dinding IGD sudah menunjukkan 02.30 WIB, mataku mulai memaksa untuk istirahat, tapi memang Tuhan belum mengizinkan, satu pasien masuk lagi. Sekarang pasien bayi umur 40 hari masuk dengan dehidrasi berat, muntah mencret sudah dua hari kata ibunya, namun setelah beberapa kali dianamnesa lagi ternyata diare anaknya sudah 4 hari lebih, sudah dibawa berobat ke dokter karena tidak ada perbaikan akhirnya keluarganya membawa berobat ke dukun, keluarlah diagnosis dukunnya mencret ec. Palasik, pengobatan dengan semburan air dan asap kemenyan buat ngusir syetan katanya.
Sekarang kondisi bayinya sudah sangat buruk, mata dan ubun-ubunnya sangat cekung, nadinya tak teraba lagi, turgornya kembali sangat lambat. Suaranya sudah tak dengar, hanya sesekali rintihan kecil yang tertahan. Beberapa kali dipasang infuse namun tidak berhasil karena rapuhnya pembuluh darah, dipasang IGFD , pas dimasukkan cairan anaknya muntah lagi, yang keluar malah roti..astagfillah
“ bu…kok anaknya dikasih roti???”
“tapi dia mau kok pak”
“masa anak umur 40 hari dikasih roti?
“eng..ing eng….”
….mulai bingung menyerang, di konsul ke spesialis anak via telp, ya…sarannya juga Cuma rehidrasi doank….emang sih pasien seperti itu mau diapain lagi coba klu gak focus ke rehidrasinya…..aksigen yang terpasang sudah tak mampu lagi memasok oksigen ke paru-parunya yang mungil, pupilnya mulai melebar, tak terdengar lagi rintihan dari mulut kecilnya. Infuse belum juga terpasang. Mau ngasih penjelasan ke orang tuanya tentang kondisi anaknya …eh…malah ibu bapaknya tidur nyenyak di depan IGD, hanya neneknya yang setia menemani cucu kecilnya….
Akhirnya jam 04.50 sang anak pun pergi bertemu dengan Rabbnya, bayi tanpa dosa

No comments:

Post a Comment