Sunday 29 August 2010

PKS Tanggap Bencana. Salahkah???


Dalam sebuah diskusi kelompok tutorial yang terdiri dari sepuluh orang mahasiswa dan seorang dosen pembimbing, hari itu kami mendiskusikan masalah manajemen bencana dan tanggap darurat terpadu. Topic yang sangat menarik untuk dibicarakan,selain ini adalah kompetensi seorang dokter umum juga daerah sumatera barat merupakan daerah rawan bencana. Sumatera barat yang dilalui oleh pertemuan lempeng menjadikan daerah ini seringkali dilanda gempa, 3 gunung merapi aktif juga menjadi ancaman serius sewaktu-waktu terjadinya letusan yaitu gunung merapi, gunung talang dan gunung tandikek, sedangkan banjir dan tanah longsor sendiri rasanya sudah jadi langganan daerah ini karena letak geografis sumatera barat yang dilalui rangkaian pegunungan bukit barisan. Sebenarnya dari awal diskusi ini tidak ada yang janggal, tapi yang membuat saya berpikir adalah ketika sang dosen mengatakan di akhir diskusi . “sayang sekali, terkadang sering kali bencana dimamfaatkan beberapa partai politik untuk promosi partai seperti PKS, Demokrat……”. Memang sih disetiap ada bencana di Sumbar baik itu bencana kecil apalagi bencana besar yang namanya Partai Keadilan Sejahtera tak pernah absent, beberapa saat setelah bencana anda akan melihat beberapa posko PKS akan berdiri bahkan sebelum pemerintah bertindak,PKS dengan cepat menurunkan relawan ke daerah bencana. Koordinasi dari partai ini sangat bagus sehingga dalam waktu singkat bantuan akan mengalir dan tersalurkan kepada para korban. Pandu keadilan yang dimiliki partai ini dengan cepat membantu para korban , membersihkan puing-puing rumah dan bahkan mereka dengan semangat membantu mendirikan tenda buat pengungsi. Sebagai contoh waktu gempa beberapa waktu yang lalu melanda sumbar tepatnya di daerah Lunang Silaut, ketika beberapa tim medis dan bantuan dari pemerintah serta organisasi lain menyerah untuk memasuki daerah-daerah yang terisolir. PKS dengan berbagai upaya mengusahakan untuk mencapai daerah tersebut. Beberapa minggu bahkan berbulan pasca bencana di saat bantuan sudah tidak datang lagi disaat posko2 yang didirikan oleh berbagai organisasi dan LSM sudah lengang bahkan sudah dibongkar dengan setia relawan dari Partai Keadilan Sejahtera tetap menyalurkan bantuan dan membantu kembali masyarakat untuk membangun rumah. Meski mungkin media selalu menutup mata dengan ini, meski mungkin seringkali Media tidak berlaku adil untuk sekedar meliput namun dengan segala keikhlasan relawan tetap semangat membantu korban bencana. Bahkan disaat tak ada bencana Partai Keadilan Sejahtera selalu melakukan aksi-aksi social untuk masyarakat ekonomi lemah. Jadi, yang menjadi pertanyaan saya , apakah ini salah? Apakah yang diperbuat partai ini telah melanggar ketentuan yang berlaku?. Memang Negara kita ini aneh, disaat tak ada yang membantu kita mengeluh “kok bantuan gak datang?” dan di saat bantuan pun datang dan ada yang dengan ikhlas membangun bangsa ini pun kita berpikiran sama dan menganggapnya telah melakukan kesalahan. Saat korupsi menghancurkan sendi-sendi ekonomi bangsa ini kita dengan lantang menghujat para koruptor, tapi ketika kita juga dihadapkan dengan orang-orang yang tidak mau menerima uang suap dan korupsi kita juga mengatakan mereka orang aneh “ hari gene gak mau korupsi?????”. Dibilang sok sucilah, dibilang anehlah, dibilang mau menghancurkan NKRIlah dan berbagai fitnah bertebaran.

Di rumah sakit sendiri ketika ada seorang perempuan yang menjalankan kewajiban dengan menutup aurat memakai jilbab yang menutup hingga dada, banyak dari dosen yang nota bene berpendidikan tinggi sering mengeluarkan kata2 yang menyindir. Dibilang jilbab sumber infeksilah, dibilang orang-orang sok sucilah yang lebih mengutamakan solat dhuha ketimbang pasien padahal pernyataan tersebut tidak beralasan. Apakah karena kebencian terhadap suatu kaum menjadikan kita tidak berlaku adil?. Dan yang lebih ironis dengan kondisi rumah sakit yang tidak mendukung banyak yang dahulunya aktif sewaktu dikampus menjadi lemah, banyak akhwat yang dahulunya berjilbab rapi sewaktu di kampus saat Coass di rumah sakit jilbab pun mulai menciut seiring dengan nyali yang juga menciut

Memang sepertinya bangsa kita masih sulit untuk menerima sebuah perubahan. Kalau kita mendengarkan semua pendapat orang tentang kita , kita tak akan bisa hidup di dunia ini. Serba salah. Pernah suatu riwayat mengisahkan tentang Luqmanul Hakim dengan anaknya. Saat mereka berjalan dengan seekor keledai melewati sebuah perkampungan penduduk, orang berkata “ anak dan bapaknya sama-sama bodoh, ada keledai nggak ditungangi”, kemudian mereka berlalu dan sang anak disuruh untuk naik ke atas keledai,mereka pun melewati perkampungan berikutnya lantas melihat itu orang berkata “ dasar anak tak tau budi, masa bapaknya yang udah tua di suruh jalan?”. Sang anak pun diturunkan dan Lukmanul hakim naik ke atas keledai, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Tiba diperkampungan berikutnya melihat itu orang-orang mulai bekomentar “ bapak yang nggak punya tau diri, masa anaknya disuruh jalan di enak-enaan di ata tunggangannya?”. Sang anak pun lantas dinaikkan ke atas keledai dan mereka menungganginya bersama, melihat itu di pekampungan berikunya penduduk langsung berkomentar “ memang bapak dan anaknya nggak punya perasaan, masa keledai sekecil itu di tunggangi berdua”….kemudian Lukmanul Hakim berkata kepada anaknya “ Wahai anakku!!! itulah dunia, kalau engkau mengikuti seluruh kemauannya engkau tak akan bisa”.

Jadi, kalau kita memiliki sebuah prinsip yang benar, apapun kata orang ngapain kita takut, kenapa kita harus ragu. Tetap semangat!!! ^_^

(tulisan ini saya tulis saat masih kuliah ,sehabis diskusi tutorial dengan dosen pada tanggal 10 February 2008.....)

2 comments:

  1. Assalamu'alaikum bang Nasution.. saya izin copy link dan copy tulisannya ya.. buat di publish di faceebook dan twitter.. terima kasih

    ReplyDelete